𝙵𝚛𝚒𝚎𝚗𝚍 𝚉𝚘𝚗𝚎🍁
Aurel segera di baringkan di kasur UKS setelahnya di periksa oleh penjaga UKS yang berjaga.
"Laura, kamu temani Aurel. Saya mau kembali mengajar," ucap Pak Zaenal.
"Baik pak," patuh Laura.
"Saya mau ambil teh hangat dulu. Tolong jaga sebentar," ucap penjaga UKS juga.
"Okee, kak."
Tersisa lah Aurel dengan Laura. Cewek itu menatap Aurel dengan sendu. Teman sebangkunya ini memang cuek tetapi, Laura tahu isi hati Aurel. Laura tahu kalau Aurel sedang bersandiwara dengan sifat aslinya.
Brak!
Pintu UKS tiba-tiba terbuka cukup keras. Laura langsung terkejut dan menatap ke arah pintu.
"Aurel mana?" Arsen langsung masuk dengan wajah paniknya. Sedangkan Laura mengerjap melihat sikap Arsen.
"Sen, nih, Aurel," ucap Laura bangun dari duduknya dan membiarkan Arsen mendekati Aurel.
Arsen menatap Aurel yang sedang terbaring di bangkar. "Kenapa bisa pingsan?" tanyanya.
"Aurel nggak sengaja tabrakan sama teman yang lain saat lagi main basket. Terus jatuh dan pingsan," jawab Laura menjelaskan.
Arsen menyentuh kening Aurel. "Demam," gumamnya dan menatap Laura. "Thanks, udah mau jaga Aurel. Lo boleh ikut pelajaran Pak Zaenal. Gue yang bakal jaga Aurel," ucapnya.
"Ohh, gitu. Ya sudah, gue pergi yaa," pamit Laura.
Arsen mengangguk dan menyisakan Arsen bersama Aurel yang masih belum sadar.
Arsen menggenggam tangan Aurel yang terasa dingin. "Rel, lo kenapa sih? Belakang ini lo aneh. Terus kenapa sekarang sakit?" gumamnya sendu. Sejujurnya, Arsen tidak ingin melihat Aurel sakit. "Kalau gue salah, maaf. Gue—" Tidak lama Aurel tersadar dari pingsannya.
Arsen menatap Aurel lekat saat gadis itu menyentuh keningnya.
"Kenapa? Kepala lo pusing?" tanya Arsen membuat Aurel mengerjap, sedikit terkejut dengan kehadiran Arsen yang begitu dekat dengannya.
"I-iyaa," jawab Aurel dengan anggukan pelan.
"Minum dulu," ucap Arsen dengan membantu Aurel untuk bangun dan menyandarkannya di kepala ranjang. Aurel menerima dan minum perlahan.
"Sini gue pijat kepala lo," ucap Arsen khawatir.
Aurel menggeleng. "Nggak usah. Cuma pusing sedikit kok. Nanti juga hilang sendiri pusingnya," tolaknya tapi, namanya Arsen tidak suka saat ada penolakan.
"Nggak ada penolakan," seru Arsen tegas yang mulai menyentuh kening Aurel dan memijatnya.
Aurel pasrah, Arsen sangat susah di bantah permintaannya.
Arsen tersenyum tipis, Aurel tidak menolak. "Tadi pagi lo bohong bukan?Sebenarnya lo udah sakit tapi alasan aja, biar gue nggak khawatir?" tanyanya berubah serius.
Aurel memilih diam, karena kebohongannya sudah diketahui oleh cowok itu. "Benarkan? Buktinya lo nggak bisa jawab," lanjut Arsen. "Kenapa sekarang lo berubah?"
Aurel menghela napas. "Gue nggak berubah. Gue masih Aurel yang dulu," jawabnya.
"Lo berubah, rel. Gue merasa lo menjauh dari gue," ucap Arsen lirih dan menatap Aurel sendu.
"Gue nggak menjauh dari lo. Lo kan sama Sena terus. Gue nggak mau ganggu. Masa lo berdua pacaran gue ikut. Nanti jadi nyamuk gue," jawab Aurel berusaha merubah suasana.

KAMU SEDANG MEMBACA
FRIEND ZONE [END]
FanfictionSahabatan bertiga? Semuanya jadi asik, seru Tapi.... Pasti salah satu dari mereka harus ada yang mengorbankan perasaannya, siapakah dia? # 3 Hwanghyunjin DitaSr, 2019