Lyra hanya diam menatap hamparan taman sekolah buatan yang sangat indah dengan duduk di bangku menunggu seseorang.
"Duduk sini zi" Lyra menepuk tempat sebelahnya.
Ya Alyra tadi sengaja menghubungi Zio untuk bertemu di taman sekolah, meski sempat menerima penolakan dari Zio.
"Ada apa" Lyra tertawa kecil kemudian menatap Zio dengan lekat, Lyra merasa Zio terpaksa datang dan juga gaya bicara Zio yang tak enak tapi Alyra tidak mau berburuk sangka dulu.
"Hem...aku mau nanya sama kamu Zi, nanti sepulang sekolah kamu ada waktu gak dan kalau gak ada ya nggak masalah" pekik Lyra di awal dengan santai tapi di akhir kalimat dia sedikit terburu buru, karena takut Zio menolaknya dan marah.
Zio tersenyum tipis tanpa ia sadari melihat Lyra tertunduk takut.
"Cari yang lain aja gue masih ada urusan" Lyra sudah menduga ini lha jawaban dari Zio.
"Hem....ok nanti aku pergi sama Anggera aja kalau gitu, terus kamu pulang sekolah jangan ngebu ok" Lyra mengacungkan kedua ibu jarinya di hadapan Zio.
"Gue pergi dulu" Lyra tersenyum masam melihat kepergian Zio, meski status mereka pacaran tapi Lyra tidak pernah merasakan itu.
"Kita sebenarnya apa sih Zi, aku takut di sini aku yang hanya mencintai kamu tapi nothing love you for me " bukanya Lyra mengeluh dengan Zio tapi Lyra sering merasa jika Zio tak menganggapnya ada.
Sementara Zio selesai bertemu Lyra dia langsung ke lapangan basket menyusul Shenal, Teddy, Aden yang sedang bermain basket dengan yang lain.
"Cepet banget ketemuanya, perasaan baru berangkat ekh udah balik aja lo" celetuk Shenal selesai melakukan layup.
"Halah... pasti si princess di cuekin dengan sikapnya yang bisa aja bikin semua gadis sakit hati" Teddy tertawa kecil dan mengambil bola dari Shenal.
"Princess princess your eyes" Aden menimpali karena itu sebutan Teddy untuk Lyra.
"Terserah gue bego, emang seoarang Alyra septian zatmiko tuh princess udah baik hati, cantik, cerdas, sabar kurang apa lagi coba" Zio yang mendengarnya mencoba untuk cuek, meski ada sesuatu yang mengganjal saat teman temanya membicarakan Alyra.
"Udah ngerumpinya" ucap datar Zio selesai mengganti pakaianya dan langsung bermain bola basket ke tengah lapanganya.
"Cemburukah dia" bisik Aden ke Teddy.
"Kagak tau yaudah main aja" Teddy, Shenal, Aden langsung ketengah lapangan.
Alyra berjalan di koridoor dengan beberapa buku tebal yang di tanganya yang ia ambil, setelah bertemu Zio.
brugg....
Lyra terjatuh karena terserimpat tali sepatunya dan merasa menabrak seseorang."Maaf...maaf, saya nggak sengaja nyonya maafkan saya" ucap Lyra tertunduk setelah langsung memunguti bukunya yang jatuh.
"Tunjukan kepalamu jangan menunduk seperti itu" suruh seorang wanita yang belum tau wajah Lyra.
"Tidak nyonya, saya tidak akan mengangkat kepala saya sebelum anda memaafkan saya" ucap Lyra ketakutan.
"Kami sudah memaafkanmu nak, sekarang angkatlha pandanganmu" sahut seorang pria laki laki.
Dengan perlahan Lyra mengangkat kepalanya, menghadap orang yang ia tabrak di depanya.
"Kamu Alyra kan" kaget wanita itu diangguki Lyra.
Wanita itu adalah Jovana bersama Felix ke sekolah zio karena memenuhi panggilan orang tua.
"Tan...tan te..bundanya Zio kan" gugup Lyra karena mencoba mengingat kembali jika orang tua Zio pemilik sekolahnya.
"Masih ingat kamu ternyata" Jovana mengelus puncak kepala Lyra.
"Allhamdulillah tan, kalau saya masih ingat yaudah saya pamit dulu tan mau ke kelas permisi" Lyra dengan susah payah mengangkat buku itu yang ia tata di lantai.
"Pa kamu bantuin gih" suruh Jovana ke Felix yang sedang membalas chat ke klienya.
"Udah gak usah bacot, laksanain atau..." omongan Jovana terpotong oleh ucapan Felix.
"ok...ok papa bantuin, sini nak" Felix mengambil sebagian buku di tangan Lyra.
"Good job, yaudah mama mau ke ruang bk dulu" Jovana melenggang pergi meninggalkan Felix dan Lyra.
"Kelas kamu yang mana" tanya Felix.
"Itu om 11 mipa 1" Felix hanya mengangguk.
"Gimana hubungan kamu sama Zio" Lyra tersentak kaget kenapa tiba tiba orang yang ia ketahui adalah ayah Zio menanyakan itu.
"Hah maksudnya om gimana" kikuk Lyra.
"Hubungan kamu sama Zio itu lho gimana, maaf ya kalau dia cuek sering bersikap seenaknya yang bikin kamu harus ekstra sabar" Lyra bingung mau menjawab seperti apa.
"Jalan dengan baik kok om, lagian Zio juga punya kehidupan sendiri yang nggak harus di isi oleh saya" alibi Lyra dengan senyum yang selalu terkembang.
"Gadis ini sungguh lugu" batin Felix yang tau apa yang Zio lakukan ke Lyra.
" Terima kasih om, Yaudah om biar saya yang bawa bukunya ke kelas, lagian ini tugas saya permisi om" Lyra mengambil setengah buku di tangan Felix dan membuatnya kaget.
"Apa tuh anak kena kelainan masa gadis secantik dia diacuhin" gumam Felix karena menurutnya Lyra cocok dengan Zio.
"huft..." Lyra menghembuskan nafas lega saat sampai depan rumahnya.
"Lyra lo kemana aja" panik Anggera memutar badan Lyra.
"Aku dari perpustakaan " ucap Lyra yang kemudian membaca bukunya
"Anak rajin" gumam Anggera yang jengah melihat Lyra sudah fokus ke bukunya.
"Ly lo nggak ngerasa gitu kalau lo disini yang berjuang sendiri, lo kayak gak dianggep ada gitu sama Zio" ucap Anggera yang sudah tak tahan melihat sahabatnya seperti ini, Anggera tau betul tentang Lyra dan Zio.
"Huft...aku gak tau Ang" lirih Lyra sejujurnya dia merasa tak dianggap ada buat Zio.
VOTE & COMEENT
KAMU SEDANG MEMBACA
PENYESALAN
Romance( sequel CRAZY GIRL ) BTW INI PERTAMA KALI AKU BIKIN SUATU SEQUEL DARI CERITAKU SEBELUMNYA AND AKU BIKIN BEDA GENRE DARI SEBELUMNYA. JIKA KAMU MEMANG NIAT BACA TERIMAKASIH DAN JIKA INGIN MENGHUJAT TOLONG PERGI. ...