Jihoon sedari tadi berusaha untuk memejam kan manik nya untuk mengistirahatkan tubuhnya yang memang belum dapat dikatakan baik, dan mengistirahat kan pikirannya yang senantiasa kesana kemari, terlebih ia selalu mengingat kecupan Woojin yang tiba tiba padanya.
Ingin rasanya Jihoon membuka maniknya dan menanyakan hal tersebut langsung pada Woojin, tapi apalah daya Jihoon terlalu malu menanyakannya pada Woojin, terlebih Woojin tak berkata apapun selain dari tadi hanya menyuruhnya untuk beristirahat tanpa menyinggung maksud akan sikapnya itu.
Apa Jihoon sedang dipermainkan ?
Hal tersebut yang sempat timbul menjadi pertanyaan besar di hati Jihoon.
Berulang kali Jihoon berusaha menepis perasaan yang menggelitik hatinya yang tampak tak masuk akal untuknya, bahkan ia juga berusaha melupakan kejadian yang berlalu cepat dan mengejutkan itu.
"Bernafaslah ... jika kau menahan nafas seperti ini, kau membuatku cemas asal kau tahu," ucap Woojin yang sadar akan sikap Jihoon yang menurut nya terbaca jelas olehnya.
Deruan nafas lemah akhirnya terdengar oleh Woojin.
Sebuah senyuman manis terukir di wajah Woojin yang senantiasa menatap wajah Jihoon yang terkadang mengerutkan kening nya berpura pura ia telah masuk dalam alam mimpinya.
Woojin sepenuhnya sangat sadar bahwa Jihoon sama sekali tak beristirahat, dan bisa Woojin prediksi Jihoon pasti kaget akan sikap nya sebelumnya.
Jujur saja, hal itu saja Woojin lakukan di bawah alam sadar nya yang tak berhasil ia kontrol saat Jihoon yang terus menerus merajuk.
Oh ayolah Woojin tak sanggup melihat Jihoon seperti itu.
Perlahan Woojin mengusap pucuk kepala Jihoon, dan sekali lagi Woojin mencium kening Jihoon.
Deg
Suara degupan jantung yang semakin cepat terasa memenuhi jiwa Jihoon.
Reflek Jihoon membuka manik nya, dan mendudukkan dirinya.
Sungguh ia tak sanggup berpura pura sudah tidur, disaat nyatanya ia belom sama sekali tertidur, bahkan jantung nya terus berpacu cepat.
"Wo...-Woojinie ... sebenarnya apa yang kau lakukan ? Mengapa kau memperlakukanku seperti itu ?" tanya Jihoon bertubi tubi.
Woojin dengan santai nya menggenggam tangan Jihoon dan mengatakan pada Jihoon ...,
"Aku hanya memastikan bahwa kau benar benar ada di hadapanku dan tak akan pergi dariku,"
Glek
Seperti dentuman petasan yang tiba tiba saja meledak di atas kepala Jihoon.
Apakah Woojin tak berbohong padanya ?
Itulah hal yang pertama kali pertanyaan yang muncul di otaknya.
Seperti cenayang Woojin tiba tiba saja terkekeh dan mengatakan pada Jihoon bahwa ia tak berbohong dan selama belakangan terakhir ia menyadari ketakutannya jika tidak bertemu dengannya kembali.
Sebuah cairan bening tiba tiba saja membasahi manik Jihoon.
"Hei kenapa menangis ?" tanya Woojin bingung pada Jihoon.
Jihoon tak menjawab pertanyaan Woojin melainkan menghapus cairan bening tersebut, tanpa menggubris pertanyaan Woojin.
"Aku terharu," cicit Jihoon yang terdengar samar di telinga Woojin.
Woojin tak terlalu mendengar perkataan Jihoon, namun berhubung ia merasa Jihoon memberitahu kan yang mungkin membuat nya terkesan, Woojin lebih memilih untuk mengusap rambut, dan mengusap pipi Jihoon kembali, sembari membantu Jihoon merebahkan badannya di kasur tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRYPT [2PARK][END]
FanfictionWoojin adalah seorang pemuda yang berstatus sebagai siswa senior high school, yang mempunyai rasa penasaran yang tinggi, hingga ia menemukan tempat yang selama ini tidak diketahui oleh kebanyakan penghuni sekolah..... ......ruang bawah tanah 'Di-di...
![CRYPT [2PARK][END]](https://img.wattpad.com/cover/170715835-64-k81945.jpg)