BAB 24

5.1K 206 1
                                    

Lyra berkaca depan cermin melihat dirinya yang sekarang sangat cantik karena tangan dari Anne dan Anggera.

"Cantik banget kamu sayang, pasti nyonya Melvino gak bakal nyesel punya calon mantu kaya kamu" puji Anne membuat Lyra malu.

"Mbak Anne apaan sih pakai calon calonan segala" elak Lyra berdiri dari hadapan cermin.

Dengan gaun yang indah sangat pas ditubuh Lyra yang memperlihatkan bungsung dadanya yang cantik. Make up yang natural oleh Anggera serta penatanan rambut yang cantik oleh Anne.

"Gue yakin setelah ini Zio bakal berpikir dua kali buat nyakitin lo lagi" ucap Anggera memperhatikan Lyra dari ujung atas hingga bawah.

"Oh ya Ang itu pesenan aku mana" tanya Lyra karena ia menitip hadiah buat kado pernikahan aniversarry orang tua Zio.

"Ini...nih" Lyra menerima hadiah itu ditanganya yang adalah tiket liburan ke Bali karena pikir Lyra, orang tua Zio sama sama sibuk jadi mereka bisa liburan berdua setidaknya.

"Makasih Ang" ucap Lyra diangguki Anggera.

"Jelas dong kalau Zio gak bakal berpaling, Ang kamu bisa keluar sebentar gak soalnya mbak mau ngomong sama Lyra" tutur mbak Anne diangguki Anggera.

"Mbak Anne mau ngomong apa" tanya Lyra mendudukan dirinya lagi.

"Gini gimana ya mau ngomongnya" gerogi Anne dan menghela nafas pasrah.

"Mbak mendapat tawaran dan itu buat kamu untuk menjadi model dari brand suatu perusahaan di Amerika dan kontraknya sampai lima tahun apa kamu mau menerima itu, saran mbak sih itu lumayan banget sumpah tapi itu semua kembali ke kamu lagi Lyra" ucap Anne membuat Lyra senang sekaligus sedih karena jika dia menerimanya maka dia harus pergi jauh dari keluarganya.

"Nanti aku pikirin lagi mbak terus diskusi dulu sama ayah aku nanti" ucap Lyra karena dia tidak bisa memutuskan apapun tanpa keputusan lamgsung dari ayahnya.

"Mbak Lyra...gila ini beneran mbak" tanya Derend yang masuk ke kamar Lyra.

"Yaiyalah emang siapa lagi hm..." gemas Lyra sampai mencubit pipi Derend.

"Anak ayah cantik banget sih, kamu kalau disana inget jaga kesopanan terutama harga diri" tutur Ilham ayah Lyra.

"Inget yah dan Lyra gak bakal lupain nasehat itu dari ayah yang selalu untuk jaga kesopanan terutama harga diri" ucap Lyra memeluk ayahnya.

"Ra tuh Zio udah datang dia nungguin di depan" seru Anggera dari balik pintu.

"Yaudah yuk kita kedepan semua" ucap ayah Lyra.

Terlihat Zio yang bersandar di kap mobil mewahnya dia terlihat sangat tampan dengan jas warna biru dongker gelapnya.

"Kamu cantik" bisik Zio, membuat Lyra malu.

"Mas Zio tambah ganteng banget lho" puji derend.

"Thank rend, yaudah om saya pamit pinjem Lyra sebentar nanti pasti saya kembaliin kok" izin Zio kepada ayah Lyra.

"Ia tapi kamu harus pulangin Lyra sebelum tengah malam karena itu gak baik buat seorang gadis" ucap ayah Lyra diangguki Zio.

"Yah Lyra pamit dulu" Lyra mencium punggung tangan ayahnya bergantian dengan Zio.

Zio membuka kan pintu mobil untuk Lyra dan membuat Lyra malu dengan perlakuan Zio.

"Kamu cantik bamget malam ini sumpah tapi..." ucapan Zio menggantung dan kini mobil Zio sudah berjalan.

"Tapi apa" Lyra mengerenyitkan dahinya bingung.

"Tapi aku gak suka sama gaun kamu karena bagian bungsung dadanya terekspos"

"Yaudah besok besok aku pakai gamis aja kalau gitu" kesal Lyra.

"Itu lebih bagus kalau perlu kamu bisa tuh pakai cadar sekalian" ucap Zio dengan entengnya.

"Ia biar jadi kaya ukhti ukhti..." ketus Lyra membuat Zio tertawa.

Mereka sampai di sebuah Rumah mewah dan megah tentunya ini bukan rumah Zio pikir Lyra.

"Ini rumah siapa" tanya Lyra bingung.

"Rumah ini milik keluarga aku dan udah jarang di tempati palingan ditempati pembantu dan kawan kawan" jawab Zio, mata Lyra melihat berbagai tamu dari berbagai kalangan bisnis orang tua Zio.

"Lah terus rumah kamu yang bisasanya" tanya bingung Lyra.

"Ini rumah lama aku waktu aku kecil sekarang aku sama orang tuaku memutuskan cari tempat baru atau suasana baru lah istilahnya" ucap Zio menjelaskan.

"Oh gitu..." Lyra menganggukan kepalanya mengerti.

"Yaudah ayo masuk" Lyra tersenyum saat melihat tangan Zio yang mengisyaratkan akan menggandengnya.

Banyak tatapan memuji buat Zio terutama Lyra yang mejadi wanita gandenganya.

"Bunda..." panggil Zio ke Jovana bundanya yang sedang bercengkrama dengan teman temanya.

"Hai kamu udah...., ini Lyra cantik banget kamu sayang" tanya Jovana membalikan badanya menghadap Zio dan matanya melihat Lyra disampingnya.

"Ma...makasih tante" kikuk Lyra malu dia sungguh mengakui jika bundanya Zio ini sangat cantik dan sangat terlihat jika orang terhormat.

"Jo..." Felix datang dan matanya melihat Lyra yang berada di samping Zio.

"Ini kamu kan Alyra...?" tanya Felix diangguki Lyra.

"Cantik banget kamu malam ini, Zio pinter juga milih calon mantu" ucap Felix bergantian menatap Zio.

"Terimakasih om..."ucap Lyra.

"Tante sama om happy aniversarry, aku berdo'a semoga tuhan memberikan kebahagiaan buat om dan tante sampai hayat memisahkan" ucap Lyra memberikan hadiahnya yang dibungkus oleh sebuah kotak.

"Apa ini Lyra" tanya Jovana dan Felix bingung.

"Buka aja kali bun" ucap Zio jengah.

"Buka aja Jo" usul Felix dan Jovana membuka kotak itu.

"Ini...ini buat kami" tanya Jovana diangguki Lyra.

"Makasih...ya Lyra" ucap Felix tapi Jovana malah memeluk Lyra membuat Lyra kaget.

"Sama sama tan.." ucap Lyra.

"Kita kesana yuk" ajak Zio kearah kolam renang yang disana sudah banyak teman teman Zio.

VOTE & COMEENT

TERUNTUK YANG UDAH VOTE AND COMEENT TERIMAKASIH...BANGET...DAN UDAH SABAR MENANTI KELANJUTAN CERITA KU....

PENYESALAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang