-11-

4.9K 517 26
                                    

𝙵𝚛𝚒𝚎𝚗𝚍 𝚣𝚘𝚗𝚎

🍁

Aurel terbangun dari tidurnya dengan Arsen yang masih setia menemaninya.

Matanya terbuka perlahan dengan menyentuh keningnya yang terasa basah dan menoleh kearah Arsen yang sedang duduk di pinggir kasur dengan menatapnya.

"Udah enakan?" tanya Arsen dengan membantu Aurel untuk duduk dan bersandar di kepala ranjang.

"Emang gue kenapa?" tanya Aurel balik dengan heran.

"Tadi saat pulang lo tidur dan badan lo hangat lagi. Kadi gue bawa ke kamar buat kompres kening lo supaya turun panasnya," jawab Arsen menjelaskan.

"Hmm," balas Aurel singkat dan bergegas bangkit dari duduk.

"Mau kemana?" tanya Arsen

"Pulang, sudah malem," jawab Aurel.

"Gue antar," ucap Arsen.

"Nggak usah. Lagi juga deket. Lo lihat gue dari balkon kamar," jawab Aurel.

Arsen menghela napas. "Ya udah," jawabnya pasrah.

Aurel keluar kamar Arsen dan menuruni anak tangga. Tidak sengaja berpapasan dengan Yora, ibu Arsen yang baru saja dari area dapur.

"Aurel, kamu sudah mendingan?" tanya Yora dengan menyentuh keningnya.

"Udah bunda," jawab Aurel lembut.

"Sekarang mau kemana?" tanya Yora lagi.

"Mau pulang bun. Ayah nanti mencari Aurel," jawabnya.

"Arsen, nggak antar kamu?" tanya Yora lagi.

"Nggak usah bun. Deket kok, Aurel pulang ya bun. Assalamualaikum," pamitnya dan mencium punggung tangan Yora.

"Ya sudah. Hati-hati sayang," ucap Yora dengan mengelus surai hitam Aurel.

Yora mengangguk dan Aurel keluar rumah Arsen.

Sesuai janjinya Arsen melihat Aurel dari balkon kamarnya, memastikan kalau sahabatnya itu pulang dengan selamat.

Aurel melihat ke arah balkon kamar Arsen setelahnya, tersenyum sebelum masuk rumah dan Arsen membalas dengan senyuman juga.

"Good night!" ucap Arsen.

"Good night too," balas Aurel dan masuk ke rumahnya.

Pintu utama Aurel buka dan segera masuk untuk langsung menuju kamar. Kepalanya masih terasa pusing namun, langkah Aurel terhenti saat ingin menaiki anak tangga.

"Dari mana kamu?" tanya sang ayah dari arah ruang keluarga. Nada yang terdengar begitu berat.

Aurel berbalik badan dan menatap ayahnya sedang bersama wanita tua itu yang Aurel bisa lihat sedang menyeringai.

Menarik napas dan menghembuskan perlahan. "Rumah Arsen, ayah," jawab Aurel jujur.

Sang ayah bangun dari duduknya dan melangkah mendekati Aurel dengan tatapan tajam dan menusuk. "Maksud kamu apa nuduh ibu kamu selingkuh?" tanyanya dingin.

Aurel melirik wanita tua itu yang sedang tersenyum mengejek kemudian, beralih kembali pada sang ayah. "Aurel tidak menuduh ayah. Semua itu ada fakta dan benar terjadi. Semalam wanita itu sedang bercumbu dengan pria lain. Aurel lihat sen-"

Plak!

Satu tamparan di rasakan Aurel Di pipi kanannya. Pipi itu langsung memerah. Sudah dua kali ayahnya menampar Aurel hanya untuk membela wanita tua itu.

FRIEND ZONE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang