Joohyun memberitahu sang Ibu ketika Ibunya telah pulang dari rumah Bibi nya itu. SinAh tak menyangka jika Joohyun dilamar oleh Junmyeon, yang merupakan pria paling berpengaruh di Korea karena perusahaan keluarganya yang benar-benar sukses di Korea maupun negara lainnya.
"Joohyun-ah, apa pria itu serius melakukan semua ini," SinAh mengalihkan pandangannya dari cincin yang Joohyun letakkan di atas meja.
"Saat melamarku kemarin, wajah Pak Junmyeon sangat serius Eomma. Dan tidak mungkin pria seperti dia main-main dalam hal ini."
SinAh mengangguk, kemudian menatap putri satu-satunya itu dan menggenggam tangan Joohyun. "Semua keputusan kembali padamu, nak. Eomma hanya bisa mengikuti apa kemauanmu, karena kau pun telah memutuskan perjodohan dengan Minho dan itu pasti ada alasannya 'kan ?"
"Karena pria ini kau membatalkan perjodohan dengan Minho." lanjut SinAh.
Kepala Joohyun terangkat untuk menatap sang Ibu. "Apa Eomma merestui keputusanku ?"
SinAh tersenyum. "Jika itu membuatmu bahagia, mengapa tidak ?"
Joohyun tersenyum kemudian memeluk tubuh SinAh cukup erat. "Aku sangat menyayangimu, Eomma. Aku tetap akan bersama Eomma meskipun nanti aku menikah, aku akan membicarakan mengenai hal ini pada Pak Junmyeon."
SinAh membalas pelukkan Joohyun dan mengusap rambut panjang anaknya itu. "Aigoo, anak Eomma akan menikah. Eomma disini sendiri pun tak apa, Joohyun-ah."
Joohyun melepaskan pelukannya pada sang Ibu, kemudian menggelengkan kepalanya. "Eomma harus bersamaku, aku tidak mau jauh dari Eomma."
SinAh menyentil dahi Joohyun lembut. "Kau ini sudah mau menikah, sudah sepantasnya kau hanya tinggal bersama suami dan anak tiri mu itu."
"Eomma jangan menolak kemauan Joohyun. Aku akan menghubungi Pak Junmyeon dulu."
Joohyun membawa kotak cincin itu kemudian bangkit dari duduknya dan melangkah memasuki kamarnya untuk menghubungi Junmyeon, dia harus memberitahu jawabannya saat ini. Semoga keputusannya ini adalah yang terbaik.
Joohyun mendial nomor milik Junmyeon, nada dering pertama tak di angkat oleh pria itu hingga Joohyun menelfon Junmyeon hingga lima kalipun pria itu tak mengangkat telfon darinya. Sekali lagi Joohyun mendial nomor milik Junmyeon, kali ini langsung di angkat oleh sang empunya.
"Yoboseo. Maaf tadi saya sedang ada rapat." Suara khas Junmyeon dari sebrang sana.
Joohyun meringis, dia jadi merasa bersalah jika seperti itu. "Maaf jika mengganggu waktu anda, Pak."
"Tak apa, lagian sudah selesai. Ada apa ya ?"
Joohyun mengangguk. "Emm bisa bertemu ?"
"Bisa, bagaimana dengan makan siang bersama ?" usul Junmyeon.
Lagi-lagi Joohyun menganggukan kepalanya, kali ini seraya tersenyum. "Boleh."
"Kalau begitu nanti saya kirimkan alamatnya, sampai jumpa." pamit Junmyeon, kemudian sambungan telfon tertutup.
Joohyun tersenyum kemudian meletakkan handphonenya di atas meja kerjanya. Saat ini masih jam sepuluh, masih ada waktu untuk acara makan siang itu.
********
Dari pintu masuk Joohyun sudah menemukan Junmyeon yang tengah duduk sembari memainkan handphonenya, pria itu belum menyadari kedatangannya. Joohyun membenarkan tatanan rambutnya yang sedikit berantakan karena dia kesini menggunakan bus yang lumayan padat, beruntungnya dia tak begitu terlambat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Becoming Stepmother [REVISI]
Romance"Menikahlah dengan saya dan jadilah Ibu untuk Naeun."ucap Junmyeon menatap Joohyun. Joohyun terdiam, ini terlalu tiba-tiba baginya. Dan tak menyangka jika Junmyeon memintanya untuk menjadi Istri dan Ibu untuk Naeun, sedangkan pria itu pun yang telah...