Pelayan itu menggelengkan kepalanya pelan sambil tersenyum.
"Bukan Nona. Bukan Tuan Hades yang menggantikan pakaian anda."Rainy membetulkan posisi duduk nya, sembari mengernyitkan dahi kebingungan.
"Bukan? Bagaimana bisa bukan? Jelas-jelas dia ada di kamarku saat itu. Bahkan bajuku juga digantikan olehnya.""Benar Nona. Tuan Hades memang ada dikamar Nona saat itu Tapi, Tuan tak melakukan apapun pada Nona. Tentang pakaian, Tuan menelpon kami untuk menggantikan pakaian Nona dengan yang lebih hangat.
Bahkan Tuan Hades tak sempat mengganti pakaiannya dengan yang lebih hangat, ia hanya fokus untuk menurunkan suhu tubuh Nona yang terkena demam. Tuan menjaga Nona sepanjang malam, ia terlihat sangat khawatir. Untuk itu, Nona jangan salah paham dengan Tuan kami."
Rainy hanya mematung tanpa bisa berkata apa-apa.
"Menjagaku sepanjang malam?. Dia benar-benar khawatir padaku?." Rain memegangi dadanya.
Jantungnya berdetak begitu cepat. Tiba-tiba terlintas wajah Hades dipikirnya.
"Kenapa ini?, kenapa jantungku berdetak begitu cepat ketika mengingatnya? Tidak mungkin, tidak mungkin kan? Haha."batin Rainy."Nona, apa Nona baik-baik saja?."
Tak ada jawaban dari Rain. Dia hanya memegangi dadanya dengan muka memerah.
"Nona?."pelayan itu melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Rainy.
"Ah ya? Maaf, aku rasa aku sudah salah paham dengan Hades. Aku akan meminta maaf padanya nanti. Bisakah kau keluar dulu aku butuh istirahat."
"Apa Nona yakin, Nona baik-baik saja?."
"Ya. Aku baik-baik saja." sambil tersenyum lebar.
"Baiklah Nona. Jangan lupa untuk menghabiskan sup dan susu nya Nona, saya permisi dulu."
Rainy hanya tersenyum tipis sambil mengangguk.
Setelah pelayan itu keluar. Rainy menutup wajahnya dengan bantal, sembari menyalahkan dirinya.
"Astaga, astaga apa yang sudah aku lakukan? Aku memukulnya dengan cukup keras tadi, apa dia akan baik-baik saja?, dan bagaimana bisa si Kakek datar itu merawatku, tanpa memperhatikan kesehatan nya juga. Bagaimana ini? Bagaimana kalau dia terkena demam dan menyalahkan ku?." Rainy memukul-mukul kepalanya dengan bantal.
Mia, Jimmy dan Jian sampai di apartemen Xiao Ai. Mia langsung berlari keluar dari mobil.
"Mia, jangan berlari tunggu aku!." teriak Jian yang ikut keluar mengejar Mia.
Mia tak memperdulikan ucapan Jian dia hanya terus berlari menuju kamarnya, yang diikuti Jian dan Jimmy.
Mia menekan bel, menggedor pintu dengan begitu gusar.
"Siapa sih yang ingin menghancurkan tempat ini?!" gerutu Pelayan Er yang berjalan kearah pintu dan membukakan pintu.
Mia kaget dengan wanita yang berpakaian pelayan ada di apartemen mereka tapi, Mia tak memperdulikan Wanita itu dan langsung menerobos masuk.
"Hei apa yang kau lakukan! Cepat keluar!." teriak Pelayan Er sambil mengejar Mia.
Membuat Pelayan disana kebingungan, tak lama muncul Jimmy dan Jian di depan pintu, yang langsung masuk kedalam mereka berdua kaget melihat ada Bibi Wu dan beberapa pelayan Hades.
"Bibi Wu? Apa yang Bibi lakukan di sini?."
"Tuan Jimmy, Tuan Jian, saya disini ditugaskan oleh Tuan Hades untuk menjaga Nona. Mari Tuan silahkan, duduk dulu." mempersilahkan Jimmy dan Jian duduk.
Mereka lalu duduk menunggu Rain dan Mia kembali tanpa bertanya apapun.
"Rain! Rain kamu dimana?." Mia berteriak menuju kamar.
Mia membuka pintu kamar, dilihatnya Rainy yang tengah asyik memukul kepalanya dengan bantal.
Rain langsung menatap arah pintu, Mia tengah berdiri disana dengan mata sembab yang langsung berlari kearah Rain.
"Rain.. Kamu kemana saja? Aku mencari kamu kemana-mana. Ada yang luka tidak?." memeluk Rain dengan erat lalu membolak-balik badan Rain dengan cepat.
"Mia, Mia stop Mia. Aku baik-baik saja jangan di bolak-balik begini, pusing tau." gerutu Rain manyun.
"Oh maaf, maaf. Lagian kamu menghilang begitu saja, aku kan khawatir. Aku harus bilang apa sama Nenek kalau kamu hilang begitu. Huuuu." Mia kembali menangis.
Rainy memeluk sahabatnya itu.
"Iya, iya aku yang salah tak sempat pamit padamu, aku minta maaf. Aku tidak akan membuatmu khawatir lagi, berhentilah menangis."Pelayan Er masuk ke kamar Rainy dengan tergesa-gesa.
"Nona, siapa gadis yang tak sopan ini? Apa perlu saya usir?." kata Pelayan Er geram.Mia menyeka air matanya, langsung melepaskan pelukannya. Dan menghampiri pelayan Er.
"Siapa kau?! Mengusirku sembarangan, aku tak mengenalmu! Kau yang seharusnya aku usir!."bentak Mia tak kalah garang.
Rainy lalu berdiri disebelah Mia, menarik tangannya pelan.
"Mia, udah jangan begini. Dia ini adalah sahabatku Mia. Dan Mia, ini adalah Pelayanannya Hades.""Maaf Nona saya tak mengenali sahabat anda. Saya mohon maaf."Pelayan Er menunduk meminta maaf.
"Sudah, tidak apa-apa. Ayo kita semua keluar dulu." Rain mengajak mereka keluar.
Rain lalu keluar dari kamar diikuti dengan Mia dan pelayan Er. Sementara diluar sudah ada Jian dan Jimmy juga beberapa Pelayan.
"Aku rasa aku sudah cukup sehat, kakak-kakak semua maaf, bisakah kalian pulang saja? Disini sudah ada sahabatku yang akan menjagaku dengan baik. Lagi pula aku tak terbiasa di layani."
"Iya itu benar. Aku akan menjaga sahabatku ini dengan baik." Mia merangkul pundak Rain.
"Tapi Nona, Tuan menyuruh kami untuk menjaga Nona." kata Pelayan Wu.
"Pelayan Wu, pulanglah. Mereka akan baik-baik saja. Hades juga pasti berpikiran begitu." Jimmy menimpali.
"Baiklah Tuan Jimmy. Nona jaga kesehatan Nona dengan baik. Kami berlima mohon undur diri dulu."
Para pelayan itupun pergi meninggalkan apartemen.
"Rain, bagaimana keadaanmu? Apa masih sakit?." tanya Jian penasaran.
"Ah, aku tidak apa-apa hanya sakit sedikit saja sekarang sudah jauh lebih baik." katanya sambil tersenyum.
"Apa kamu yakin kamu baik-baik saja?. Atau mau aku antarkan ke Dokter?." tanya Jimmy khawatir.
"Aku baik-baik saja, tidak perlu.." tertawa canggung.
"Ngomong-ngomong bagaimana kalian tau aku sudah berada di apartemen?."
Jian memandang ke arah Jimmy. Rain memiringkan kepalanya bingung.
"Itu tadi Hades menelepon Jimmy, katanya kau baik-baik saja dan ada di apartemen. Jadi kami semua langsung ke sini tapi.."
"Hmm? Tapi apa?."
"Tapi, kata Mia kau punya semacam penyakit langka, apa itu benar?."
Rainy terdiam sejenak dia bingung harus menjawab apa.
Jimmy memperhatikan wajah Rain terlihat kebingungan.
"Jika kamu tak ingin mengatakannya tidak perlu dikatakan." mengatakan sambil tersenyum."Tidak, tidak aku bisa mengatakannya. Aku juga tidak tahu ini bisa disebut semacam penyakit atau tidak. Aku selalu merasa sakit di bagian dadaku setiap kali hujan turun. Terdengar aneh bukan?.." tersenyum kaku.
"Rasa sakit itu seperti tertimpa benda berat, rasanya sakit sekali." Rainy kembali memegangi dadanya.
"Apakah sudah pernah diperiksa oleh Dokter?."
"Sudah. Dokter bilang itu karena trauma luar."
"Trauma luar?." Jian kembali tak bisa menahan rasa penasarannya.
Rain kembali memegangi dadanya, matanya mulai memerah menahan tangis. Mencoba mengingat apa penyebab traumanya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband is a Billionaire Devil [END]
Genç KurguFollow dulu sebelum membaca ya 😻 Dan maaf nanti ada beberapa chapter yang ga beraturan✌️ Pria datar dan kejam itu adalah pemimpin dari sebuah gangster terbesar. Karena salah menangkap musuh, ia jadi dekat dengan seorang gadis yang pernah dia culik...