Joohyun dan Junmyeon berjalan dengan cepat menuju kamar inap Naeun, di depan pintu sudah ada Haena yang berdiri disana. Seperti menunggu kedatangan Junmyeon.
Wanita paruh baya itu mengerutkan keningnya tak suka ketika melihat keberadaan Joohyun. "Junmyeon-"
"Masuklah ke dalam, nanti saya menyusul." Potong Junmyeon.
Joohyun menganggukan kepalanya, kemudian wanita itu memasuki kamar inap Naeun. Hening, itulah kesan pertama saat Joohyun memasuki kamar inap Naeun. Joohyun mendekat kearah Naeun yang terbaring lemah di atas kasur, tangan Joohyun terulur untuk menyentuh kening Naeun.
"Sepertinya sudah turun." lirih Joohyun.
Jemari Joohyun terus mengelus rambut Naeun lembut. "Heii, ini Ssaem datang."
"Ssaem." ucap Naeun dengan suara paraunya.
"Iya ini Ssaem, sayang." balas Joohyun, tangannya menggenggam jemari Naeun yang bebas dari selang infus.
Kedua mata Naeun mengerjap dan membuka matanya, menatap Joohyun dengan diam kemudian tangannya terulur untuk menyentuh wajah Joohyun.
"Ssaem jangan pergi." lirih Naeun.
Joohyun terdiam ketika mendengar suara Naeun yang begitu lirih dan lemah memintanya untuk tidak pergi.
"Ssaem tidak akan pergi, Ssaem akan disini bersama Naeun." Jawab Joohyun lirih dan membawa tangan mungil itu untuk dia kecupi.
Kemudian pintu terbuka dan di tutup kembali oleh Junmyeon. Pria itu menghampirinya dan Naeun. Dia cukup lega melihat Naeun yang telah siuman.
"Minum dulu ya nak." Joohyun melepaskan genggamannya kemudian meraih segelas air putih yang telah di sediakan dengan sedotannya juga.
"Pelan-pelan." Tutur Joohyun lembut, saat membantu Naeun untuk minum.
"Sudah, Ssaem."
Joohyun segera kembali menyimpan gelas ke tempat asalnya kemudian menatap Naeun yang terus melihat kearahnya dengan pandangan tak percaya.
"Naeun fikir jika Naeun sedang bermimpi." tangan kecil itu kembali terulur untuk menyentuh pipi Joohyun dan mengusapnya perlahan.
"Rupanya tidak." Senyuman terbit di bibir pucatnya itu.
Joohyun tersenyum dan mengelus rambut Naeun. "Ssaem disini bersama Naeun."
"Ssaem tidak akan pergi lagi 'kan ?"
"Tentu saja," jawab Joohyun langsung.
"Tapi Naeun harus cepat sembuh ya, sekarang Naeun tidur. Naeun harus banyak-banyak istirahat biar cepat sembuh." Joohyun membenarkan letak selimut Naeun.
"Tapi Ssaem temani Naeun disini, mau ? Boleh kan appa ?" Naeun melihat kearah Junmyeon, seperti meminta persetujuan. Dan pria itu menganggukan kepalanya.
"Tanya pada Ssaem, apa Ssaem tidak keberatan ?" Ucap Junmyeon.
"Saya merasa tak keberatan jika ini yang terbaik untuk Naeun." balas Joohyun dengan senyuman yang terukir di bibirnya.
"Jadi sekarang Naeun tidur yaa, mau Ssaem bacakan dongeng ?" Naeun menganggukan kepalanya semangat, Joohyun menggembangkan senyum lebarnya.
"Sebentar, Ssaem akan mencari dongeng di naver."
Joohyun meraih handphonenya yang dia masukkan kedalam kantung sweater, kemudian jarinya mulai mengetikkan sesuatu dia atas layar pipih itu. Tak lama setelah itu Joohyun mulai bercerita sesekali melihat kearah Naeun yang terus melihat kearahnya. Sedangkan junmyeon hanya diam, menikmati bagaimana Naeun terlihat begitu nyaman di samping Joohyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Becoming Stepmother [REVISI]
Romance"Menikahlah dengan saya dan jadilah Ibu untuk Naeun."ucap Junmyeon menatap Joohyun. Joohyun terdiam, ini terlalu tiba-tiba baginya. Dan tak menyangka jika Junmyeon memintanya untuk menjadi Istri dan Ibu untuk Naeun, sedangkan pria itu pun yang telah...