𝙵𝚛𝚒𝚎𝚗𝚍 𝚉𝚘𝚗𝚎
🍁
Aurel melebarkan matanya, terkejut mendengar kalimat yang terucap dari mulut Arsen.
"Arsen! Kenapa jadi kaya gini. Gue nggak mau. Ma-maaf atas...perasaan gue. Gue—" Aurel menahan tangan cowok itu dan menatapnya sendu.
Arsen menatap Aurel sekilas setelahnya di lepaskan pelan tangan gadis itu dan segera pergi meninggalkannya.
Aurel mengerjap dengan kedua mata berkaca-kaca. Ia tak percaya dengan sikap Arsen padanya. Aurel terduduk di kursi taman dan menangis di sana. Air mata yang ia tahan akhirnya keluar dengan deras. Aurel memukul dadanya agar rasa sakit di hatinya berkurang. "Lo jahat, Sen. Cuma lo yang buat gue tahan sampai sekarang," ucapnya dalam hati.
Setengah jam Aurel menangis di taman. Mengeluarkan rasa sakit di hatinya walaupun tidak akan pernah bisa hilang.
Setelah sudah merasa tenang. Aurel bangun dari duduknya di rumput dan pulang ke rumahnya. Semuanya berantakan, semuanya hancur.
Aurel tiba di rumah dan kebetulan ibu tirinya sudah tertidur karena Aurel tahu dari lampu kamarnya yang sudah gelap.
Aurel masuk kamar. Langsung membaringkan tubuhnya di kasur meringkuk memeluk foto bunda nya. Berharap kejadian ini hanya lah mimpi.
"Bunda...Aurel kangen bunda..." gumamnya lirih.
🍁
Aurel terbangun dari tidurnya dan bersiap untuk berangkat sekolah. Setelah dua puluh menit berlalu, Aurel keluar kamar dan menuruni anak tangga.
Helaan napas terdengar saat Aurel melihat ibu tirinya sudah berada di kursi makan bersama sang ayah.
Menarik napas dan menghembuskan perlahan. Aurel berusaha untuk tenang. "Pagi, ayah," sapa Aurel.
Kim tidak membalas sapaan Aurel. Aurel tidak terlalu mempermasalahkan sang ayah yang tidak ingin menyahut sapaannya, ia sudah terbiasa.
"Aurel berangkat sekolah. Assalamualaikum," pamitnya yang tidak juga mendapatkan balasan.
Aurel keluar rumah dan tidak sengaja bertemu dengan Arsen yang kebetulan juga ingin berangkat sekolah.
Aurel tersenyum melihat cowok itu namun, senyumnya seketika luntur, saat Arsen tidak menganggapnya. Dia pergi begitu saja, meninggalkan Aurel tanpa bicara sepatah katapun.
Aurel terdiam sesaat, melihat kepergian Arsen dengan motornya. "Lo benar-benar jahat, Sen," gumamnya kecewa.
Aurel memilih kembali melanjutkan langkahnya menuju halte bus.
Setengah jam berlalu. Aurel tiba di sekolah dan langsung menuju kelas.
"Hai Aurel!" sapa Laura semangat.
"Hmm," balas Aurel singkat dan menidurkan kepalanya di atas meja dengan memejamkan mata. Menunggu bel masuk sekolah.
Tak lama bel masuk sekolah berbunyi, Bu guru Diana pengisi pelajaran pertama juga sudah masuk dan pelajaran di mulai.
Pelajaran sudah lima belas menit berlalu. Aurel mengangkat tangannya.
"Maaf bu, saya izin mau ke toilet," izin Aurel.
Bu Diana mengangguk.
Aurel keluar kelas dan menuju toilet sekolah yang berada di ujung lorong. Saat Aurel berjalan menuju toilet ia bertemu dengan Arsen yang mungkin saja dari toilet.

KAMU SEDANG MEMBACA
FRIEND ZONE [END]
Fiksi PenggemarSahabatan bertiga? Semuanya jadi asik, seru Tapi.... Pasti salah satu dari mereka harus ada yang mengorbankan perasaannya, siapakah dia? # 3 Hwanghyunjin DitaSr, 2019