Keesokan harinya..
Mereka kembali melakukan meeting serta makan bersama klien hingga waktu sore tiba. Setelah selesai makan, Hades mengajak Rain untuk pergi ke suatu tempat."Kita tidak menggunakan mobil?" tanya gadis itu bingung.
"Tidak jalan kaki saja biar sehat" menarik tangan Rain keluar dari restoran.
"Mau kemana? Bukankah kita harus kembali ke kantor?"
"Aku Bos nya, jika kau bolos denganku itu tidak masalah" jawab Hades santai.
Rain hanya tertawa kecil, mereka menyusuri jalan setapak mengikuti Hades, tak lama kemudian mereka sampai di sebuah pantai yang cukup luas.
"Aku baru tahu disini ada tempat secantik ini!" kata gadis itu semangat.
"Iya sama sepertimu, cantik" gumam Hades pelan.
Rain menatap ke arah Hades "Kau bilang apa?"
"Apa?"
"Tadi kau bilang apa?"
"Aku tak mengatakan apapun."
"Bohong, cepat katakan sekali lagi!"
"Aku tak mengatakan apapun, sudah ayo cepat jalan!"
Hades berjalan meninggalkan Rain yang kesal "Tapi, tadi aku dengar jelas sekali dia bilang sama sepertiku cantik, sepertiku?, apa dia bilang aku cantik? Aku? Cantik?" kata gadis itu menepuk-nepuk pipinya senang.
"Hei katakan sekali lagi!" gadis itu berlari mengejar Hades.
Mereka berjalan menyusuri pantai.
"Tapi, kenapa aku tak melihat satupun pengunjung?" tanya gadis itu bingung.
"Pantai ini tidak dibuka untuk umum"
"Maksudmu pantai ini milikmu?"
"Belum tapi, aku memang berencana untuk membeli seluruh distrik A."
Rain menatap Pria itu tak percaya "Apakah orang kaya memang mempunyai hobi sepertimu?"
Hades tak menjawabnya ia lalu duduk, diikuti dengan Rain. Matahari mulai terbenam, mereka menikmati pemandangan indah itu dalam diam hanya suara deburan ombak laut yang terdengar. Cukup lama mereka terdiam, hingga langit jingga digantikan dengan langit malam yang mulai dipenuhi bintang.
"Kakek datar apakah kau pernah mengajak seseorang menikmati suasana seperti ini?" tanya gadis itu memecahkan keheningan.
"Tidak. Tapi, seseorang sering mengajakku ketempat ini" ia menjawab tanpa melihat wajah Rain.
"Ah benarkah? Waaa apakah itu seorang wanita cantik?" goda Rain sambil tertawa.
Wajah Hades tiba-tiba berubah murung "Bukan. Tapi Papaku, dulu dia sering membawaku kesini. Sekarang ia telah meninggal karena sebuah kecelakaan dan itu karena aku yang tidak bisa menjaga dia dengan baik, setiap kali aku merindukannya aku pasti akan datang kesini."
Kesedihan di wajah Pria itu tampak jelas,
Rain lalu memegang tangan Hades mencoba menghiburnya "Berhentilah, menyalahkan dirimu. Kau tahu ini mungkin sedikit kuno aku pernah mendengar, meninggalkan dunia tak berarti berpisah, mereka berubah menjadi bintang di langit.." menunjuk ke langit yang dipenuhi bintang."Papamu, saat ini dia sedang menggunakan cara lain untuk melindungi mu dari jauh. Maka dari itu kamu harus bahagia baru tidak membuatnya sedih" tersenyum kemudian melihat ke arah Hades.
Hades menatap Rain datar kemudian melihat ke arah langit.
Rain lalu menggunakan kedua jari tangannya untuk mengukir sebuah senyuman di wajah Pria tampan itu "Nah mulai sekarang tersenyumlah seperti ini, jangan bersedih. Papamu di atas sana pasti juga ingin selalu melihatmu tersenyum" ikut tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband is a Billionaire Devil [END]
Teen FictionFollow dulu sebelum membaca ya 😻 Dan maaf nanti ada beberapa chapter yang ga beraturan✌️ Pria datar dan kejam itu adalah pemimpin dari sebuah gangster terbesar. Karena salah menangkap musuh, ia jadi dekat dengan seorang gadis yang pernah dia culik...