BAB 5

13.9K 942 16
                                    

TERUNTUK KALIAN PLEASE GAK USAH MISKIN KEYBOARD DAN MAGER CUMA BUAT MENCET BINTANG , BUKAN BERARTI AKU MAKSA KALIAN BUAT VOTE & COMEENT TAPI AKU BUTUH KESADARAN DIRI KALIAN!!

KESADARAN DIRI....!!! , terkadang aku prihatin sumpah pembaca sama ama yang vote itu perbedaanya jauh banget.

aku gak marah cuma kesel , kenapa vote & comeent itu setidaknya mendekatilha jumlha pembacanya.

Aku bukan tipe orang pemarah dan aku hanya minta satu KESADARAN DIRI kalian udah.

-----------------------*********----------------------

Lyra berangkat sekolah dengan keadaan yang sangat di katakan tidak baik, wajahnya pucat, badanya panas, kepalanya pusing tapi ia tetap memaksakan dirinya masuk sekolah.

"Pagi neng Lyra, Neng Lyra astaga neng, neng sakit kok masuk sekolah sih akh...." keluh satpam yang melihat Lyra tersenyum meski wajahnya terlihat sangat pucat.

"Pagi pak, gak papa kok saya baik baik aja cuma kecapekan doang" Lyra menyapa satpam itu dengan ramah.

"Yaudah hati hati kalau nggak kuat neng ke UKS aja biar di beri obat" usul satpam itu diangguki Lyra.

"Assalamualaikum" salam Lyra memasuki kelasnya.

"waalaikumsalam" sapa orang seluruh kelas.

"Oh my god Lyra, lo kenapa sakit kok masuk sekolah sih" heboh Anggera saat melihat Lyra pucat dan memegang keningnya yang panas.

"Udah aku gak papa kok" Lyra menenggelamkan wajahnya di lekukan tanganya.

Zio melamun di rooftop sekolahnya bersama teman temanya yang asik dengan dunianya sendiri.

"Gue hari ini gak lihat princess gue sama sekali dah" ucap Teddy yang sama sekali belum lihat ataupun dengar suara Lyra.

"itu kemarin Lyra bukan sih" gumam Zio yang masih di dengar oleh Aden dan Shenal yang duduk di sebelahnya.

"Jangan bilang kalau cewek itu yang kemarin sore Lyra" celetuk Shenal yang melihat seorang cewek di halte juga, tapi arah rumahnya tidak melewati halte itu.

"Gue gak tau" acuh Zio.

"Sumpah lo nggak ada rasa manusianya sama sekali Zi" Teddy tak habis fikir dengan jalan pikir Zio.

"Tau gue aja heran, dulu maknya ngidam apaan lagi perasaan tante Jovana gak gini malah dia seorang dokter, terus om Felix sedatar datarnya dia tetep tuh baik kesemua orang" celetuk Aden.

Zio malas mendengar penuturan teman temanya yang seperti selalu memojokanya.

Teman temanya terpaksa mengikuti Zio yang pergi entah kemana.

"Sampai kapan lo bakal seperti ini, demi ngehindar dari fans lo tanpa lo sadari lo telah bikin sakit hati Lyra tau nggak, dengan bikin dia sebagai tameng pelindung lo dari teror fans menjijikan lo itu jika Lyra tau gue yakin dia akan benci sama lo" teriak Teddy sudah tak tahan dengan Zio bukan dia menyukai Lyra tapi ia kasihan gadis sebaik dia harus merasakan sakit hati, jika mencintai Zio lebih dalam.

"Tau apa lo soal hubungan gue" Zio menatap tajam Teddy.

"Gue emang gak tau apa apa, tapi gue tahu laki laki pengecut seperti lo yang berani mainin perasaan gadis sebaik Lyra, lo buat dia suka jatuh cinta sama lo meski dia tahu bahkan kata cinta dari mulut lo gak pernah keluar"

"Zi...zio...itu benar zi, JAWAB AKU ZIO...JAWAB AKU JANGAN DIEM SEPERTI INI" semua menoleh kebelakang saat mendapati Lyra bersama Anggera yang dari toilet.

Semua orang mematung di tempatnya melihat air mata Lyra sudah luruh.

"Zio jawab aku apa yang dikatakan Teddy itu gak benerkan jawab aku Zi" Lyra menatap Zio lekat dan mengguncang tubuh Zio.

Saat ini pikiran Lyra sudah tak terkontrol , ternyata selama hampir setahun Zio hanya menjadikan dirinya permainan agar terhindar dari fansnya.

"IYA GUE GAK CINTA SAMA LO BAHKAN SAMPAI SEKARANG, GUE JADIIN LO PACAR GUE CUMA BUAT TAMENG TAU NGGAK" bentak Zio membuat Lyra semakin menangis histeris.

"AKU TERNYATA SALAH UDAH CINTA SUKA SAMA ORANG BRENGSEK BAJINGAN KAYAK KAMU TUAN REYNAND KENZIO MELVINO, dan terimakasih udah tunjukin kalau aku gak pintar dalam segala hal" bentak Lyra menjambak rambutnya sendiri menerima kenyataan semua

"SIAPA SURUH LO JATUH CINTA SAMA GUE DAN TAU KALAU CINTA LO ITU CUMA BERTEPUK SEBELAH TANGAN" Lyra menggelengkan kepalanya tak menyangka Zio akan berkata seperti itu.

bruk...
tubuh Lyra jatuh ke lantai semua yang melihatnya kaget begitu juga dengan Zio, yang ingin mendekati dan langsung membopong Lyra tapi ia urungkan karena fikiranya melarang berbeda dengan hatinya

"LYRA..." teriak semua orang, dengan segera Teddy membopong Lyra yang sudah pingsan

"Gue pastiin lo bakal nyesel" Anggera menatap penuh kemarahan Zio dan menyusul Lyra yang di bopong oleh Teddy.

Hati Zio terasa hampa sekarang entah kenapa dia merasa ada yang hilang sekarang.

"Selsaikan masalah lo sendiri dan cepet sadari hati lo sebelum semua menghilang" Zio tak mengerti ucapan Aden yang ikut menyusul Shenal, Teddy meninggalkanya.

"AKH...kenapa semua jadi begini sih" keluh Zio mengacak rambutnya.

"Lyra..." pekik kaget penjaga uks setelah Lyra langsung di baringkan di brangkar UKS.

"Sorry Ang, peralatan kita disisni kurang lengkap sebaiknya lo bawa aja Lyra ke rumah sakit badanya panas banget biar disana dokter yang ahli yang menanganinya" ucap seorang penjaga UKS melihat kondisi Lyra dengan panas tinggi.

"Guys gue minta bantuan lo semua, please bantuin gue bawa Lyra ke Rumah sakit" mohon Anggera ke Teddy, shenal, Aden.

"Den lo siapin mobil gue biar gue sama Anggera yang bawa Lyra ke rumah sakit, dan kalian bisa nyusul" Teddy menyerahkan kontak mobilnya dan membopong Lyra di ikuti Anggera.

"Lyra..." gumam seseorang di balik pilar tembok sekolah.

"Zio bodo amat...dia bukan urusan lo lagi" laki laki itu adalah Zio yang dengan diam diam mengikuti Shenal yang tadi mengikuti teman teman lainya ke UKS.

VOTE & COMEENT

PENYESALAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang