BAB 28

5K 178 1
                                    

Zio sibuk dengan bola basket ditanganya dengan keringat yang sudah membasahi kulitnya.

"Zio...ayo...lo pasti bisa" teriak seorang gadis sedari tadi sungguh membuat telinga Zio pengang.

Gadis itu adalah Erika yang ngotot untuk menunggu Zio hingga selesai latihan Basket.

Byurr...
Sedari tadi awan yang mendung kini sudah turun hujan, membuat Zio kaget karena tiba tiba tubuhnya terguyur air.

"Sial..." gumam Zio langsung menepi.

"Sekarang kita berteduh aja dulu" ucap Shenal membuang bolanya kesembarang arah.

"Zi sebaiknya lo kagak maksain diri saat hujan" peringat Teddy dan teman temanya tau kalau Zio mudah lemah saat terkena hujan.

"Hm..." hanya deheman jawaban oleh Zio.

"Zio kita pulang sekarang kan" tanya Erika yang sedari tadi pingin pulang tapi ia ingin memperlihatkan kalau dia perhatian ke Zio.

"Goblok lo kagak lihat kalau masih hujan" gumam Teddy masih didengar Erika.

Zio hanya memandangi Erika sinis, sungguh Zio sendiri berfikir kenapa gadis didepanya ini sungguh bodoh.

"Kepala gue pusing banget" batin Zio menggelengkan kepalanya.

"Udah gue cabut sekarang aja lha" ucap Zio mengambil tasnya.

"Zi tapi inikan masih hujan lo bisa sakit goblok" seru Teddy mencegah agar Zio tidak pulang dulu.

"Zio..." Zio tetap melenggang pergi.

"Zio ikh...tungguin" Erika menghentakan kakinya kesal dan berlari mengejar Zio.

Zio terus memegang kepalanya yang sangat terlihat pusing.

"Lo bisa nyetirkan" tanya Zio ke Erika dijawab anggukan Erika.

"Nih...lo yang nyetir" Zio melemparkan kunci mobilnya ke Erika dan ia langsung masuk ke dalam mobil.

Zio tidak mau membahayakan nyawanya sendiri saat kondisinya seperti ini, biarkan lha untuk sekarang Zio menurunkan egonya.

Sementara ditempat lain Lyra melihat dari jendela jika sekarang hujan turun dengan sangat deras membuatnya kepikirin dengan Zio yang menuruti kemauanya atau tidak.

"Zio aku harap kamu mau ndengerin apa yang aku bilang tadi" gumam Lyra meremas tanganya sendiri.

"Lyra ayo ra, kita ambil gambar berikutnya" ucap Anne tiba tiba membuat Lyra tersentak kaget.

"Ekh...ia ia mbak..." gugup Lyra yang sekarang masih kepikiran Zio.

Lyra berfoto dengan gaya ceria, imutnya karena teman konsep yang di unsung kali ini.

"1...2...3" ucap fotografer itu, Lyra berpose dengan lolipop sebagai propertinya.

"Bagus...sekali lagi" Lyra mengangguk dan memainkan balon balon yang di lemparkan asisten Anne, dengan langsung fotografer itu mengambil gambar Lyra.

"Sekarang kamu bisa istirahat" ucap Anne menghampiri Lyra.

"Terimakasih semua, makasih mas Tiven, mbak Sharon dan lain lainya" sungguh Lyra sangat ramah terhadap siapapun.

"Mbak Anne makasih banget, mbak habis ini selesaikan" tanya Lyra memastikan.

"Kamu bisa pulang kok ra, biar supir aku yang anterin soalnya diluar masih hujan deras" ucap Anne diangguki Lyra.

"Yaudah mbak makasih sekali lagi, kalau gitu aku mau ganti baju dulu" Anne memeluk Lyra yang sudah ia anggap menjadi adiknya.

Selesai berganti baju Lyra mencoba menghubungi Zio tapi selalu tidak terjawab yang membuatnya sungguh khawatir.

"Semoga dia tidak papa" gumam Lyra, dan memasuki mobil Anne dengan supir yang ditugaskan untuk mengantarnya pulang.

Hari telah berlalu pagi pun telah tiba lagi dengan Lyra yang berdiri depan gerbang sekolahnya menunggu Zio.

"Itu mobil Teddy" tunjuk Lyra melihat mobil Teddy yang baru parkir.

"Teddy..." panggil Lyra sontak orang yang dipanggilpun menoleh dan tersenyum.

"Hei kenapa ?" tanya Teddy melihat Lyra berlari kearahnya.

"Zio mana kok hp nya aku hubungin gak bisa, terus sekarang dia kemana apa Zio gak masuk sekolah" tanya Lyra langsung.

"Owalah...soal itu emang kemarin dia sempet terguyur air hujan deras itu, terus keknya dia nggak masuk hari ini mungkin sakit" ucap Teddy membuat Lyra kaget.

"Astaga kenapa dia tidak memberitahu ku, yaudah Dy makasih terus pulang sekolah nanti kamu bisa nggak anterin aku ke rumah Zio" tanya Lyra membuat Teddy tertawa.

"Haha...gak usah nanti sekarang pun gue juga bisa" Lyra dibuat binggung dengan ucapan Teddy.

"Maksud kamu bolos..." ucap Lyra bertanya lagi dijawab anggukan Teddy.

"Lagian bolos sekali gak bakal buat lo langsung bodoh kayak otaknya Aden, princess" ucap Teddy membuat Lyra mendengus dan bimbang.

"Um...ok kalau gitu, ayo kita kerumah Zio sekarang" cicit Lyra takut terdengar orang.

"Gak usah sepelan gitu juga kali ngomongnya, yaudah lo masuk mobil gue gih biar gue yang urus soal satpam" ucap Teddy tertawa kecil melihat betapa lugunya Lyra yang tidak pernah bolos sama sekali.

"Ekh...den Teddy mau kemana" cegah satpam itu menghalangi mobil Teddy.

"Mau njenguk Zio soalnya sakit, masih gak di izinin gitu kalau saya mau jenguk Zio" tegas Teddy seolah olah marah.

"Nggak...nggak den" elak satpam itu ketakutan membuat Lyra tertawa kecil.

"Lo khawatir banget sama Zio" tanya Zio yang sudah keluar dari area sekolah.

"Cuma cemas aja" sahut Lyra meremas remas jarinya sendiri.

"Sama aja princess" dengus Teddy membuat Lyra tersenyum kikuk.

Mereka sampai dirumah yang megah dan mewah siapa lagi kalau bukan rumah Zio.

"Beneran dia kagak sekolah nih, mobilnya" tunjuk Teddy pada mobil kesayangan Zio yang terparkir rapi di garasi.

"Yaudah ayo..." ucap Lyra tidak sabar bertemu Zio.

ting...tung..
Lyra menekan bel pintu tapi belum ada yang membuka kan pintu.

Cklek..
Pintu terbuka memperlihatkan seorang gadis yang membuat Lyra kaget.

"Assalamualaikum Erika..." gadis itu adalah Erika yang membuka kan pintu buat Lyra.

"Ngapain lo kesini" ketus Erika menatap tajam Lyra.

"Aku mau nengokin Zio yang katanya sakit itu beneran" ucap Lyra dengan suaranya yang bergetar.

"Bener tapi sepertinya kedatangan lo gak diharapkan sama sekali mending lo pergi" Lyra kaget dengan ucapan Erika.

"Tapi aku cuma mau lihat keadaan Zio, tolong aku cuma mau lihat kondisi Zio" mohon Lyra sungguh dia khawatir dengan Zio.

"Sebaiknya lo nggak usah ikut campur deh urusan Zio dan Lyra terus biarin Lyra ketemu Zio" sahut Teddy geram dengan Erika.

"Nggak...dan ya kalian bisa pergi dari sini karena ada gue yang udah jagain Zio" Lyra menggeleng keras.

"Udah Ly kita pergi dari sini, soal Zio biar jadi urusan gue nanti dan gue bakal kabarin ke lo intinya" Lyra dengan pasrah mengikuti kemauan Teddy.

VOTE & COMEENT

PENYESALAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang