Suara derasnya hujan berbarengan dengan suara khas nya Mia itu bisa membangunkan seisi apartemen.
Aku buru-buru menyeka air mata lalu membukakan pintu untuknya.
"Mia kan bisa tekan aja bel nya ga mesti gedor juga kasihan tetangga yang lain ntar keganggu"
"Hehehe sorry Rain.. Abis di luar hujan nya deras banget.. Aku kedinginan nih lihat bajuku hampir basah" memperlihatkan tangannya.
"Kan hampir.. belum basah". Gerutuku yang lansung berlalu melewati Mia dan kembali duduk di disofa.
"Iya iya maaf deh Rainy ga gitu lagi"
Mengambil tissue sembari mengelap tetesan hujan di tangan dan kaki nya."tapi kamu kenapa Rain? Kok mata kamu seperti baru nangis?" mendekati rain mengamati mata sahabatnya itu.
"Aku gpp, cuma tadi kelilipan debu" kataku asal.
"Masa sih? Perasaan ga ada debu deh Rain" melihat sekeliling memastikan bahwa memang tak ada debu.
"Mau ditiup ga?" mendekat lagi bersiap niup.
"Ga ga ga. Udah gpp sekarng" Mendorong Mia menjauh.
"Beneran gpp Rain?"memastikan.
"Iya gpp"
"Kamu ga lagi coba mengingat itu lagi kan? Terus kamu masih sakit?" tanya nya penuh selidik.
"Ngga kok Mia aku ga nyoba itu lagi. Dan udah mendingan juga kok"
"Rain, lain kali kalau hujan turun kamu tutup aja gorden jendela nya, terus kamu dengerin musik, kamu ga perlu lihat keluar".
"Iya Mia. Aku ngerti kamu udah bilang itu ribuan kali. Aku gpp kok Mia, beneran" meyakinkan dengan tatapan nanar.
Mia tahu sahabatnya itu tidak sedang baik-baik saja. Ia memeluk sahabatnya itu mencoba memberikan semangat.
"Udah jangan sedih kan ada aku, kamu bisa cerita apa aja ke aku" candanya sambil mencubit pipiku.
"Iya ga sedih kok, thanks ya Mia" senyum tipis sembari menyeka air mata nya.
Lalu Mia duduk disamping Rain.
"Never say thanks ok? btw, Rain kamu ga lagi ada kegiatan apa-apa kan ?"."Ga. Kenapa?".
"Rain,Liane malam ini ultah.. dia ngundang aku sama kamu tapi disuruh bawa pacar. Lah kamu kan tau sendiri aku ga punya pacar, kamu juga ga punya".
"terus?"
"Kita kesana ya?" sambil senyum pepsodent.
"Ogah!"
"Ayo dong Rain.. Kita kan ga pernah ikut acara begini semenjak disini, mau ya..ya?".
"Ga mau!".
"Rain pleaseeee..".
"GA M A U"kataku tegas.
"Yah Rain jangan gitu dong, aku udah keburu bilang iya bakalan datang"
"Yaudah tinggal chat bilang ga bisa datang aja"jawabku santai.
"Rain please... "
"Ngga Mia, kamu kan tau sendiri aku ga nyaman ke tempat-tempat kayak gitu. Malah diajakin kesana males ah"
"Iya aku tau itu, kita sebentar doang kok ga lama Janji deh". Mengacungkan jari kelingking bersamaan dengan puppy eyes.
"Ingat ya kamu udah janji sebentar aja".
"Yesss. Sip ga bakalan lama. Udah buruan ganti baju ntar aku dandanin. Buruan aku tunggu" senyum kemenangan.
"Iya bentar". Berjalan ke lemari pakaian sambil memilih satu dress hitam dan memakainya.
"Sini.. Duduk dulu aku dandanin dikit" Narik tangan sahabatnya itu untuk duduk dikursi meja rias.
Rainy cuma duduk diam mengikuti instruksi dari Mia dengan mata terpejam.
Rainy hanya memakai dress hitam selutut, senada dengan tas dan sepatu heels. Rambut hitam panjangnya hanya dijepit sebagian. hasil polesan tangan seorang make up artis satu ini memang tak diragukan lagi. Pantas saja dia banyak dapat tawaran kontrak kerja oleh sebagian artis China.
***beberapa saat kemudian ***
"Wow lihat hasil polesan make-up ku ini sangat mengaggumkan, kamu bakalan lebih cantik dari yang ultah kalo begini" Candanya sambil tertawa bangga.
"Iya iya cantik udah buruan, kalo ga aku tidur nih" Pura-pura kesal.
"Yah Rain jangan ngambek lagi dong, becanda Rain..becanda".
"Iya aku juga bercanda" sambil menggandeng tangan Mia.
"Ayo kita coba pesta disini" teriak Mia.
"sekalian menikmati hidup" ucapku secara bersamaan dengan Mia lalu saling berpandangan kemudian tertawa bersama.
Hujan semakin deras aku dan Mia melaju dengan mobil Mini cooper miliknya.
**dimobil **
"Mia, nanti disana kita beneran cuma sebentar aja ya?" tanyaku memastikan.
"Iya bentar aja kok Rain, palingan satu jam gitu".
"aku ga nyaman dengan orang asing dan tempat ramai".
"Siap Nona Rainy kita cuma bentar disana"sambil memberi hormat.
"Apaan sih Mia.. " mencubit tangannya lalu tertawa bersama.
"Rain, ntar kamu jangan jauh-jauh dari aku ya?"
"Kenapa?"
" gpp. Cuma kamu harus tetap waspada aja. Kan kita juga ga tau sih Liane temen-temen nya seperti apa".
"Seperti apa gimana?"tanyaku bingung.
"Aduuuh Rain kamu ini polos banget sih"gerutu nya kesal sembari menjentikkan jarinya ke jidatku.
"Awww, Mia sakit tau"mengelus-elus jidatnya yang merah.
"Abisan kepolosan kamu itu loh ngeselin"gerutunya.
"Aku? Aih ga ngerti deh, jelasin aja kenapa sih" pintaku yang mulai ikutan kesal.
"Udah intinya kamu jangan jauh-jauh.."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband is a Billionaire Devil [END]
Ficção AdolescenteFollow dulu sebelum membaca ya 😻 Dan maaf nanti ada beberapa chapter yang ga beraturan✌️ Pria datar dan kejam itu adalah pemimpin dari sebuah gangster terbesar. Karena salah menangkap musuh, ia jadi dekat dengan seorang gadis yang pernah dia culik...