Di pagi libur yang cerah itu Rainy mendapat telepon dari pemilik apartemen, mereka meminta maaf dan bilang bahwa apartemen itu kini, tidak bisa disewa lagi karena sudah ada yang membelinya.
Jadi apartemen itu harus secepatnya di kosongkan, jika Rainy mau menyewa apartemen itu, coba menghubungi pihak pengelola apartemen yang baru.
"Gimana ini Mia, kita mau pindah ke mana?, dadakan banget lagi." Rainy mulai mondar mandir di depan Mia.
"Tenang Rain, tenang dulu aku ga bisa mikir kalau kamu mondar-mandir begitu."
"Ga bisa tenang Mia, ini terlalu dadakan aku bingung." masih terus mondar-mandir.
"Tenang dulu Rain, gimana kalau minta bantuan Papa aja?, biar Papa yang bantu kita untuk beli apartemen Rain!." katanya girang sembari menahan Rain supaya tak mondar-mandir lagi.
"Ga mau Mia, aku udah banyak nyusahin Paman, aku ga mau."
"Terus mau gimana Rain?."
"Aku akan coba tanya sama pemilik apartemen yang baru aja. Apa mereka berkenan untuk kasi kita sewa apartemen ini."
"Ya sudah kita coba saja. Tadi dikasih nomernya kan? Coba telpon."
"Iya sebentar aku coba dulu."
Rain menekan-nekan layar hp nya.
"Halo. Maaf mengganggu, apa ini benar nomer pemilik apartemen kamar 777 yang baru?.""Benar. Saya yang mengurus apartemen itu. Ada apa ya?." tanya wanita itu.
"Saya yang menyewa apartemen 777, saya ingin bertanya apakah saya masih bisa menyewa di apartemen ini?."
"Maaf Nona, nanti coba saya tanyakan dengan yang punya. Nanti saya kabari anda lagi."
"Baiklah Nyonya, kami tunggu kabar baiknya, terimakasih."
Rainy menutup telpon itu.
"Bagaimana Rainy? Apa mereka mau menyewakannya?." Mia mulai penasaran.
"Belum tau Mia, Wanita itu bilang dia hanya pengurus, bukan pemilik apartemen ini. Dia menyuruh kita menunggu, dan dia akan bertanya kepada pemilik tempat ini dulu."
"Oh begitu, ya sudah kita tunggu saja Rain. Semoga mereka mau menyewakan apartemen ini."
"Entahlah, semoga saja." jawab Rain malas.
Sementara itu..
Tok..tok.. Tok.."Masuk."
"Pak, Nona yang menyewa di Apartemen Xiao Ai kamar 777, menanyakan apakah anda mau menyewakan tempat itu?."
"Ya, biarkan mereka menyewa apartemen itu. Jangan beri tahu siapa pemiliknya yang baru. Dan berikan juga aku kuncinya."
"Baik Pak." Sensen lalu keluar ruangan.
Belum sempat ia keluar Hades memanggil nya lagi."Sensen satu lagi, aku mau kau membeli perusahaan kecil Wedding organizer yang berada di pusat kota itu. Jika mereka menolak tawarkan harga tinggi agar mereka mau menjualnya. Dan atur jadwal pertemuanku dengan pemilik perusahaan itu."
"Baik Pak, akan saya urus secepatnya." keluar ruangan.
"Aku pikir ini cukup, untuk membuatmu menyesal telah berurusan denganku." kata Hades menyeringai.
Seminggu kemudian..
Siang itu di restoran tengah duduk laki-laki paruh baya sedang menunggu seseorang. Lalu datanglah orang yang ditunggu ia pun berdiri menyambut kedatangan Pria itu.
"Selamat siang Tuan Hades. Suatu kehormatan bisa bertemu dengan anda secara langsung." senyuman Pria itu sumringah saat bersalaman dengan Hades.
Hades membalasnya dengan tersenyum tipis sembari duduk.
"Kau mengenalku?." tanya nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband is a Billionaire Devil [END]
Genç KurguFollow dulu sebelum membaca ya 😻 Dan maaf nanti ada beberapa chapter yang ga beraturan✌️ Pria datar dan kejam itu adalah pemimpin dari sebuah gangster terbesar. Karena salah menangkap musuh, ia jadi dekat dengan seorang gadis yang pernah dia culik...