Junmyeon memarkirkan mobilnya tepat di depan Mansion milik Ibunya, kemudian pria itu keluar dengan Naeun yang berada di gendongannya. Kakinya melangkah memasuki Mansion dan disambut oleh kepala Pelayan yang kebetulan sedang berdiri di teras. Junmyeon menganggukan kepalanya sembari melanjutkan jalannya.
"Junmyeon-ah, kau kemana saja ? Eomma fikir kau sudah berangkat ke Hongkong tanpa kemari." ucap Haena yang berada di ujung tangga.
"Tidak mungkin aku pergi begitu saja meninggalkan Naeun di rumah, Eomma." jawab Junmyeon sembari menaiki anak tangga menuju kamarnya berada, kamar lama yang hanya dihuni ketika Naeun atau Junmyeon menginap di sini.
"Terus kau jadi pergi ke Hongkong ?" Haena mengikuti setiap langkah Junmyeon, begitupun ketika anak sulungnya itu memasuki kamarnya untuk meletakkan Naeun yang telah tidur di atas kasur.
Junmyeon menyelimuti tubuh kecil Naeun dengan selimut. "Jadi, sekarang aku harus pergi. Aku titip Naeun, ya Eomma."
"Kau ini seperti dengan siapa saja. Kenapa kau tidak bilang tadi pagi jika kau berangkat pukul delapan malam, Eomma tak harus membatalkan pertemuan kita dengan keluarga Seohyun."
Junmyeon mengecup kening Naeun pelan kemudian kembali menegakkan tubuhnya ketika mendengar suara Ibunya itu. "Junmyeon belum ingin memikirkan pernikahan."
"Junmyeon!"
"Aku pasti bisa menjadi Appa sekaligus Eomma untuk Naeun."
"Tapi Junmyeon, itu berbeda-" ucapan Haena terputus karena Junmyeon meninggalkannya begitu saja, Haena pun pergi menyusul Junmyeon.
"Padahal kamlu sendiri yang telah menarik Seohyun bisa berada di tengah-tengah kita, dia wanita dewasa. Seohyun sudah pantas untuk menikah, Junmyeon. Sampai kapan kau akan menggantung statusnya itu!."
Junmyeon menghentikkan langkahnya. "Aku akan memikirkannya nanti."
Kemudian Junmyeon melanjutkan langkah lebarnya, keluar dari Mansion menuju mobilnya. Junmyeon melemparkan kunci pada seorang supir keluarga yang umurnya tak begitu jauh dengan Junmyeon. Park Jungso.
"Antar saya ke Bandara sekarang." Junmyeon masuk kedalam mobil, kemudian disusul oleh Jungso.
********
Joohyun menutup pintu kamarnya setelah dia menyelesaikan makan malamnya bersama sang Ibu dan mencuci piringnya. Joohyun menghempaskan tubuhnya di kasur miliknya, pikirannya melayang dimana Junmyeon menyunggingkan senyum tipisnya. Dan itu selalu terbayang di pikirannya. Dan dirinya merasa senang melihat respon Junmyeon.
Kemudian bunyi nada dering telfon dari handphonenya sedikit membuat Joohyun tersentak karena Joohyun menggunakan lagu Really Bad Boy sebagai Nada dering telfonnya.
"Yaish! Bikin kaget saja." tangan Joohyun terulur untuk meraih benda pipih yang berada di dalam tas yang tadi dia kenakan. Nama Wendy tertera disana, Joohyun mengusap ikon berwarna hijau dan mendekatkan handphonenya ke telinganya.
"Yeoboseo." awali Joohyun.
"Ya! Eonnie sudah gila!" mendengar pekikan suara Wendy, Joohyun segera menjauhkan handphone dari telinganya itu.
"Ya! Son Wendy. Tidak usah teriak, Pabo!" hardik Joohyun.
"Aish, mianhe, mian. Aku benar-benar kaget, Eonnie benar hanya memiliki hubungan sebagai Guru dan Orang tua murid saja ?"
Joohyun mengerutkan keningnya, dia tak mengerti kemana arah pembicaraan Wendy. "Bicara yang jelas, aku tak mengerti."
"Junmyeon, lelaki tadi bernama Junmyeon bukan ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Becoming Stepmother [REVISI]
Romance"Menikahlah dengan saya dan jadilah Ibu untuk Naeun."ucap Junmyeon menatap Joohyun. Joohyun terdiam, ini terlalu tiba-tiba baginya. Dan tak menyangka jika Junmyeon memintanya untuk menjadi Istri dan Ibu untuk Naeun, sedangkan pria itu pun yang telah...