Setelah menyelesaikan beberapa jahitan, aku bergegas mengambil gaun pengantin yang sudah di bungkus rapi itu. Bersiap mengantarkan nya ke alamat yang di berikan Vio. Sesampainya disana..
Alamat nya bener disini kan, kataku memastikan pada diriku sendiri. Itu adalah sebuah Hotel berbintang lima yang sangat besar dan megah. Aku lalu pergi menuju lift naik ke lantai 48 dan mencari kamar 4818.
Sesampainya di depan kamar aku sudah kelelahan aku mengatur nafas sebelum menekan bel kamar.
Ting.. Tong.. Tak ada yang membuka pintu kamar, aku menekan kembali Ting.. Tong.. Tak juga ada yang keluar aku mulai kelelahan mengangkat gaun yang berat itu.Jika satu kali ini tidak dibuka aku akan pergi kataku kesal. Ting.. Tong.. Benar saja tidak ada yang membuka aku langsung berbalik badan bersiap meninggalkan kamar itu. Tiba-tiba pintunya terbuka, muncul satu wanita paruh baya tapi masih terlihat cantik berpakaian cheongsam, dengan rambut di sanggul rapi.
"Maaf, sudah membuatmu menunggu lama, tadi aku sedang dikamar mandi mari masuk dulu" ia terlihat kaget saat melihatku. Lalu berubah tenang sambil tersenyum hangat.
"Tidak apa-apa Nyonya. Aku disini saja, aku hanya ingin mengantarkan ini" aku sedikit kebingungan melihat ekspresi wanita ini tadi. menyodorkan gaun pengantin merah maroon.
Suasana sedikit canggung lalu tiba-tiba terdengar suara deringan ponsel dari dalam kamar,
"Ayo masuklah dulu, duduk sebentar"jawabnya sopan.
Belum sempat mengatakan tidak, wanita itu sudah berlalu pergi. Mungkin sedang buru-buru mengangkat telpon pikirku ah ya sudahlah ikuti saja sebentar.
"Hans, kamu dimana?. Baiklah cepatlah naik Mama menunggumu"terdengar suara wanita itu sedang berbicara dengan seseorang. Sepertinya anak dari wanita itu.
"Ah maaf membuatmu menunggu lagi, ayo duduklah jangan berdiri terus"tetap dengan nada lembut dan penuh senyuman.
"Tidak apa-apa Nyonya saya baik-baik saja"jawabku sopan.
"Duduklah sebentar aku ambilkan secangkir teh untukmu".
"Tidak terimakasih Nyonya. Tidak usah repot-repot aku hanya mengantarkan gaun" kataku menolak sopan.
"Itu tidak merepotkan. Tunggu sebentar ya"tersenyum lalu berlalu pergi.
Kamarnya sangat luas, dan ada beberapa foto prewedding. Aku melihat Pria yang ada di foto itu sangat mirip dengan Pria kejam yang menculik nya waktu itu.
Aku menatap lama bingkai foto kayu besar itu disana terlihat jelas mereka memakai pakaian senada berwarna biru, Pria kejam itu sedang tersenyum lebar sambil menatap mata seorang wanita yang sangat cantik di pelukkannya.
Tiba-tiba Wanita itu sudah datang membawa secangkir teh hangat.
"Kamu menatap foto itu lama sekali. Apakah kamu mengenal salah satu di antara kedua orang itu? Tanya nya lembut sembari meletakkan secangkir teh itu dimeja.
"Ah tidak Bi, ah Nyonya aku tak mengenal mereka, mereka terlihat sangat serasi"kaget buru-buru melambaikan tangan mengisyaratkan tidak.
Hahaha dia tertawa lepas..
"Kamu ini gadis yang sangat lucu" kata nya sambil berjalan kearahku dan menuntunku duduk disebelahnya."Kamu boleh memanggilku Bibi Qing" jawabnya lagi sambil tersenyum.
"Baiklah Bibi Qing" membalas senyuman.
"Ayo di minum teh nya. Oh iya namamu siapa?"menyodorkan secangkir teh.
"Nama aku Rainy Bi" sambil tersenyum hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband is a Billionaire Devil [END]
Roman pour AdolescentsFollow dulu sebelum membaca ya 😻 Dan maaf nanti ada beberapa chapter yang ga beraturan✌️ Pria datar dan kejam itu adalah pemimpin dari sebuah gangster terbesar. Karena salah menangkap musuh, ia jadi dekat dengan seorang gadis yang pernah dia culik...