Diruangan Hades..
"Kemana gadis bar-bar ini? Sudah hampir satu jam belum kembali. Apa dia kabur?" gerutu Hades.
Tak lama pintu ruangan Hades dibuka dengan cepat. Muncul wajah gadis itu dengan napas yang masih terengah-engah.
"Maaf..aku lama"sembari menghapus bulir-bulir keringat yang ada di dahinya.
"Darimana saja kau? Aku hampir mati kelaparan karenamu" katanya datar.
Gadis itu mengatur napasnya perlahan "Maaf lama, ini makananmu. Aku membelikan yang baru, yang tadi sudah dingin."
"Kenapa sudah dingin? Memangnya kau darimana?"
"Tadi aku bertemu seorang Kakek, lengannya terluka parah jadi aku membantunya kerumah sakit. Sekarang dia ada diruangan sebelah"kata gadis itu sambil tersenyum.
"Jadi kau mengurusnya dulu. Dan tak memikirkan aku yang kelaparan?"
"Ah bukan seperti itu. Kakek itu terlihat sangat lemah aku tak tega melihatnya yang sedang terluka."
"Kau terlalu polos, sebaiknya kau jangan terlalu cepat percaya pada orang asing. Bisa jadi mereka punya niat jahat padamu lain kali, berhati-hatilah."
"Kau benar juga, aku harus berhati-hati pada orang asing. Bukankah aku juga harus berhati-hati padamu?"
"Kau!" kata Hades kesal.
"Aishh sudah..sudah berhentilah marah. Makan ini" menyuapi Hades dengan bubur.
Hades lalu diam, tak berbicara dia hanya memakan habis buburnya dengan tenang. Rain lalu memberikan nya obat dan membantunya berbaring.
"Nah sekarang tidurlah."
Hades tak melawan dia langsung memejamkan matanya. Rainy masih di samping menatapnya.
"Benar. Kalau sedang tidur seperti ini dia cukup tampan ah bukan, sangat tampan" batin gadis itu tersenyum sembari memperhatikan Hades.
"Aku tahu aku sangat tampan jadi berhentilah menatapku" kata Hades dengan mata tertutup.
Rain kaget dan langsung memalingkan wajahnya "Siapa yang menatapmu, kau..kau terlalu percaya diri!"
"Baiklah kalau begitu berhenti menatapku. Ditatap seperti itu, aku merasa seperti ingin dimangsa oleh seekor singa yang kelaparan."
"Hei kau mengatai ku singa!?"
"Ah ternyata benar kau menatapku. Hanya saja kau tak mengakuinya" kata Hades lagi masih dengan mata tertutup.
"Kau! Terserah kau saja aku mau keluar sebentar. Istirahatlah dengan baik" pergi melangkah keluar dengan kesal.
"Dia pergi lagi? Siapa sebenarnya yang ingin dia temui?" diam-diam Hades lalu membawa infusnya keluar mengikuti Rain.
Rain sampai di ruangan sebelah, ia bertemu dengan seorang Pria paruh baya. Hades mencoba mengintip siapa Pria itu.
"Luis Xi? Dia kenal dengannya? Apa yang dilakukan si pak tua itu disni? Bagaimana mereka bisa saling kenal? Dan apa-apaan gadis bar-bar itu kenapa dia begitu akrab dengan pak tua itu? Apa jangan-jangan mereka berkomplotan?" pikiran Hades di isi dengan begitu banyak pertanyaan yang tak dapat ia jawab sendiri.
Hades menatap gadis itu dan Pak Xi dengan kesal, ia lalu kembali lagi ke ruangannya. Sesampainya di depan ruangannya, disana sudah berdiri Dirga dan beberapa Bodyguard menunggu Hades.
"Kakak bukankah Kakak sedang sakit, kenapa berkeliaran di luar?" berjalan kearah Hades dan membantunya.
"Dirga? Kenapa kau ada disini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband is a Billionaire Devil [END]
Ficção AdolescenteFollow dulu sebelum membaca ya 😻 Dan maaf nanti ada beberapa chapter yang ga beraturan✌️ Pria datar dan kejam itu adalah pemimpin dari sebuah gangster terbesar. Karena salah menangkap musuh, ia jadi dekat dengan seorang gadis yang pernah dia culik...