51

14.3K 730 27
                                    

Plisssssss jangan jadi pembaca gaib ya guys





Selamat membaca



"E-eh ka rival ". Ucap anin dengan sedikit gagap saat melihat orang yang ia lihat

" Hati hati kalo jalan ". Ucap ka rivaldo

" Hehe sory ka , kakak mau kemana ? ". Tanya Anin

" Mau ke Kantin , lo mau kemana ? ". Tanya rivaldo

" Mau ke toilet , eh yaudah ka gue duluan ". Ucap anin sambil meninggalkan rivaldo

Anin pun pergi tergesa gesa karena sudah tak tahan lagi , Anin sudah menahan nya dari ulangan ke dua tadi dan saat nya urine nya minta di keluarkan . Anin pun masuk ke dalam toilet untuk membuang nya dan tak lama kemudian Anin keluar setelah luluasa membuang urine nya tapi sebelum ia keluar Anin berkaca untuk membenarkan ikat rambut nya .

Anin pun keluar dari toilet itu dan saat keluar tangan Anin langsung ada yang menarik nya ternyata itu renan yang menarik tangan nya lalu mengajak nya pergi .

" Lepas ". Sertak Anin sambil berusaha melepas tangan renan , tenaga Anin kalah kuat nya dengan tenaga renan .

" Lep---".

" Diam ". Ucap renan dengan nada dingin , renan tak peduli banyak yang melihat nya menarik Anin yang ia pikirkan hanya membawa Anin ke rofftop . 

Mereka sudah sampai di rofftop renan pun melepaskan tangan Anin , renan membalikkan badan nya menghadap Anin yang kini sedang mengusap tangan nya akibat cengkraman renan .

" Siapa Adnan ? ". Tanya renan dengan nada dingin

Anin menatap renan yang kini berada di depan nya , Anin sedikit gugup saat melihat wajah renan setelah beberapa hari ia tak melihat wajah renan secara dekat seperti ini membuat jantung Anin berdegup kencang . Anin berusaha sebisa mungkin untuk menetralkan degup jantung nya yang seakan ingin keluar .

" Hah ? ". Tanya Anin yang belum paham ucapan renan

" Aku tanya siapa adnan ".

" Apa urusan nya sama kamu ".  ucap anin

" Siapa Andan Anin ? ". Tanya renan

" Gak perlu tau ". Ucap anin sambil hendak pergi renan tapi renan langsung mencekal tangan Anin sebelum Anin pergi

" Lepas ". Anin sambil meronta -ronta

" Jawab aku Anin ". Renan dengan nada dingin

" Lepas ". Anin sambil berusaha melepas cekalan renan

Renan tak mau begitu saja melepaskan Anin dia harus tau siapa Adnan yang selalu menghubungi Anin hampir setiap hari nya .

" LEPAS ". teriak anin yang sudah emosi pada renan

" Aku ga---".

Plak

Pipi renan terasa sakit di sebelah kanan nya dan juga rahang nya sudah mengetat menahan emosi . Anin menamparnya membuat renan menatap anin dengan tatapan yang  sulit di artikan .

" Mau Lo apa sih ? Lo gak perlu tau siapa Adnan ". Ucap anin dengan nada emosi sambil menatap renan

" Gak perlu tau ? Itu hak aku buat tau siapa Andan Anin ". Ucap renan dengan nada dingin

" Hahah hak apa ? Hak sebagai pacar ? . Setelah lo ciuman sama cewe lain , lo masih ingat ini hak Lo ? . Lo pikir gue gak punya hati ren ". Ucap anin dengan nada serak bahkan Anin pun hampir ingin menangis , tapi ia tak boleh lemah .

RENANDIKA  (BELUM REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang