Seminggu kemudian Rain mulai bersikap normal.
"Pagi sahabat terbaikku!" Ucap Mia sambil mencium pipi Rain yang tengah lahap memakan roti.
"Kamu sudah mau berangkat kerja?"
"Iya, ada meeting dengan beberapa manager. Aku duluan ya"
"Tidak sarapan dulu?"
"Nanti saja di kantor!" Teriaknya sambil menutup pintu.
"Sepertinya aku juga harus mencari pekerjaan" ucap Rain.
Tak lama kemudian, Jimmy datang menjemputnya untuk diajak ke suatu tempat..
"Jimmy, kamu mau bawa aku kemana? Dan ini kenapa menutup mataku, aku tidak bisa lihat jalan."
"Tenanglah, sebentar lagi kita sampai."
Setelah sampai di depan taman bermain Jimmy membuka penutup mata Rain "Taraaaaaa!"
Rain terdiam melihat pemandangan yang ada di depannya. Tempat dimana Hades menghabiskan waktu dengannya menjadi anak kecil dalam sehari. Perlahan air mata gadis itu membasahi pipinya.
"Rain, kamu kenapa?"
Rain lalu menghapus air matanya "Bukan apa-apa" jawabnya cepat.
"Apa kamu ingat Hades lagi?"
Rain menganggukkan kepalanya, namun air matanya tak bisa ia tahan dan akhirnya ia menangis, Jimmy lalu mengajak Rain untuk duduk di kursi dekat mereka.
Rain masih menangis, "Apa kamu menyukainya?" tanya Jimmy.
Rain lalu menatap Jimmy dan menganggukkan kepalanya lagi, Jimmy menarik napasnya panjang ia lalu berjongkok di depan gadis itu "Apa aku tak cukup baik Rain? Kenapa kamu lebih memilih Hades yang membuatmu sakit? apa tak ada harapan bagiku untuk menggantikan posisi Hades di hatimu?"
"Jimmy.. Maaf, aku..aku tak bisa" menangis kembali.
Jimmy mengangguk mengerti "Maafkan aku sudah membuatmu tak nyaman" memeluk Rain untuk menenangkan tangisnya.
Hades ternyata juga ada di sana untuk meninjau ulang lokasi itu, ia melihat Jimmy memeluk Rain dan langsung menghentikan mobilnya mendadak.
"Kak, kenapa berhenti?" tanya Dirga bingung.
Hades memperhatikan mereka sejenak, lalu menjalankan mobilnya kembali "Bukan apa-apa."
Setelah tangisan Rain mereda, Jimmy membelikannya minuman dan mereka berbicara seperti biasa "Maafkan aku yang terlalu egois atas perasaanku, bisakah kau melupakannya?"
"Aku juga minta maaf.."
"Kamu tak perlu melanjutkannya, anggap saja aku tak pernah mengatakan hal itu jadi tetaplah menjadi temanku" kata Jimmy tersenyum ramah.
"Terimakasih Jimmy."
Mereka bercerita seperti biasanya, seperti tak terjadi apapun.
Seminggu kemudian, Club Harimau..
Beberapa orang dari beberapa kelompok datang mencari Hades, mereka mengancam Hades untuk menyerahkan Distrik utara namun Hades menolak, mereka di usir pergi oleh Hades.
Hades langsung memerintahkan para bodyguard nya untuk selalu menjaga keamanan keluarganya "Ingat, jangan sampai ada musuh yang berani mendekati keluargaku! Bunuh di tempat jika mereka melawan!"
"Baik Tuan" pergi membubarkan diri.
"Kak sepertinya kali ini mereka benar-benar akan menyerang tempat ini" ucap Dirga.
"Semuanya harus berjaga-jaga di tempat masing-masing. Perhatikan juga gerak-gerik musuh!"
"Siap Kak!"
Di suatu tempat..
"Bawa gadis itu hidup-hidup! Aku ingin gadis itu segera!" perintah Pria itu kepada anak buahnya.
"Baik Bos, kami akan membawanya ke sini" pergi meninggalkan markas.
"Hades, sekarang aku tahu kelemahan mu. Dan itu akan digunakan untuk melawanmu!" Pria itu tertawa terbahak-bahak.
Sementara itu..
Hingga siang hari Rain masih sibuk mencari pekerjaan, cuaca yang panas tak membuatnya kelelahan. Ia malah menjadi lebih semangat untuk mencari pekerjaan. Ia bisa saja bekerja dengan Jimmy atau meminta bantuan Paman Robin untuk mendapatkan pekerjaan namun dia memilih untuk mencarinya sendiri. Ia tak ingin merepotkan mereka lagi. Saat gadis itu baru saja hendak masuk ke sebuah kantor, tiba-tiba saja ia mendapat telpon dari nomer yang tak di kenal."Hades sekarang bersamaku, jika kau mau dia selamat jam 2 siang ini, datanglah ke sebuah bangunan tua di belakang pabrik roti di distrik L."
"Tu..tunggu apa yang baru saja kau katakan? Hades.. Hades ada denganmu? Siapa kau!?"
"Gadis kecil sebaiknya kau dengarkan aku baik-baik, Jangan menghubungi siapapun dan jangan terlambat. Jika kau tak mengikuti kata-kataku, aku bisa membunuhnya, memotong tubuhnya menjadi beberapa bagian dan mengirimkannya padamu satu persatu. Jadi semua tergantung padamu" telpon itu langsung dimatikan begitu saja.
Rain terduduk lemas di pinggir jalan "Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan? Bagaimana..bagaimana jika mereka melakukan sesuatu yang buruk padanya!?.." mata gadis itu berkaca-kaca panik.
"Apa aku harus menghubungi polisi? Tidak..tidak bagaimana jika orang itu tak main-main dengan perkataannya? Apa yang harus aku lakukan?.." mengacak-acak rambutnya.
Rain melirik jam tangannya "Sebentar lagi waktunya, benar. Aku harus datang sendirian ke sana! Hades sudah menyelamatkanku setiap saat, inilah waktu untuk membalas kebaikannya!" gumam gadis itu lagi dan langsung ke alamat yang sudah di janjikan.
Sesampainya di sana, Rain melihat kiri dan kanan tak ada siapapun di sana hanya bangunan kosong yang terbengkalai.
"Hades dimana kau? Apa kau mendengar ku?" teriaknya
Tak ada jawaban dari sana, Rain masuk ke setiap ruangan mencoba mencari keberadaan Hades.
"Hades? Apa kau ada di dalam? Hades?" Teriaknya lagi.
Saat ia hendak berbalik, tiba-tiba saja punggungnya di pukul dengan sangat keras, ia lalu pingsan seketika.
Rain diikat di sebuah kursi "Kau benar-benar gadis yang bodoh! Ingin menjadi pahlawan? Haha benar-benar memuakkan, rasanya aku sangat ingin membunuhmu! Saat ini juga!" geram wanita itu lalu menampar wajah Rain yang tengah pingsan.
30menit kemudian, Rain tersadar dari pingsannya dan mendapati dirinya sudah diikat dengan tali, ia melirik kanan dan kiri namun tak ada siapapun di sana.
"Hei siapa kau? Dimana Hades? Apa yang kau lakukan padanya! Lepaskan aku! Beritahu aku Hades dimana!?" teriak Rain sambil meronta-ronta.
"Hei apa kau dengar aku?! Siapa kau?! Lepaskan Hades!"
Tiba-tiba seorang wanita menggunakan topi merah masuk "Ah Tuan Putri sudah sadar? Mencari pangeran?" sapa wanita itu dengan senyuman liciknya mendekat ke arah Rain.
Rain tampak kebingungan melihat wanita itu "Kau seorang wanita?"
Wanita itu membuka topinya dan tersenyum "Surprise!"
"Kau..!?" Teriak Rain kaget.
Wanita itu meletakkan jari telunjuknya di depan bibir Rain mengisyaratkan gadis itu untuk tetap diam "Sssttt, kenapa wajahmu seperti itu? Apa kau kaget melihatku bisa ada disini?"
Xoxo
DemonLie
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband is a Billionaire Devil [END]
Teen FictionFollow dulu sebelum membaca ya 😻 Dan maaf nanti ada beberapa chapter yang ga beraturan✌️ Pria datar dan kejam itu adalah pemimpin dari sebuah gangster terbesar. Karena salah menangkap musuh, ia jadi dekat dengan seorang gadis yang pernah dia culik...