Semenjak Seongwu secara sepihak memutuskan telefonnya pada Jihoon dan juga Woojin, Jihoon sibuk melipatkan kedua tangannya, sembari mempoutkan bibirnya kearah Woojin.
"Jadi apa maksud perkataan mu tadi ?" tanya Jihoon yang masih kesal pada Seongwu, namun melampiaskannya pada Woojin, yang memang kini satu satu nya orang yang sedang bersama nya adalah Woojin.
Woojin yang belom memahami maksud perkataan Jihoon hanya dapat mengeryitkan dahi nya bingung.
"Maksudmu ?" tanya Woojin.
Jihoon yang mendengar kalimat yang justru bertanya balik padanya, langsung membuat nya bertambah kesal, rasanya Jihoon ingin mencubit Woojin, kalau saja tak ingat jika Woojin orang yang selalu ia tunggu selama ia diculik sebelumnya.
"Jadi maksudku, apa maksud perkataanmu pada Daniel hyung yang mengatakan bahwa kau akan menjelaskan detail nya pada nya jika bertemu ... kau ingin memberitahu mengenai identitas hyungku begitu ?" jawab Jihoon panjang lebar, diakhiri dengan pertanyaan.
Woojin yang mendengar semua perkataan Jihoon hanya dapat memamerkan deretan giginya yang terdapat gingsul nya disana.
"Kenapa kau malah memamerkan gigi mu seperti itu ?" Ketus Jihoon sambil mempoutkan bibirnya kembali.
'Astaga mengapa Hoonie menjadi lebih menggemaskan seperti ini,' gumam Woojin dalam benak.
"Woojinie ... mengapa kau tidak menjawab pertanyaan ku dan malah menatapku seperti itu ?, Woojinie menyebalkan" gerutu Jihoon sambil kembali merebahkan tubuhnya dan membelakangi Woojin.
Woojin yang melihat tingkah Jihoon hanya dapat menggelengkan kepalanya dibuatnya, ia tak tahu jika Jihoon akan merajuk seperti itu hanya karena dirinya membantu Jihoon memberi alasan pada Daniel agar tidak memperpanjang pembicaraan nya mengenai kakak dari Jihoon sendiri.
Mau tidak mau Woojin dengan lembut membujuk Jihoon dan memberitahu maksud perkataan Woojin pada Daniel sebelumnya.
Ya sebenarnya Woojin pun tidak ingin memberitahu mengenai identitas Jungkook jika Jungkook sendiri belom mengizinkannya, terlebih Jungkook juga sudah memberi kepercayaan padanya sepenuhnya.
"Maafkan aku Woojinie ..." lirih Jihoon pelan, setelah mendengarkan penjelasan Woojin.
Woojin yang mendengarkan kata maaf dari sahabat nya itu hanya dapat mengulas senyumnya dan mengusap lembut rambut Jihoon.
"Woojinie tak bisakah kita kesana ? aku sudah baik baik saja sungguh," ucap Jihoon sambil kembali mendudukkan dirinya dan menatap Woojin.
Dengan cepat Woojin menggelengkan kepalanya.
Tentu saja Woojin tak akan mengizinkan Jihoon yang masih terbaring di ranjangnya, belom lagi jika Woojin mengingat luka luka yang ada di tubuh Jihoon, dan jangan lupakan perban yang masih melekat di kepala Jihoon.
"Kau masih belom fit Hoonie..., nanti kita hubungi saja hyung mu dengan handphone ku jika kau mau tau keadaan yang lain disana, sekaligus menanyakan mengenai Guanlin," ucap Woojin yang mencoba memberi pengertian pada Jihoon.
Woojin tau Jihoon pasti merasa ingin berkumpul dengan sahabat nya selain dirinya, yang nyata nya selama ini sudah bersamanya, tidak seperti Woojin sendiri yang memang baru baru ini saja bergabung semenjak Guanlin diculik.
Dengan keterpaksaan akhirnya Jihoon menganggukan kepalanya menyetujui ucapan yang dikatakan oleh Woojin.
Melihat Jihoon yang akhirnya menuruti perkataan Woojin, seulas senyuman kini terpatri diwajah Woojin.
"Mungkin menurutmu aku menyebalkan karena seolah sangat protect padamu, tapi itu memang benar, karena aku tak mau kehilangan dirimu seperti sebelumnya, dan jujur selama kau hilang aku juga menyalahkan diriku karena aku tak dapat menemukanmu ... kuharap kau dapat mengerti Hoonie" ucap Woojin lembut sambil mengusap punggung tangan Jihoon, dan diakhiri dengan kecupan di dahi Jihoon.
Seketika hati Jihoon menghangat mendengar perkataan Woojin yang sangat tulus padanya.
Ia tak pernah menyangka jika Woojin memperlakukannya seperti itu, hanya karena tak ingin kehilangan dirinya.
'Ughhh ...Woojinie ... ternyata kau sangat khawatir padaku ... hoonie jadi merasa bersalah padamu'
***
Seorang pria paruh baya sedari tadi menghembuskan nafasnya berkali kali dan menatap atasannya yang masih setia memejamkan kedua manik nya.
Sejujurnya ingin sekali pria itu menghubungi keluarga dari pria tua yang sedang terbaring di ranjangnya.
Sebelum akhirnya pria paruh baya itu mengambil keputusan, ia menghirup nafasnya panjang terlebih dahulu, dan menekan nomer yang menurut nya tindakan yang akan ia ambil adalah tindakan yang benar.
"Hallo"
"Kau dimana sekarang ?"
"Ada apa appa ?"
"Appa tidak bisa berbicara banyak, kau tau mengenai sahabat Jihoon yang di culik bersama dengannya?"
"Dari mana appa tahu mengenai Jihoon tidak diculik sendirian ?"
Jelas sekali Jungkook sang anak bingung dengan apa yang dikatakan oleh sang ayah.
Tuan Park tampak menghela nafasnya sebelum kembali menjawab perkataan nya pada sang anak.
"Sahabat Jihoon cucu Tuan Besar Oh"
Seketika Jungkook yang berada di seberang telefon terkesiap dibuatnya.
Ia tak pernah tau jika sahabat Jihoon, yang tak lain Guanlin merupakan cucu dari Perdana Menteri yang sedang menjabat.
"Kau tau mengenai keberadaannya ?"
"Iya Appa aku tahu, sahabat Jihoon kini sedang dijaga oleh anak buahku, dan juga kini aku sedang menuju tempat sahabat Jihoon itu karena Jihoon meminta ku kesana"
"Lalu adikmu bagaimana ?"
"Tenang saja Appa, Jihoon sudah ada yang menemani, dan beberapa anak buahku juga kutempat kan disana"
"Baik Appa mengerti, kalau begitu nanti Appa juga akan mengirimkan beberapa penjagaan kesana, Appa tak ingin lengah kembali, dia sudah menampakkan dirinya, Appa sudah tau dengan pasti dalangnya ... dan dia menyebabkan masalah pada Tuan Besar Oh, sampaikan pesan Appa pada Tuan Oh putra Tuan Besar Oh yang berada disana agar pulang ke rumah Tuan Besar Oh, ada hal crutial yang terjadi"
Mendengar penjelasan panjang Tuan Park membuat Jungkook mengeryitkan alisnya.
Sungguh perkataan appa nya membuatnya semakin bingung, namun jika appa nya berkata seperti itu, sudah pasti ada hal yang memang genting yang sedang terjadi, dan pesan tersebut merupakan pesan penting yang ia bebankan pada dirinya.
"Baik Appa, Aku akan menyampaikan pesan mu"
Tuan Park hanya berdengung menjawab perkataan sang anak.
Tak lama, telefon pun diputus oleh Tuan Park.
'Semoga saja Jungkook menyampaikan pesanku dengan baik pada putramu Tuan Besar Oh'
......
TBC
See you next chapter
Leave comment and vote.....
.
.
Seya
KAMU SEDANG MEMBACA
CRYPT [2PARK][END]
Fiksi PenggemarWoojin adalah seorang pemuda yang berstatus sebagai siswa senior high school, yang mempunyai rasa penasaran yang tinggi, hingga ia menemukan tempat yang selama ini tidak diketahui oleh kebanyakan penghuni sekolah..... ......ruang bawah tanah 'Di-di...
![CRYPT [2PARK][END]](https://img.wattpad.com/cover/170715835-64-k81945.jpg)