BAB 12

9.4K 400 8
                                    

Lyra merasa risih dengan semuanya banyak yang meminta foto denganya secara tiba tiba.

"Lyra..." panggil Vero saat Lyra duduk di sebelahnya yang sekarang berada di taman pas jam terakhir, karena guru guru ada rapat untuk ujian.

"Ekh...kak Vero" Lyra menyelipkan rambutnya di telinganya.

"Hm...kenapa lo sendiri disini" tanya Vero bingung.

"Males di kelas berisik terus risih" ucap Lyra menatap Vero sekilas.

"Ly..."panggil Vero membuat Lyra menoleh.

"Gue udah kenal lama sama lo,  lo dari masuk sekolah ini ampek jadi anggota inti paskib sekolah dan gue udah yakin sama perasaan gue selama ini kalau gue suka cinta sama lo"ucap Vero memejamkan matanya setelah mengucapkan itu, takut Lyra marah.

"Haha...kak Vero ngapain kaya gitu, kaka gak salah kok ada rasa suka ke aku atau siapapun karena kaka juga berhak buat bahagia dan mencintai seseorang" bijak Lyra dugaanya sesuai di luat ekspektasi Vero.

Lyra yang akan marah, menamparnya, meninggalkanya tapi tidak Lyra malah tertawa.

"Lo masih ada rasa sama Zio" Lyra bingung jika harus menjawab pertanyaan seperti ini.

Di belakang mereka tanpa sadar ada yang memperhatikan Vero dan Lyra, dengan emosi yang meluap siap menghajar Vero siapa lagi kalau bukan Zio yang tadi mencari Lyra tidak ketemu malah menemukanya bersama Vero.

"Nggak tau kak, lagian aku sama Zio udah gak ada apa apa lagi" jawab Lyra disertai senyum kecutnya, Zio yang mendengarnya merasa sakit hati dan takut jika memang benar Lyra tidak punya rasa sama sekali sama dia.

"Haha...tapi keliatanya dia masih suka cinta sama lo malah kelihatan banget sekarang kalau tuh bocah serius sama lo" Vero tertawa teringat Zio memukulinya karena Vero membersihkan daun di rambut Lyra.

"Itu urusan dia kak, dia yang berhak buat suka atau nggak sama aku" ucap Lyra.

Kringgg...kringg...
Bel pulang sekolah berdering dan Lyra berdiri dari duduknya untuk kembali ke kelas mengambil tasnya.

"Pulang sama gue" Lyra kaget tiba tiba Zio berdiri depan kelasnya, dan mencekal tanganya.

"Maaf tapi aku ada urusan, jadi sebaiknya kamu pulang sendiri dan kenapa sih kamu sekarang jadi perhatian gini sama aku Zi" jengah Lyra melihat sikap Zio yang berubah rubah.

"Lyra ayo Ly, ekh....lo ngapain disini"ketus Anggera.

"Bukan urusan lo" datar Zio.

"Bukan urusan lo ye, seenak jidat banget lo kalau ngomong, yang ngomong gitu tuh harusnya gue lo siapanya Lyra hah...bisa atur dia semau lo perasaan cuma mantan dah" sindir Anggera.

"Anggera udah..." bisik Lyra melihat Zio yang tak bereaksi apa apa.

"Ok...ayo Ly..." Anggera menarik tangan Lyra, meninggalkan Zio yang menatap kepergianya datar

"Aku tahu kamu marah juga sama Zio tapi aku kasihan lihat dia kamu sindir secara terang kaya tadi."

"Itu gak ada apa apanya Ly, dia juga harus bisa ngerasain jadi lo udah akh...yuk" Lyra memasuki mobil Anggera menuju tempat pemotretan Anne.

"Hai Lyra, Anggera..." sapan Anne memeluk keduanya.

"Hai mbak..." sapa balik Lyra.

"Kalian udah makan belum?" tanya Anne.

"Udah kok mbak tadi. Kita makan di kantin dulu" jawab Lyra diangguki Anggera.

"Yaudah kalau gitu, Lyra kamu bisa siap siap bersama Anggera dan disana udah ada sharon yang menunggu kamu" Lyra mengangguk dan mengikuti instruksi Anne.

PENYESALAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang