Joohyun tersenyum menatap tampilan diri Junmyeon dari benda pipih yang dia pegang, biasanya dia akan menatap langsung pria itu sembari mengusap rahang milik pria itu ketika akan tidur. Namun saat ini, dia hanya bisa memandangi layar benda pipih itu dengan senyumannya, menatap Junmyeon yang menatapnya dengan teduh.
"Tidurlah, ini sudah larut." Lirih pria itu.
"Aku belum mengantuk."
"Tidak baik tidur malam-malam. Tidurlah."
Joohyun menghela nafas, namun wanita itu menuruti perkataan Junmyeon untuk tidur. Joohyun memejamkan matanya, sangat lama hingga suara nafas yang teratur menandakan jika Joohyun telah tertidur.
Sambungan video call belum terputus, Junmyeon di sebrang sana masih memperhatikan Joohyun yang sudah terlelap. Pria itu tersenyum dan mengusap layar handphonenya.
"Selamat malam hyunie."
*******
"Junmyeon kapan pulangnya ?" Tanya Haena, menatap kearah sang menantu yang berada di sampingnya itu.
Saat ini Haena sedang berkunjung di kediaman Junmyeon dan kini dua wanita beda usia itu sedang berkutat di dapur, membuat berbagai macam kue.
Sudah hampir seminggu Junmyeon belum kembali dari Jepang, Joohyum bertanya kapan pria itu kembali dan Junmyeon menjawab jika dia akan pulang dalam beberapa hari kedepan.
"Junmyeon bilang akan pulang beberapa hari kedepan, Sieommonie." Jawab Joohyun.
Haena mengangguk kemudian kembali hening antara keduanya, meskipun hari ini rumahnya ramai karena kedatangan Ibu mertua dan Yeri beserta anaknya. Tapi tetap saja, Joohyun merasa sepih tanpa Junmyeon di sampingnya.
"Gimana keadaan cucuku ? Kau sudah pergi ke dokter lagi ?"
Joohyun tersenyum, kemudian tangannya yang bebas menyentuh perutnya dan mengelusnya lembut. "Minggu depan aku akan pergi ke dokter bersama Junmyeon, Sieommonie mau ikut denganku ?"
"Eomma ada pertemuan dengan teman lama, jadi maaf ya tak bisa ikut dengan kalian. Semoga cucuku dan menantuku selalu sehat." Ucap wanita paruh baya itu dengan senyuman khas seorang ibu.
Joohyun tersenyum dan mengaminkannya dalam hati. "Terimakasih Sieommonie."
Haena tersenyum lembut dan mengusap surai rambut Joohyun pelan, dia jadi merindukan ibunya. Sudah hampir satu bulan dia tak pergi menenggok Ibunya itu, sepulang Junmyeon nanti dia harus menemui Ibunya. Atau jika besok Junmyeon tak kunjung pulang juga, dia akan pergi menemui Ibunya seorang diri.
"Kenapa melamun ?"
Joohyun menggelengkan kepalanya. "Hanya merindukan eomma."
Haena meraih tangan kiri Joohyun dan meremasnya lembut. "Kan sudah ada eomma, eomma juga Ibu mu bukan ?"
Kemudian Haena membawa Joohyun dalam pelukannya, Joohyun pun lantas memeluk ibu mertuanya itu dan tersenyum. Setidaknya pelukan Haena sehangat pelukan Ibunya, meskipun tak sama rasanya.
"Ikutan dong!" Seru Yeri yang baru saja kembali setelah membantu putra kecilnya itu tertidur.
Haena tertawa kemudian merentangkan kedua tangannya lebar-lebar, Joohyun memberi ruang pada Yeri dan tersenyum lebar. Yeri segera berlari berhambur pada pelukan mertuanya itu. Ketiga wanita berbeda usia itu tersenyum lebar, menikmati waktu mereka dengan baik.
Naeun yang baru datang dengan boneka kelinci di tangannya pun mengerjapkan matanya berkali-kali, putri kecil itu baru saja bangun dari tidur siangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Becoming Stepmother [REVISI]
Romance"Menikahlah dengan saya dan jadilah Ibu untuk Naeun."ucap Junmyeon menatap Joohyun. Joohyun terdiam, ini terlalu tiba-tiba baginya. Dan tak menyangka jika Junmyeon memintanya untuk menjadi Istri dan Ibu untuk Naeun, sedangkan pria itu pun yang telah...