𝙵𝚛𝚒𝚎𝚗𝚍 𝚣𝚘𝚗𝚎
🍁
"Non Aurel juga menderita penyakit gagal ginjal nyonya," ucap Bibi membuat Arsen dan Yora membeku, tidak percaya dengan hidup gadis itu yang begitu menderita.
"Bi-bibi nggak bohong kan?" tanya Yora tertahan karena terkejut.
"Tidak nyonya. Saya di beritahu dokter waktu nona Aurel di rawat beberapa hari yang lalu," jawab Bibi.
Arsen yang mendengar semua itu hanya bisa memejamkan mata. Ia marah, kecewa dan kesal pada dirinya sendiri. Bagaimana bisa ia tidak mengetahui masalah Aurel yang sudah dikenalnya dari lama.
"Apa ayahnya Aurel tahu?" tanya Yora.
Bibi menggeleng. "Tidak nyonya. Nona Aurel tidak mengizinkan saya untuk memberitahu siapapun," jawab bibi menunduk dengan air mata yang mengalir. Karena ia bisa merasakan bagaimana menderitanya Aurel dua tahun ini.
Arsen mengepalkan tangannya, ia merasa gagal menjadi sahabat Aurel. Padahal ia sudah berjanji dengan bunda gadis itu akan menjaga Aurel tetapi, sekarang ia mengingkari janjinya bahkan menambah penderitaan Aurel.
"Maafin gue, rel. Bahkan gue sudah nyakitin perasaan lo," ucap Arsen menyesal.
Tidak lama dokter yang menangani Aurel keluar ruangan IGD.
Arsen, Yora dan bibi langsung bangun dari duduknya dan menatap dokter dengan serius.
"Bagaimana dok keadaannya?"tanya Yora langsung. Begitupun dengan Arsen dan bibi yang menunggu jawaban dari sang dokter.
"Luka di tangan pasien sangat parah. Untungnya tidak mengenai urat nadi, jika saja mengenainya- mungkin nyawa pasien tidak akan tertolong," jawab dokter menjelaskan.
Mereka bertiga bisa bernafas lega untuk saat ini. Setidaknya Aurel selamat dari masa kritisnya.
"Saya akan pindahkan pasien ke kamar rawat," ucap dokter dan pamit pergi.
Mereka mengangguk dan beberapa saat kemudian, Aurel telah di pindahkan menuju kamar VIP karena permintaan Yora. Ia ingin Aurel nyaman dan tenang saat masa perawatan.
🍁Yora sedang mengurus administrasi, sedangkan Arsen menunggu Aurel di samping bankar bersama bibi yang ikut menemaninya.
Arsen menatap Aurel dengan menggenggam tangan Aurel yang sangat dingin. Cowok itu mengusap lembut tangan Aurel agar menghangat. Wajah Aurel begitu pucat dengan pipi terlihat merah dan sedikit bengkak.
Tidak lama, Arsen merasakan tangan Aurel yang di genggamnya bergerak pelan. Arsen segera bangun dari duduknya dan menatap Aurel lekat, menunggu gadis itu membuka matanya.
"Bi, Aurel sadar," ucap Arsen senang.
Bibi mengangguk dan berdiri tidak jauh dari ranjang tidur. Ia menatap majikannya dengan mata berbinar.
Aurel membuka matanya perlahan dan melihat sekeliling dengan hanya menggerakkan bola matanya saja namun, tatapan langsung berhenti saat melihat Arsen berada di sampingnya.
Aurel terdiam dengan tatapan dinginnya dan melepaskan tangannya dari genggaman Arsen.
"Ngapain di sini?" tanya Aurel lirih namun terkesan dingin.
Arsen ingin menggenggam tangan Aurel namun, Aurel menolaknya.
Aurel mendesis. "Kenapa masih hidup?" gumamnya pelan dan mengalihkan tatapannya ke arah lain.

KAMU SEDANG MEMBACA
FRIEND ZONE [END]
FanficSahabatan bertiga? Semuanya jadi asik, seru Tapi.... Pasti salah satu dari mereka harus ada yang mengorbankan perasaannya, siapakah dia? # 3 Hwanghyunjin DitaSr, 2019