BAB 19

6.7K 252 2
                                    

Dihari libur seperti ini Zio terpaksa mengorbankan waktu liburanya untuk bekerja.

"Orang tua lo kan udah tau kalau lo kerja tapi kenapa lo tetep kerja bukanya mereka bakal maafin lo kalau lo udah tau rasanya kerja keras" ucap Kafkah yang sedang mengatasi mobil yang mogok.

"Males gue udah nyaman dengan keadaan sekarang , gue cari duit sendiri dan bisa ngerasain kalau hidup itu tidak selamanya diatas" sahut Zio yang keluar dari tokoh bengkel setelah melayani pelanggan.

"Zio yang songong tengil awal awal ketemu gue mana, yang disuruh ini ogah , itu ogah sekarang jadi bijak gini" Kafkah kagum dengan Zio ternyata hidup seperti ini memberikan dampak besar buat hidupnya.

"Sekarang gue tau rasanya hidup dengan uang sendiri itu lebih apa ya...pokoknya gak bisa diceritain" ucap Zio mulai mengatasi mobil yang akan diperbaiki.

"Hah...kaya ada kepuasan tersendiri gitu di dalam hati kayak wah...ini penghasilan gue sendiri tanpa bantuan orang lain gue dapetinya" Kafkahpun menggambarkan kesenangan ketika ia mendapat gaji.

"Kalian kesini baris...buat nerima gaji dong cepetan" ucap mang Hadi pemilik bengkel itu.

Semua karyawan berbaris rapi tak terkecuali dengan Zio.

"Ini punya kamu...ini kamu" ucap mang Hadi memberikan gaji kepada karyawan.

Zio bersyukur ini adalah gaji pertamanya saat bekerja sendiri.

"Dan berhubung anak saya ulang tahun saya bakal kasih kalian bonuslah sekali kali" mang Hadi mengeluarkan uang lagi dari tasnya.

"Makasih mang" ucap para karyawan.

"Ia udah kembali kerja yang giat lagi gih" suruh mang Hadi dan semua kembali ke posisi semula.

"Buat apa nih nanti duitnya" tanya Kafkah.

"Apa gue ajak Lyra ke pasar malam ya" batin Zio.

"Gue tahu lo berpikiran bakal ngajak Lyra keluarkan" tebak Kafkah melihat Zio yang melamun.

"Ajak aja Zi, bikin dia bahagia tanpa memikirkan kalau lo pernah nyakitin dia buka lembaran kebahagiaan yang berisi kalau lo yang sering buat Lyra tertawa" Kafkah menepuk pundak Zio menyemangati.

"Ok..." putus Zio yakin.

"Nanti ambil aja sepeda motor gue di kost kostan kalau mau" ucap Kafkah diangguki Zio.

Hari berganti malam Zio sudah siap dengan hoddie dan celana sobek di bagian lututnya yang membuatnya terlihat tampan apalagi wajah putihnya.

"Good luck bro" ucap Kafkah saat Zio mengambil motornya.

"Thank" Zio menjalankan motor matic milik Kaflah.

"Assalamualaikum...ra Lyra..." panggil Zio saat berada di teras rumah Lyra.

"Waalaikumsalam, ekh...mas Zio mau cari mbak Lyra ya bentar" ucap Derend yang membuka kan pintu.

"Mbak...Lyra ada mas Zio tuh" panggil Derend melihat Lyra yang sibuk belajar depan bukunya.

"Zio ngapain kesini" gumam Lyra keluar untuk menemui Zio.

"Kamu ngapain" tanya Lyra saat melihat Zio sedang duduk diteras rumah.

"Mau ngajak tuan putri jalan" seru Zio tersenyum manis ke Lyra.

"Lha..." bingung Lyra.

"Cepet sekarang kamu ganti baju gih atau mau ginian aja berangkat yaudah gak masalah" Zio meneliti penampilan Lyra yang hanya memakai baby doll.

"Hah...kamu gila yaudah aku mau ganti baju dulu" kesal Lyra masuk lagi kedalam rumahnya.

"Mau kemana mbak" tanya ayah Lyra yang duduk depan tv.

"Oh ayah, Lyra mau keluar sama Zio boleh yah" tanya Lyra diangguki ayahnya.

"Tapi jangan pulang malam malam mbak" Lyra mengangguk dan masuk kedalam kamarnya.

Lyra merasakan dingin hawa jalanan bersama Zio karena menggunakan motor.

"Dingin" Zio meraih tangan Lyra dan bukan meletakan tanganya dipinggangnya melainkan Zio meletakan tangan Lyra di saku hoddienya.

"Kita kemana" tanya Lyra sedikit berteriak.

"Udah kamu nurut aja" Zio tak kalah berteriak karena berisiknya suara jalanan dan berbagai kendaraan.

"Wow...ini beneran kamu ngajak aku kesini, tap..tapi uang kamu" ragu Lyra karena mengingat ekonomi Zio yang sekarang menjadi tanggunganya sendiri.

"Udah tadi aku dapat gaji pertamaku dan aku berniat buat bahagiain kamu ya walau cuma malam ini sih" Zio menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Huft...Zio gini ya aku gak pernah minta apapun sama kamu bahkan harta kamu karena aku belum punya hak atas milikmu dan harta kamu" Lyra menatap lekat bola mata berwarna amber itu.

" jadi saran aku kamu sisihin uang kamu buat orang tua kamu ya meski orang tua kamu punya lebih dari itu dan aku yakin mereka pasti bahagia karena mendapat sesuatu hasil kerja keras anaknya meski dalam hal kecil" ucap Lyra membuat Zio sadar jika saatnya ia bisa membahagiakan orang tuanya dengan usahanya.

"Dan ketika kamu sudah waktunya itu baru kamu bisa memberikan nafkah buat wanita kamu nantinya karena dia berhak menerima itu" titah Lyra mengelus punggung tangan Zio.

"Wanita itu adalah kamu nantinya" Zio menatap lekat gadis cantik dihadapanya ini.

"Haha...kita nggak tau siapa jodoh kita Zio kedepanya dan contohnya hal kecil saja, kita gak tau sampai kapan kita hidup atau bisa saja detik ini kita sudah tidak ada di dunia ini karena itu semua sudah rencana tuhan dan aku harap kamu mengerti itu" Lyra menyunggingkan senyuman manisnya sungguh Zio sangat menyayangi gadis dihadapanya ini.

"Tapi aku yakin kalau kamu wanita itu" Zio merangkul Lyra dari samping dan membawanya masuk kepasar malam.

"Cukup berdo'a dengan tuhan Zi" canda Lyra.

"Kamu mau apa" tanya Zio melihat berbagai pedagang makanan.

"Kita beli mie ayam ama teh anget aja dulu, soalnya hawa malam ini lumayan dingin" usul Lyra melihat gerai mie ayam.

"Ok...sini ayo" Lyra kaget karena Zio jongkok membelakangi dirinya.

"Ayo naik" seru Zio mengisyaratkan agar Lyra naik ke punggungnya.

"Zio malu ikh..." seru Lyra.

"Udah atau mau aku gendong..." sebelum Zio melanjutkan ucapanya Lyra langsung naik ke punggung Zio.

"Uwahh Zio...pelan...pelan" teriak Lyra saat Zio menggendongnya dengan berlari, sehingga membuat Lyra menyandarkan kepalanya di punggung Zio serta mengalungkan tanganya erat di leher Zio.

"Haha...dasar penakut" ledek Zio tertawa ia bahagia bisa melihat senyum Lyra seperti ini.

"Tuhan biarkan waktu berhenti hanya untuk hamba bisa menikmatai senyum manis diwajah gadis yang saya cintai untuk sekarang ataupun selamanya" batin Zio.

"Tuhan jadikanlah satu kebahagiaan kecil ini untuk satu momeent dan bisa di kenang ribuan waktu, hanya itu yang aku inginkan tuhan bersama Zio" batin Lyra.

VOTE & COMEENT

PENYESALAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang