BAB 26

5.9K 188 1
                                    

Lyra masih bergeming dengan pikiranya tentang penawaran Anne kemarin saat ini Lyra masih belum siap untuk ngomong dengan ayahnya.

"Mbak Lyra ayo berangkat..." peki Derend yang sudah diatas motor Va*io baru yang di belikan oleh Lyra.

Derend menolak ketika Lyra akan membelikanya motor ninja sejenisnya karena berfikir motor gitu belum tentu bisa untuk membantu apapun karena kapasitas daya tampung muatnya tidak sesuai dengan keinginanya.

"Yaudah mbak bareng ke jalan raya aja nanti mbak biar nunggu angkot" ucap Lyra naik diboncengan motor Derend.

"Nunggu angkot atau mas Zio..." goda Derend membuat Lyra memukul keras pundak Derend.

"Awsh...sakit mbak" dengus Derend.

"Udah cepetan jalan" seru Lyra diangguki Derend.

"Mbak...Lyra beneran mbak gak mau dianrerin ampek sekolah" tanya Derend ketika sampai di pinggir jalan.

"Kita nggak searah Derend sekarang kamu berangkat sekolah gih" suruh Lyra diangguki Derend.

"Yaudah aku duluan mbak" Derend menjalankan motornya melenggang pergi.

Lyra melihat jam tanganya jam menunjukan akan jam setengah tujuh, Lyra masih menunggu Zio datang menjemputnya seperti biasanya Lyra takut kalau dia naik angkot terus Zio datang.

"Zio jemput gak yah..." panik Lyra.

"Kalau gak jemput dia bisa chat atau telphone, positive thingking tapi mungkin sekarang Zio sedang kena macet atau apa" gumam Lyra menoleh kesana kemari belum melihat kedatangan Zio sama sekali.

"Yaudah aku duluan aja..." Lyra memberhentikan angkot yang lewat setelah menunggu Zio tak kunjung datang.

Lyra sampai di depan gedung menjulang tinggi dengan gerbang yang akan tertutup.

"Pak...pak tunggu jangan tutup dulu" teriak Lyra berlari untuk mengejar gerbang sekolahnya yang akan tertutup.

"Neng Lyra tumben toh neng kok jam segini baru berangkat" heran satpam itu melihat Lyra salah satu murid yang paling disiplin masuk sekolah.

"Itu...pak tadi, um...tadi nunggu angkotnya yang lama pak jadi saya datangnya mepet deh" alibi Lyra.

"Yaudah cepetan neng Lyra masuk, keburu lima menit lagi gerbang bakal saya tutup" Lyra mengangguk dan berlari masuk kedalam sekolahnya.

Tin...tin...
Lyra kaget saat sebuah mobil memasuki gerbang dan segera memarkirkan mobil itu.

"Zio..." gumam Lyra saat melihat itu adalah mobil Zio, dengan segera Lyra menghampiri Zio.

"Zi..." ucap Lyra tercekat saat melihat Zio turun bersama perempuan lain yang adalah Erika.

"Hai..sorry tadi aku gak sempet chat kamu, soalnya..." Zio melirik Erika yang tersenyum kemenangan.

"Ngapain minta maaf hm..., lagian aku gak marah kok cuma aku mau ngomong kalau aku kira kamu gak masuk soalnya lama banget dan jam masuk sekolah udah mepet" santai Lyra dan masih menunjukan senyum manisnya.

"Seriosly are you not angry" tanya Zio memastikan dengan mengelus rambut

"Haha....why do i have to be angry Zio, ini cuma hal kecil jadi lupakan yaudah kalau gitu aku mau kelas dulu bye Zio dan sampai jumpa Erika" dengan cerianya Lyra melambaikan tangan ke Zio dan Erika.

"Cantik..." gumam Zio masih terdengar Erika.

"Apa sih yang lo lihat dari upik abuh gitu, cewek kecentilan aja lo bilang cantik" kesal Erika.

"Stop lo hina Lyra inget ya, kalau bukan karena permintaan orang tua lo gue kagak sudi ngasih tumpangan buat lo" sinis Zio menatap tajam Erika.

"Kenyataan memang gitu kok dia yang suka kecentilan sama lo, gak cuma sama lo doang sih lihat si Teddy, Shenal, Aden pada suka sama dia" sewot Erika membuat Zio tersenyum miring meremehkan.

"Itu udah jelas kalau Lyra banyak disukai orang orang karena dia istimewah banyak di dalam dirinya yang jelas gak bakal bisa lo miliki bitch, dan jangan pernah bermimpi kalau lo bakal ada di posisi Lyra" setelah mengatakan itu Zio memilih pergi meninggalkan Erika.

"Awas lo Lyra....and it's ok kalau sekarang lo jadi yang disenangi semua orang tapi setelah ini lo yang bakal jadi di benci semua orang" monolog Erika mengepalkan tanganya.

Lyra memasuki kelasnya dan mendudukan dirinya di kursi.

"Tumben lo datang udah mepet gini terus gue kirain lo gak masuk" ucap Anggera dijawab senyuman Lyra.

"Hm...nggak mungkin aku nggak masuk kalau tanpa alasan, dan tadi cuma aku nunggu angkot tapi lumayan lama jadi ya gini aku datang ke sekolah tapi mepet banget waktunya" ucap Lyra dengan tawa kecilnya.

"Kirain Zio gak jemput lo" celetuk Anggera membuat Lyra terdiam sesaat.

"Nggak kok tadi Zio juga udah chat aku kalau dia nggak bisa jemput" alibi Lyra agar Zio tidak jadi bahan hinaan Anggera yang pedas itu.

"Kenapa lo nggak minta jemput sama gue sih" heran Anggera karena merasa bisa aja dia menjemput Lyra.

"Nggak usah Ang malah kamu jadi putar dua kali nanti" Lyra mulai mengeluarkan buku buku miliknya.

"Cuacanya lagi gak bagus mendung gini bisa bisa nanti hujan" seru Anggera melihat langit dari jendela.

"Ho'oh keknya nanti hujan deh" gumam Lyra.

"Nanti lo ada pemotretan gak..." tanya Anggera membuat Lyra berfikir mengingat.

"Ada nanti kaya biasanya sepulang sekolah..." jawab Lyra dan dia belum memberikan jawaban apapun ke Anne.

"Jangan sampai kelelahan juga lo nya, tubuh lo juga butuh istirahat mangkanya kalau udah ngerasa gak enak badan atau capek nggak usah maksain diri" tutur Anggera diangguki Lyra.

"Terimakasih kamu udah ngingetin, lanjut nanti aja soalnya bu Tiwi udah datang" mata Lyra melihat guru pengajar sudah memasuki kelasnya.

"Kirain jamkos, biar gue bisa rebahan gitu because no rebahan no life and rebahan is my life" gerutu Anggera membuat Lyra tertawa kecil menanggapi teman satunya ini.

VOTE & COMEENT

TERKADANG AKU MIRIS LIHAT PEMBACA, SAMA YANG VOTE AMA COMEENT TUH GAK SAMA JADI AKU MIKIR, KALAU AKU ADA SALAH KALIAN BISA COMEENT DAN CHAT AKU KARENA DI BIOKU UDAH ADA NOMERKU.

PENYESALAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang