Waktu seakan cepat berlalu Joohyun lalui, di mulai dari menenggok Krystal yang melahirkan anak perempuan disusul oleh Wendy beberapa kemudian yang melahirkan seorang anak laki-laki yang mengkloning sosok Park Chanyeol.
Kini Joohyun menanti kelahiran bayi yang di kandungnya itu, menurut hasil USG bayinya adalah perempuan dan perkirakan akan lahir dalam waktu dekat ini. Joohyun tersenyum lebar, mengusap perut buncitnya dengan penuh kasih sayang. Dia sudah tidak sabar untuk melihat buah hatinya lahir ke Dunia, seperti apakah wajahnya. Apa akan seperti dirinya atau seperti Junmyeon.
Beberapa waktu belakangan ini dia sering mendapatkan kontraksi palsu, sering bangun tengah malam karena merasa tak enak tidur bahkan membangunkan Junmyeon untuk mengelus-elus punggungnya yang terasa pegal itu, kamar mereka berdua pun berpindah menjadi di lantai bawah setelah kehamilan Joohyun menginjak empat bulan.
Junmyeon dan Joohyun pun telah menyiapkan kamar tidur untuk calon anaknya itu, kamar yang di dominasi oleh warna pink yang telah di rancang sedemikian rupa saat Joohyun hamil delapan bulan, satu bulan yang lalu.
Joohyun menoleh saat dirasa sofanya sedikit bergerak, rupanya Junmyeon menempatkan dirinya di samping Joohyun dengan membawa segelas susu strawberry dengan senyuman di wajahnya.
"Minum dulu susunya." Ucap Junmyeon, pria itu menyodorkan segelas susu hangat rasa strawberry pada Joohyun.
Joohyun mengangguk dan menerima segelas itu, meneguknya secara perlahan. Junmyeon tersenyum, tangan kanannya mengusap perut buncit Joohyun. Kemudian merendahkan tubuhnya agar wajahnya dekat dengan perut besar istrinya itu.
"Aeggy-ya, sehat-sehat ya nak disana. Appa, Eomma dan Eonnie sudah menunggumu." Bisik Junmyeon, kemudian mengecup perut Joohyun.
Joohyun menggembangkan senyumnya dan mengusap rambut Junmyeon dengan tangan kanannya yang tak memegang gelas.
"Ne, appa." Cicit Joohyun, kemudian keduanya terkekeh bersama.
"Jun.." panggil Joohyun saat keduanya hening, karena Junmyeon sibuk mengajak bicara perut Joohyun tersebut.
Junmyeon menoleh kearah Joohyun dan berdiri tegak saat melihat wajah Joohyun yang terlihat resah dan takut ?
Junmyeon menggenggam jemari Joohyun, mengusap punggung tangan itu lembut. "Ada apa hyunie ?"Joohyun menggigit bibir bawahnya kemudian melihat kearah Junmyeon. "Aku, sejujurnya aku sedikit takut."
"Takut kenapa ?"
"Takut jika aku tak selamat saat melahirkan anak kita."
"Joohyun." Desis Junmyeon tak suka, pria itu memegang kedua bahu Joohyun.
"Dengarkan aku. Kau adalah wanita kuat, jangan sekali-kali kamu berfikiran seperti itu. Aku tak suka!"
"Aku tahu! Tapi aku benar-benar takut Junmyeon." Lirih Joohyun.
Junmyeon melepaskan pegangannya dan mengusap surai rambutnya kebelakang, sedikit menjambak rambut.
"Tapi kamu punya aku, aku akan selalu bersamamu bukan selama ini ? Aku akan mendampingi saat persalinan nanti. Jangan lupa berdoa." Ucap Junmyeon, nadanya melembut dan membawa Joohyun dalam pelukannya.
"Percaya sama aku, sayang." Bisiknya lembut.
*********
Pukul satu dini hari Joohyun kembali merasakan kontraksi, wanita itu terbangun dari tidurnya karena merasakan kontraksi yang sangat kuat. Joohyun duduk dengan gelisah, mengusap perutnya yang terasa keras, pelipisnya mulai di banjiri oleh keringat. Biasanya kontraksi yang dia alami akan menghilang beberapa menit kemudian, namun ini masih saja terasa sangat kuat kontraksinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Becoming Stepmother [REVISI]
Romance"Menikahlah dengan saya dan jadilah Ibu untuk Naeun."ucap Junmyeon menatap Joohyun. Joohyun terdiam, ini terlalu tiba-tiba baginya. Dan tak menyangka jika Junmyeon memintanya untuk menjadi Istri dan Ibu untuk Naeun, sedangkan pria itu pun yang telah...