BAB 7

13.4K 675 13
                                    

Lyra sudah bisa kembali masuk sekolah seperti biasa setelah seminggu lebih dia berada di rumah sakit, meski sempat di larang ayahnya sekolah tapi Lyra memaksakan diri untuk sekolah.

"OH MY GOD LYRA...kenapa lo masuk sekolah sih padahalkan baru sembuh" pekik Anggera kaget.

"Udah gak papa, aku udah sehat kok buktinya aku bisa sampai sini" Lyra menanggapi dengan senyuman, ia melihat jam di dinding dan seketika ia teringat dengan Zio yang biasanya berniat akan bolos.

"Lo jangan kecapekan tapi soalnya baru sembuh" peringat Anggera diangguki Lyra.

Lyra mulai membuka bukunya dan mengerjakanya meski belum di suruh oleh gurunya.

"Assalamualaikum, Selamat pagi anak anak..." seorang guru masuk dengan gaya cerianya.

"Pagi miss" balas salam seluruh murid di kelas.

Sementara di tempat lain Zio sedang termenung mengingat saat terakhir Zio mengunjungi Lyra di rumah sakit.

"Lo kenapa sih Zi" heran Teddy melihat Zio yang dari tadi melamun memandangi ponselnya.

"Akh...gue benci sama diri gue sendiri" celetuk Zio mengacak rambutnya kesal.

"Lyra benci sama gue" teman temanya hanya mengangguk angguk tak kaget jika Lyra kemungkinan membenci Zio.

"Ya wajar kagak kaget sih kalau Lyra benci sama lo, beda kalau semisal Lyra tetap bertahan sama lo itu jelas perlu di pertanyakan lebih lanjut" Zio mendengus kesal saat Shenal mengucapkan dengan santainya tak memperhatikan tatapan Zio yang tajam.

"Perhatian untuk seluruh bapak/ ibu guru Angkasa high school dimohon untuk berkumpul di ruang guru" ucap sesorang dari sound.

"Hah berarti jam kosong tuh, enak dah" seru Aden menjentiakn jarinya.

Zio melenggang pergi meninggalkan mereka tanpa pamit, membuat teman temanya kesal.

"kepada seluruh anak paskib dimohon untuk berada di lapangan sekarang" Zio mendengarnya tapi samar samar karena tiba tiba koridoor rame karena jam kos.

Zio menyipitkan matanya saat melihat Vero dan Lyra yang selalu bersama saat kegiatan ini, yang membuat perasaan Zio tak suka dan ingin memukuli siapapun cowok yang berani dekat dengan Lyra.

"Baris belakang pojok kiri samakan ketukan langkahnya" ucap Lyra bisa tau mana yang kompak dan hanya meniru.

Vero mendekatkan dirinya ke Lyra dan mengambil daun yang jatuh di rambut Lyra.

"Em...makasih kak" kikuk Lyra.

"Mangkanya pakai topi" Vero memberikan topinya ke Lyra.

"Lupa gak bawa soalnya masih di tas terus ada pengunguman suruh kumpul ya langsung kumpul" jelas Lyra menapilkan gigi manisnya.

"Manis banget sih lo" Vero menjepit hidung Lyra dan membuatnya memekik sebal.

"Kak Vero sakit lho, Yaudah untuk kalian istirahat dua kali di tempat" perintah Lyra diangguki semua.

"Nih..." Vero memberikan minumnya saat duduk bersebelahan dengan Lyra ya sepertinya kehausan, dan Lyra tidak membawa minumnya juga.

Zio yang melihat dari kejauhan sudah tak tahan ia mengepalkan kuat tanganya hingga terlihat otot tangnya.

bugg...
Zio memukul Vero tiba tiba membuat Vero tersungkur ke tanah sontak Lyra juga kaget karena kedatangan Zio yang tiba tiba datang terus menghajar Vero.

"ZIO..." teriak Lyra kaget membantu Vero untuk bangun.

"Beraninya lo deketin Lyra" Zio mencengkram kerah baju Vero, sementara Vero merasakan sakit di rahangnya karena pukulan Zio meski sekali sangat ampuh merontokan tulangnya.

PENYESALAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang