Seorang pria paruh baya yang kini ada di kediamannya tampak wajah nya berseri layaknya seolah ia sedang merayakan sebuah kemenangan.
Di depannya kini telah terjejer beberapa foto, sekaligus minuman alkohol yang tergeletak rapi di mejanya.
Cengiran serta guratan penuh kemenangan dan kebanggan ia tampilkan di depan foto yang berjejer itu.
Satu persatu ia angkat foto itu, dan mengocehkan hal hal yang ada di fikirannya kali ini.
Jika ia bukan berada di ruangan yang hanya ada dirinya sendiri, mungkin orang lain akan menganggap nya gila, namun berhubung di ruangan itu hanyalah dirinya seorang maka hal itu adalah hal wajar bagi dirinya yang merasa bahwa kini sebentar lagi sebuah kemenangan yang dinantikan oleh nya akan menjadi miliknya kembali.
"Bodoh sekali orang orang itu ... mereka fikir aku akan tinggal diam karena identitas ku yang hampir terbongkar ?" Monolog pria paruh baya itu sambil sedikit tertawa, atau lebih tepatnya menertawakan sebuah kemalangan yang ia yakini sampai saat ini semuanya berjalan seperti kemauannya itu.
Manik pria paruh baya itu melirik jam yang berada di dinding pada ruangan itu.
Hanya menunggu beberapa menit lagi fikirnya.
Ia membuka laci meja nya, dan mengambil sebuah remote kontrol jarak jauh yang memiliki sebuah tombol berwarna merah sebanyak 3 buah.
Senyuman pada pria paruh baya itu terus terkembang, bahkan tak henti henti nya pria paruh baya itu memainkan tangannya yang bebas membuat sebuah gerakan layaknya sedang menari.
Tring !! Tring !!
Sebuah alarm yang ia set sebelumnya terdengar keras mengisi ruangan nya.
Kedua ujung bibirnya tampak semakin terangkat sempurna dengan manik nya yang seakan menggebu gebu.
Tanpa melirik sebuah cctv yang sebenarnya ia pasang, ia segera memencet satu persatu tombol yang ia yakini dapat meratakan suatu tempat dalam hitungan detik.
Setelah ketiga tombol telah ia tekan, refleks ia langsung tertawa terbahak bahak yang terdengar cukup menyeramkan jika tak begitu mengenal pria paruh baya itu.
Tok
Tok
Tok
Sebuah ketukan pintu yang cukup keras sedikit mengagetkan pria paruh baya itu, sekaligus membuatnya sedikit murka, sebab merusak sebagian kesenangannya itu.
Dengan malas pria itu akhirnya membuka pintu yang semula ia kunci.
"Ck ... ada apa ? Tak bisakah kau tak mengganggu kesenangan ku ?" ujar pria itu kepada salah seorang anak buah nya.
Pemuda yang membukakan pintunya itu hanya menganggukan kepalanya pelan, dengan gerakan yang terlihat sangat gugup dan juga kaku, bahkan pelipis nya tampak basah.
Sejenak pria paruh baya itu merasa janggal dengan tingkah dan gelagat dari anak buahnya itu.
"Kemana Hyunbin ?" tanya pria paruh baya itu pada pemuda yang berada di hadapannya.
Belum sempat pemuda itu membuka mulut nya untuk memberitahukan keberadaan pemuda yang di cari pria paruh baya itu, suara derapan langkah beberapa orang tampak terdengar mendekat kearahnya.
"Maaf ... Tuan," ujar pemuda itu sambil sedikit menarik berusaha mencengkram tangan pria paruh baya itu.
"Yakk !!! Kau gila !" pekik pria paruh baya itu dengan nada bicaranya yang meninggi.
Pria paruh baya itu sedikit terhuyung kedepan, dan tak lama seorang pemuda lainnya muncul di belakang anak buahnya.
"Maaf anda kami tahan, karena percobaan pembunuhan, dan anda dapat menjelaskannya di kantor kepolisian," ujar pemuda yang tak lain adalah seorang polisi sambil memborgol Tuan Kim.
Seketika Tuan Kim mematung berusaha mencerna perkataan pemuda yang berada di hadapannya itu.
'Apa - apaan pemuda ini, tak bisakah dia mengingat bahwa siapa aku sebelum turun dari jabatan ?' benak Tuan Kim berkecamuk tak terima atas perlakuan tersebut.
Tuan Kim yang tak terima langsung saja berusaha menghempaskan tangannya yang sedang di pegang oleh polisi itu.
Untung saja badan polisi itu bisa di bilang cukup kuat, untuk itu tak menghasil kan gerakan berarti.
Pria paruh baya dengan gengsi nya yang tinggi itu tetap pada cengkaraman polisi itu.
"Memangnya kau punya bukti dan surat perintah ?" tanya Tuan Kim dengan nada meninggi.
"Benda yang ada ditanganmu adalah bukti nya, dan ... kami sudah memiliki perintah," ujar polisi itu dengan tegas dan lantang.
Setelah nya tanpa menunggu terlalu lama polisi itu menyeret Tuan Kim agar mengikuti langkah nya menuju mobil yang akan membawa mereka ke kantor kepolisian.
"Sialan kau ... kau yakin dengan memborgol ku seperti ini adalah tindakan yang benar ? ... ck ... kau yakin tak akan menyesal ?" tanya Tuan Kim seolah menarik ulur pemuda yang berstatus seorang polisi itu agar dapat jatuh dalam permainan kata yang ia gunakan untuk memutar keadaan yang ia tahu ia sudah berada di ujung tanduk.
Tapi tunggu ......
Siapa yang melaporkan dirinya ? dan bagaimana hasil dari 3 perangkap bom yang ia buat di titik poin berbeda ? Apakah bom yang ia gunakan bekerja ?
Hal itu yang tiba tiba mengusik pemikiran pria paruh baya yang mulai terbenam dengan akal pikirannya akan kejanggalan yang terjadi, sepintas entah bagaimana ia memikirkan satu nama yang terus merasuki pikirannya, walaupun jauh di lubuk hatinya berusaha menepis hal tersebut.
'Hyunbin... dimana kamu,' benak Tuan Kim menyebutkan satu nama yang kini menghantui pemikirannya yang pendek.
***
"Terimakasih kau datang tepat waktu nak ..., bagaimana di tempat adikmu ? apakah semua terkendali ? Apakah anak buahmu akhirnya membantu nya ?" tanya seorang pria paruh baya dengan badannya yang tinggi dan memiliki paras yang tampan tak kalah dari kedua putranya itu.
"Sama sama appa ... dia beruntung ... ada pemuda yang mencintai nya yang berjuang untuknya, dia hampir —"
Jungkook menghentikan kalimat nya, dan menghela nafasnya panjang seolah ada perasaan berat hati untuk mengungkapkan segala yang terjadi.
Dahi Tuan Park tentu saja berkerut mendengar suara Jungkook yang seakan menggantung begitu saja.
Baru saja Jungkook akan menyelesaikan kalimat nya, sebuah teriakan cukup keras dari dalam kamar Tuan besar Oh tiba tiba saja terdengar.
Keduanya, baik Jungkook dan juga Tuan Park tampak setengah berlari kedalam ruangan Tuan besar Oh.
"Ada apa ?" tanya Tuan Park cepat pada perawat yang tengah menangani Tuan besar Oh.
"Tuan besar Oh berhasil melewati masa kritis nya,"
Serempak semua nya tampak menghela nafasnya kasar.
'Kau harus sembuh total Tuan besar Oh,'
.......
TBC
See you next chapter
Leave comment, and vote
.
.
Seya
KAMU SEDANG MEMBACA
CRYPT [2PARK][END]
FanfictionWoojin adalah seorang pemuda yang berstatus sebagai siswa senior high school, yang mempunyai rasa penasaran yang tinggi, hingga ia menemukan tempat yang selama ini tidak diketahui oleh kebanyakan penghuni sekolah..... ......ruang bawah tanah 'Di-di...
![CRYPT [2PARK][END]](https://img.wattpad.com/cover/170715835-64-k81945.jpg)