"Ku fikir hyung akan cuti satu minggu, rupanya tidak." Ucap Chanyeol, kemudian menyuapkan makanan kedalam mulutnya.
Waktu makan siang telah lewat satu jam, Junmyeon dan Chanyeol baru bisa makan siang pukul dua siang. Karena ada sedikit masalah di perusahaan membuat Junmyeon terus berkutat di depan laptopnya sehingga telat makan siang sedangkan Chanyeol menunggu Junmyeon agar dia tak usah membayar makanannya nanti.
"Aku tak bisa berdiam diri begitu saja Chanyeol-ah." Jawab Junmyeon.
"Tapi 'kan sudah ada Jaehyun yang menggantikan mu, hyung."
"Kau lupa jika Yeri sedang hamil besar, tak mungkin di tinggalkan begitu saja. Aku tak mau kejadian tujuh tahun terulang pada Jaehyun, jangan sampai seperti itu." Junmyeon menenggak air putih dalam gelasnya.
Chanyeol mengangguk-anggukan kepalanya, kemudian kembali menyuapkan makanannya kedalam mulut.
"Hyung kau sudah melakukan malam pertama dengan Joohyun ?" Tanya Chanyeol tiba-tiba.
Junmyeon yang sedang memakan kuah ramen pun tersedak, Chanyeol segera menepuk-nepuk pundak hyungnya itu.
"Hyung tak apa ?"
Junmyeon meraih segelas air putih dan menenggaknya hingga abis, mengusap bibirnya dengan tisu. "Yak! Kau hampir membunuhku."
Chanyeol meringis. "Seharusnya hyung tak usah se shock itu, aku hanya bertanya. Apa hyung sudah melakukannya ? Hyung kan sudah lama tak melakukannya apa tak-"
Ucapan Chanyeol berhenti saat Junmyeon menatapnya tajam. "Sepertinya aku telah salah memilih sekretaris pribadi."
"Aish hyung, aku hanya bercanda. Kau pasti jago dalam urusan it-"
"Jaga bicaramu Chanyeol-ah, kita sedang di luar."
Junmyeon berdeham, menuangkan air dalam botol kedalam gelas dan menenggaknya hingga abis. "Aku belum melakukannya."
"Jinjja ?!" Suara besar Chanyeol membuat pengunjung melihat kearah mereka, namun Chanyeol hanya memamerkan giginya.
"Kau serius hyung ? Wae ?" Tanya Chanyeol lirih.
"Aku tak mungkin melakukannya, aku masih membutuhkan waktu."
"Kita harus kembali ke kantor." Junmyeon beranjak dari duduknya dan mengeluarkan beberapa lembar uang, ia simpan uang tersebut di atas meja.
Dan melangkah meninggalkan kedai ramen dengan Chanyeol di belakangnya.
Aku tak mungkin menyentuh dia jika aku saja masih dibayangi oleh Yoona. Fikir Junmyeon.
**********
Pukul delapan malam Joohyun menemani Naeun hingga anak itu tertidur, Junmyeon pun belum pulang dari kantornya. Pria itu mengirimkan pesan singkat, jika dia akan pulang sedikit larut dan Joohyun mengiyakannya tak lupa mengucapkan hati-hati saat pulang nanti.
Jadi saat ini Joohyun lebih memilih membawa laptop dan buku-bukunya kebawah, mengerjakan beberapa pekerjaan yang terbengkalai di ruang tamu. Duduk lesehan dengan laptop yang di atas meja, meja pun penuh dengan beberapa kertas. Cukup lama Joohyun mengerjakan pekerjaannya hingga tanpa sadar dia terlelap dengan laptop yang masih menyala.
Pukul sembilan malam Junmyeon sampai rumah, pria itu menggendorkan dasi yang dia kenakan sembari menaiki anak tangga memasuki rumahnya yang nampak sepih namun lampu-lampu masih di nyalakan.
Junmyeon menutup pintu kemudian menggulung kemejanya hingga kesiku, saat melangkah melewati ruang tamu Junmyeon berhenti dan mihat Joohyun tertidur dalam kondisi duduk dan kepala menempel di meja. Pria itu mendekat dan meletakkan tas yang dia bawa di atas sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Becoming Stepmother [REVISI]
Romance"Menikahlah dengan saya dan jadilah Ibu untuk Naeun."ucap Junmyeon menatap Joohyun. Joohyun terdiam, ini terlalu tiba-tiba baginya. Dan tak menyangka jika Junmyeon memintanya untuk menjadi Istri dan Ibu untuk Naeun, sedangkan pria itu pun yang telah...