Chapter 69

4K 207 16
                                    



Hari itu juga Kakek mengurus kepulangan Rain dari rumah sakit. Ia meminta agar Cucunya di rawat di rumah.

Hades memberi tahu Mia bahwa Rain ada di rumah sakit, sesampainya Mia di sana Rain telah pulang dan tak ada di ruangannya.

"Rain kamu kemana? Apa yang harus aku katakan pada Nenek!" Ucap Mia sedih.

Di rumah Tuan Xi..

Malam harinya, Di ruangan Pak Xi, kedua orang tua itu tengah berbicara.

"Bagaimana dia bisa tahu nama itu?" Tanya Nenek penasaran.

"Pria yang tadi menemuinya, dia adalah anak dari perempuan itu."

Nenek menutup mulutnya "Astaga, benarkah? Lalu apa hubungan Rain dengannya?"

"Mereka sudah saling mengenal sejak beberapa bulan yang lalu. Dan.." ucapan Kakek terputus, wajah kesalnya tak bisa ia sembunyikan.

"Dan Rain menyukainya?" Tebak Nenek.

Kakek menganggukkan kepalanya pelan "Kau tahu bukan, aku sudah pernah kehilangan Zhuyin, aku tak bisa kehilangan Rain juga. Aku tak akan bisa melihatnya bersama dengan orang yang sudah membuat anakku meninggal."

"Luis, mereka meninggal karena kecelakaan."

"Benar. Tapi kecelakaan itu semua disengaja kau tahu?"

"Aku tahu Luis, aku tahu itu. Tapi semua itu tak ada kaitannya dengan Meiqing ataupun anaknya."

"kau bilang tak ada? Apa kau tak ingat alasan kedua orang itu keluar dari China apa?!"

"Tapi, kau juga tak bisa melarang perasaan Cucumu pada Pria itu kan?"

"Apa kau tak lihat tadi sikap Rain padanya, aku yakin sekali Rain sudah membencinya karena kebenaran itu."

"Luis, kau bukanlah anak kecil lagi. Kebencian itu, tak baik jika kau terus menyimpannya. Buanglah kebencian itu Luis."

"Aku tetap tak bisa memaafkan mereka!" Pergi meninggalkan Nenek Linda di ruangan itu.

Tak lama telpon Nenek berdering, ia lalu mengangkatnya terdengar suara wanita di seberang telepon tengah menangis tersedu-sedu "Ada apa Mia kenapa kau menangis?"

"Nenek maafkan Mia.. maafkan Mia!"

"Nak ada apa ini? Tenanglah, bicaralah perlahan."

"Nenek, Rain..Rain hilang Nek! Huuu"

"Astaga anak ini, aku pikir apa. Tenanglah sayang Rain aman bersamaku" ucap Nenek menenangkan.

Mia langsung menghapus air matanya dengan cepat "Apa yang Nenek katakan?"

"Rain, dia bersamaku."

"Bagaimana bisa? Nenek sekarang di Guangzhou?!!" Pekik gadis itu.

Nenek lalu menjauhkan hp itu dari telinganya "Aduuh telingaku masih baik-baik saja Mia, kenapa kau berteriak!"

"Maaf.. maafkan Mia Nek, Mia hanya kaget, bagaimana Nenek bisa sampai di sini?"

"Ceritanya panjang. Akan aku ceritakan nanti."

"Lalu bagaimana dengan Rain? Mia dengar dia masuk rumah sakit, apa itu benar Nek?"

"Benar Nak. Tapi sekarang dia sudah baik-baik saja.

"Syukurlah" Mia menarik napasnya lega.

"Besok aku kirimkan alamatnya, kau bisa datang ke sini untuk menemuinya"

"Baik Nek, terimakasih Nek" telpon lalu terputus.

Di rumah Hades..
Bibi Qing tengah asyik menikmati film kesukaannya, tiba-tiba ia melihat Hades menuju kamarnya dengan wajah sedih. Ia lalu mengikutinya.

"Nak ada apa dengan wajahmu?" Tanya Bibi Qing yang mengikuti Hades duduk di atas tempat tidur.

"Bukan apa-apa Ma, bisakah Hades beristirahat?"

"Apa kau yakin tak ingin berbagi cerita dengan Mama?" Tanya Bibi Qing lagi memastikan.

Hades terdiam sejenak dan menarik napasnya berat "Rain masuk rumah sakit Ma, saat Hades di sana dia menyuruh Hades untuk pergi."

"Apa? Bagaimana bisa? Apa yang terjadi?"

"Hades juga tidak tau Ma, mungkin karena waktu itu Hades yang mengusirnya duluan."

Bibi Qing lalu memeluk anaknya "Ayo kita jenguk dia besok"

Hades hanya mengangguk pelan.

Di rumah Tuan Xi..
Rain duduk termenung menatap jendela besi berukiran bunga lotus tersebut. Jam menunjukkan angka 8 malam, ia hanya menatap jendela itu dengan tatapan nanar. Luka di perutnya tak begitu terasa, namun luka di hati seperti enggan pergi darinya. Tak lama kemudian Nenek masuk..

"Apa kau baik-baik saja sayang?" Tanya Nenek yang langsung duduk di samping ranjang Rain.

Rain menatap Nenek, lalu memeluknya dengan erat dan menangis kembali.

"Apa yang membuatmu begitu sedih sayang?"

Rain menggelengkan kepalanya.

"Apa kau menyukainya?" Tanya Nenek lagi.

Rain lalu mendongakkan kepalanya menatap Nenek seperti sedang bertanya bagaimana Nenek bisa tau "Nak, jika kau mencintainya, lalu kenapa kau menyuruhnya untuk pergi?"

"Rain masih belum bisa melihatnya Nek, ketika melihatnya Rain akan langsung mengingat kepergian Papa dan Mama" menangis tersedu-sedu.

Nenek membelai rambut Rain pelan "Nenek juga merasakan hal yang sama seperti mu sayang, ketika tahu bahwa Pria itu adalah anaknya Meiqing. Bahkan aku sangat ingin mencari ibunya dan membunuhnya saat itu juga, aku ingin mereka merasakan sakit yang aku rasakan!" Geram Nenek.

Rain mendongakkan kepalanya seakan tak percaya dengan ucapan yang baru saja keluar dari mulut Neneknya. Wajar saja ia kaget, karena Wanita paruh baya itu tak pernah menampakan amarahnya.

"Setelah aku membunuhnya lalu apa? Apakah semua akan kembali seperti semula? Tentu saja tidak bukan? Aku hanya mencoba untuk melupakan semua kebencian ku, karena aku yakin Raka dan Zhuyin juga tak ingin aku menyimpan dendam dalam waktu yang lama. Kau tahu menyimpan dendam tak akan membuatmu bahagia" ucap Nenek lagi  sambil tersenyum dan mencubit hidung Rain.

"Apa sikap Rain tadi berlebihan Nek? Apa dia akan membenci Rain?" Menangis.

Nenek menghapus air mata gadis itu "Tidak sayang, itu wajar Nak, dan dia juga tak akan membencimu hanya karena itu" memeluk Rain.

Keesokan paginya..
Mia sudah mendapatkan alamat rumah Tuan Xi, ia datang pagi-pagi sekali..

"Apa Rain benar-benar tinggal di sini?" Memeriksa kembali alamat yang diberikan Nek Linda.

"Benar, ini tempatnya tapi kenapa ini.. besar sekali!!" Teriak Mia tak percaya dengan rumah yang ada di depannya itu.

Rumah bergaya kastil kuno, berwarna putih bersih dengan pohon-pohon hijau di sisi kanan dan kiri, serta kolam air mancur di tengah pintu masuk.

Cukup lama Mia berdiri di sana mengagumi keindahan tempat itu, hingga seseorang Pria mendekatinya "Apa yang anda lakukan di sini?"

Mia lalu menoleh ke arah suara itu, seorang Pria berpakaian rapi seperti seorang Bodyguard "Maaf, aku sedang mencari seorang Nenek namanya Nek Linda, serta seorang gadis cantik, rambutnya hitam, tingginya segini" memberitahukan ciri-ciri mereka dengan benar.

"Anda siapa?"

"Saya, sahabatnya Rainy!"

Bodyguard itu melihat dengan baik gadis yang ada di depannya "Ayo, lewat sini."

Xoxo
DemonLie

My Husband is a Billionaire Devil [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang