Chapter 44| 🦮

325 29 13
                                        

Dari kejauhan tampak terlihat seorang pemuda dengan langkah yang santai namun terlihat dingin, melangkahkan kaki nya mendekati pemuda yang sedari tadi menjaga di depan kamar pemuda manis yang sedang masih dalam perawatan di rumah sakit tersebut.

'Tu..-tuan?' benak pemuda yang sedang berdiri itu kaget mendapati seseorang yang sebelumnya ia fikir tak akan datang hari itu, terlebih sebelumnya telah menitipkan sebuah pesan padanya.

Lalu mengapa sekarang hadir di rumah sakit?

Seketika peluh keringat gugup membasahi pelipis pemuda itu.

Ada perasaan takut dan gugup seperti layaknya tertangkap basah seseorang hal itu lah yang tengah di rasakan oleh pemuda itu.

'Bagaimana ini?' benak pemuda itu dalam hatinya.

"Apakah kau telah menyampaikan pesanku sebelumnya?" tanya Jungkook pada pemuda itu.

Keringat yang sebelumnya tak terlalu banjir membasahi, kini mulai semakin deras membasahi pelipisnya itu.

Hawa dari aura tubuh Jungkook juga membuat pemuda itu tak dapat berkutik dan membuat nya terasa menciut.

"Ma..-maaf Tuan, tapi Tuan Jihoon sedang tak bisa di ganggu, untuk itu saya belum dapat memberitahunya," ujar pemuda itu.

Jungkook mengerutkan dahinya bingung, iya tak memahami maksud perkataan anak buahnya itu.

Tanpa menunggu lama penjelasan anak buah nya, tangan Jungkook meraih ganggan pintu, dan ...

'Astaga bocah ini!' seru Jungkook dalam benak saat mendapati adik nya yang tidur terlelap saling berpelukan satu sama lain dengan pemuda yang sebelumnya ia beri kepercayaan untuk menjaga Jihoon sang adik.

Tak ingin anak buah nya melihat kelakuan Jihoon, dan Woojin tentu saja Jungkook langsung menutup pintu tersebut.

Kini ia baru menyadari maksud perkataan anak buahnya sebelumnya.

Dengan langkah perlahan ia mendekati ranjang adiknya itu.

Semakin mendekati ranjang Jihoon, Jungkook semakin merasakan ketulusan Woojin akan Jihoon.

Dalam posisi yang tengah tertangkap basah oleh Jungkook nyatanya lebih condong pada adiknya yang dengan sangat erat memeluk Woojin seakan takut bahwa Woojin akan kabur dari darinya, sedangkan Woojin hanya terlelap dengan tangannya yang menyentuh pundak Jihoon.

'Sepertinya ini memang perbuatan Jihoon yang menyuruh Woojin untuk tidur disampingnya,'

Tak mau terlalu mengganggu keduanya, Jungkook pun memilih duduk di sofa dan merebahkan tubuhnya bersandar menyamankan posisinya.

Lambat laun Jungkook pun ikut terlelap disana.

Jujur sebenarnya ia pun merasa lelah, apalagi sebelumnya tak jauh berbeda dengan Woojin dan Daniel, ia pun menjinakkan bom yang berada di sana, hanya saja tentunya ia jauh berpengalaman dibandingkan Daniel dan Woojin yang sangat amatir terhadap hal tersebut.

Lalu mengapa Jungkook bisa berada di rumah sakit ?Bukankah sebelumnya berada di rumah Tuan Besar Oh ?

Ia meminta izin lebih dulu kepada sang ayah guna memastikan keberadaan adiknya, untuk itu Jungkook sudah berada di rumah sakit dimana adiknya dirawat.

***

"Seongwu-ya ... apakah ada kabar dari Niel?" tanya Minhyun yang masih berbaring di ranjang rumah sakit.

Seongwu menggelengkan kepalanya pelan sambil menggigiti kukunya.

Semua yang berada di ruangan tersebut tampak menghela nafasmya pelan.

"Coba hubungi Niel hyung," ujar Jinyoung kali ini mencoba bersuara.

Seongwu meraih handphone nya dan mencoba menghubungi Daniel.

Nihil

Daniel tak mengangkat telefonnya sama sekali, bahkan ia sudah mencoba membuat panggilan sebanyak tiga kali.

Setelah nya Seongwu mendesah pelan, dan mengatakan pada Minhyun dan Jinyoung, bahwa ia akan mencoba mencari Daniel di luar, ataupun diruangan rawat inap Guanlin.

Dengan dada yang terasa sesak, dan rasa khawatir yang semakin meningkat, Seongwu melangkahkan kaki nya keluar dari ruangan tersebut.

Seandainya Minhyun dan Jinyoung sudah memulih, tentu saja keduanya akan membantu Seongwu mencari Daniel. Namun kondisi keduanya belum lah pulih sempurna, untuk itu Seongwu melarang keduanya membantu dirinya.

Manik Seongwu tampak ia edarkan ke seluruh ruangan yang ada di rumah sakit itu. Sungguh ada perasaan takut yang ia rasakan kali ini.

Sepanjang sejarah mereka menyelesaikan beberapa kasus kecil, baru kali ini lah yang terasa menegangkan, ada perasaan takut akan kehilangan satu persatu sahabat yang ia miliki.

"Niel ...," cicit Seongwu.

Tak ada sahutan, hingga manik Seongwu bersibobrok dengan seseorang yang pernah ia lihat sebelumnya.

Memang ia tak yakin, hanya saja ia merasa pernah melihat nya saat dulu Daniel berbincang dengannya.

"Tunggu .., bukankah dia—"

"Hyung," ujar Seongwu berusaha memberanikan diri membuka mulut nya mendekati seorang pemuda berkulit putih.

Pemuda itu tampak mengerutkan dahinya menatap Seongwu bingung. Seingatnya ia tak pernah mengenal Seongwu sebelumnya.

"Ka..-kau, kakak ... ani ... saudara Daniel?" tanya Seongwu ragu ragu.

"Kau mengenal adikku?" tanya Sungwoon kemudian dengan sebuah senyuman tulus.

Seongwu menghela nafasnya pelan, dan menganggukan kepalanya cepat.

Setelah nya Sungwoon menggandeng tangan Seongwu, untuk mengikuti langkah nya yang menuju salah satu ruangan yang berada di rumah sakit tersebut.

Sejujurnya Seongwu belum paham, mengapa Sungwoon justru menggandeng tangannya secara tiba tiba, dan mengapa juga ia seolah mengajak nya seperti ingin melangkahkan kaki nya ke salah satu ruangan disana?

Ceklek

"Ni..-niel?" ujar Seongwu ketika melihat seorang pemuda sedang duduk di tepi ranjang rumah sakit, dengan tangan terinfus.

Refleks Daniel menolehkan kepala nya kearah sumber suara.

"Seongwu?"

'Astaga hyung!' pekik Daniel dalam benak memaki Sungwoon.

Ia tak habis fikir bagaimana kakak nya itu justru bertemu dengan sahabatnya dan membawa ke ruang rawat inap nya.

..........

TBC

Maaf yaa lama up nya, berhubung RL seya lagi sibuk belakangan ini, jadi setiap harinya seya baru bisa melanjut kan tulisan yang kontrak saja itupun sampai tengah malam setelah pulang kerja 😅 ....

Psst ... ini seya lanjutin nyuri waktu di tengah kerjaan yang menumpuk 🤭🤭 , karena seya ingat kalian pasti menunggu .... ya ngga ?? 🤭
*Maafkan seya kepedean 😬😬 #plak

See you next chapter

Leave a comment and vote

.

.

Seya

CRYPT [2PARK][END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang