BAB 18

6.8K 285 3
                                    

Mata Lyra tak sengaja melihat kalender di dinding hotel dia teringat jika besok adalah ulang tahun Zio yang ke tujuh belas tahun , mengingat itu membuat Lyra tersenyum manis tapi senyum itu luntur tiba tiba.

"Kan Zio gak suka hadiah dari aku apalagi ucapan dari aku emang perlu" monolog Lyra memegang koper karena selesai acara Anne , Lyra akan langsung pulang tanpa menunda besok.

"Udah ah...mending aku diem aja , ngapain mikirin Zio mau diucapin atau nggak" Lyra meninggalkan hotelnya karena sudah diperkirakan mobil yang menjemputnya sudah datang.

Saat Lyra keluar dari lobby , Lyra melihat penjual aksesoris pinggir jalan yang menjual aksesoris seperti dari batok kelapa yang di desain nenjadi gelang.

"Permisi pak ini berapaan ya" tanya Lyra menunjuk beberapa aksesoris.

"Oh itu tiga benda harganya dua puluh lima ribu neng" ucap orang itu diangguki Lyra mengerti.

"Yaudah saya ambil yang ini pak , terus bisa gak pak saya minta desainya dikit ditambahin" cicit Lyra.

"Bisa neng emangnya mau ditambahin gimana" ucap pedagang itu membuat Lyra semakin senang.

"Um gini pak tambahin tulisan sweet seven ten , kalau tujuh belasnya gak muat bisa pakai angka kok" titah Lyra diangguki pedangang itu.

"Emangnya buat siapa neng , buat pacar atau siapa" goda pedagang itu.

"Astaga si bapak , itu buat teman saya besok ulang tahunya" dengus Lyra.

"Oh buat temanya toh..." pedagang itu mengangguk mengerti.

"Ini neng gelangnya" ucap pedagang itu.

"Oh ya makasih ya pak ini uangnya" Lyra memberikan selembar uang warna biru.

"Kembalianya buat bapak saja , yaudah saya duluan pak" ucap Lyra ketika melihat pedangang itu memberikan kembalian.

"Yaudah makasih ya neng...makasih" Lyra hanya mengangguk mengiyakan dan masuk kedalam mobil yang menunggunya.

Lyra sungguh lelah malam malam harus segera melakukan penerbangan lagi , niat ingin mengundur besok tapi niatnya ia urungkan karena Lyra tidak ingin mengulur waktu lebih lama.

Lyra memejamkan matanya ketika sudah masuk dalam pesawat.

Sejam lebih akhirnya Lyra sampai di bandara sekarang ia akan langsung menuju kerumahnya.

tok...tokk...tokk

"Ayah...Derend..." Lyra mengetuk pintu.

"Mbak...Lyra...beneran ini mbak Lyra" kaget Derend melihat Lyra saat membuka pintu.

"Ia ini mbak mu mau siapa lagi" Lyra tertawa kecil dan masuk kedalam rumahnya.

"Ayah masih tidur Rend" tanya Lyra meletakan kopernya lalu beralih ke dapur mengambil minum.

"Ayah ambil kayu kak dari tadi malam terus kata ayah habis ini udah perjalanan pulang" Lyra mengangguk karena tahu dimana ayahnya selalu mengambil kayu jarak ayahnya mengambil kayupun tak dekat.

"Ini buat kamu dan ini buat ayah" Lyra menyerahkan gelang yang ia beli tadi ke Derend dengan gelang khusus Zio masih ia simpan.

"Boleh aku pakai nggak" tanya Derend diangguki Lyra.

"Baguslah kalau kamu suka , yaudah mbak mau bersih bersih badan dulu" Lyra menggeret kopernya ke kamar.

"Masih ada setengah jam lagi buat bangun , belanja , masak sekolah" monolog Lyra melihat jam dinding.

"Lho rend kok kamu udah bangun" tanya ayah Lyra ketika sampai dirumah melihat Derend duduk di ruang tamu.

"Mbak Lyra udah pulang yah...mungkin sekarang lagi tidur karena lelah" ucap Derend santai membuat ayahnya kaget.

PENYESALAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang