Chapter 37| 🐅

428 46 30
                                    

Dokter kini sudah berada di ruangan Guanlin yang dengan sigap memeriksa nya.

Cukup lama dokter tersebut memeriksa Guanlin, sebab setelah lama ia memejamkan maniknya, pada akhirnya Guanlin membuka maniknya kembali, dan sudah melewati masa kritis nya.

"Lebih baik kau istirahat, dan jangan terlalu banyak pikiran, tubuhmu masih belum sanggup menerimanya," ucap dokter tersebut menasihati Guanlin, dan dapat di dengar oleh seluruh orang yang berada diruangan itu.

Dengan perlahan Guanlin menganggukan kepalanya pelan.

Setelah dirasa dokter tersebut telah cukup untuk memeriksa kondisi pasien, barulah dokter tersebut meminta izin undur diri kepada Guanlin, beserta orang orang yang berada disana.

"Kau sudah dengar kata dokter bukan ? jadi kau tak usah berfikir yang macam - macam toh semuanya sudah baik baik saja Guanlin-ah," ujar Daniel menenangkan Guanlin yang dibalas anggukan kecil Guanlin.

Sejujurnya pikiran Guanlin masih kesana kemari, terlebih kejadian yang menimpanya masih teringat jelas di kepalanya.

"A..-appa," lirih Guanlin tiba tiba, membuat Daniel dan Seongwu saling menatap satu sama lain.

Jungkook yang sedari tadi terdiam akhirnya melangkahkan kaki nya menuju ranjang Guanlin.

"Kau putra yang cerdas, aku akan memberitahu mu satu hal ... kedua ayahmu baik baik saja," ujar Jungkook yang mendapat balasan kernyitan dahi sejenak, dan tak lama sebuah anggukan kepala yakin dari Guanlin.

Entah mengapa Guanlin merasa percaya dengan setiap apa yang dikatakan Jeongkook.

"Terimakasih kau telah menemani adikku beberapa waktu lalu," ucap Jungkook tiba tiba.

Guanlin terdiam.

Sungguh otaknya sepertinya menjadi lama berfikir menurut Guanlin.

"Park Jungkook," ujar Jungkook membantu memberi clue pada Guanlin.

"Ka..-kau ??"

Jungkook menganggukan kepalanya pelan.

Iya tak butuh menjelaskan siapa dirinya yang sebenarnya pada Guanlin bukan?

"Tidak masalah, Jihoon hyung lah yang melindungiku," ujar Guanlin.

Jungkook tak membalas perkataannya, melainkan hanya sebuah anggukan yang dia dapat.

'Ck ... sudah kuduga ... aku paham sekarang,' benak Jungkook dalam hati.

***

Jihoon yang awalnya telah tertidur menggeliatkan tubuhnya karena mendengar bunyi suara yang membuatnya terusik.

Perlahan Jihoon membuka manik nya sedikit demi sedikit dan mencari sumber suara yang sebelumnya telah mengusik dirinya.

Baru saja Jihoon hendak mengangkat handphone yang ternyata milik Woojin berbunyi, ia baru menyadari kejanggalan yang ada.

Woojin tidak ada di sampingnya, bahkan sepanjang manik nya ia edarkan pada seluruh ruangan rawat inap nya tidak tampak sosok Woojin.

Degup jantung Jihoon yang tadinya tenang tiba tiba bergermuruh, dan merasa ketakutan yang melanda.

Sungguh sebenarnya setelah kasus penculikan dirinya dan Guanlin, Jihoon menjadi pribadi yang rapuh, dan banyak rasa takut yang menyelimuti dirinya, termasuk saat ini.

Takut rasa kesepian dan ditinggalkan tiba tiba saja menghantui dirinya.

"Woo ...-Woojiniee .... hiks ... kau dimana ?" ucap Jihoon dengan suara parau.

CRYPT [2PARK][END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang