BAB 36

11.4K 358 3
                                    

Lyra akan pergi ke rumah ayahnya dan sebelum itu Lyra menyempatkan membeli kue lebih dahulu sebagai cemilan ringan.

"Itu anak gak ada yang ngawasin apa, kek anak hilang" ucap Lyra yang duduk di teras supermarket melihat bocah berusia enam tahun.

"Lion nanti kamu jemput aku di toko kue biasanya aja, soalnya aku mau beli kue" Lyra mengirimkan pesan ke Lion.

"Dek...jangan di pinggir jalan" bocah lelaki itu menoleh membuat Lyra kaget.

Deg..
Wajah ini sama seperti orang di masa lalunya yang sama persis dengan orang yang menyakitinya.

"Dek jangan di pinggir jalan bahaya banyak orang berlalu lalang" tutur Lyra membuat bocah itu menunduk.

"Maaf tante lagian aku kesel sama ayah yang cuekin terus marahin aku gara gara aku ganggu waktu ayah kerja" Lyra menghela nafasnya.

"Tapi kamu gak boleh kabur gini kalau orang tua kamu nyariin gimana, kasihan kan" Lyra mengajak anak ini duduk.

"Revan....Revan...Kamu dimana" suara seseorang membuat anak itu beranjak dari duduknya.

"Ayah..." sahut anak itu bernama Revan.

Lyra kaget melihat pemilik suara itu begitupun dengan orang itu yang tak kalah kaget melihat gadis bersama putranya.

"Itu ayah kamu" ucap Lyra menunjuk lelaki itu.

"Ia ini ayah aku, ayah maafin Revan udah kabur ninggalin ayah" Lyra tersenyum sekarang hatinya hanya terkejut dan benar kini Lyra bisa menerima masa lalu.

"Lyra...ini kamu" tanya orang itu ingin memeluk Lyra tapi Lyra malah mundur dengan senyumnya.

"Ia ini aku Zi, jadi anak kecil ini anak kamu?" tanya Lyra tersenyum lelaki itu adalah Zio masa lalu dari Lyra.

"Iya dia anak aku sama Erika...maafin aku Ly...maafin aku" Lyra mengangguk mengingat kejadian dulu

"Udah aku udah maafin kamu kok seperti biasanya walau sulit tapi mau gimana lagi, namanya siapa tadi Revan? nama yang bagus kamu mirip banget sama ayah kamu"  Lyra mengelus kepala Revan.

"Lalu Erika sekarang mana" tanya Lyra tidak melihat Erika.

"Papa sama bundaku marah besar dan aku menikah dengan Erika hanya satu tahun karena dia meninggal saat melahirkan Revan" Lyra kaget dan turut merasa  prihatin dengan apa yang terjadi.

"Aku turut berduka...dan aku percaya kamu bisa jadi ayah yang hebat buat Revan, kasihan dia Zi dia masih kecil dan butuh lebih perhatian kamu" Lyra menatap lekat Revan yang sekelibat melihat sosok Erika.

"Tapi sayangnya aku belum bisa menemukan wanita yang tepat untuk jadi ibu dari Revan" Lyra masih terdiam melihat Revan kini di gendongan Zio.

"Kasihan dia..." dada Zio merasa sesak saat melihat cincin Lyra di jari manisnya tersemat elok.

"Kamu sekarang sukses jadi model dan kamu udah nikah?" nafas Zio tercekat menanyakan itu.

"Belum masih tunangan, kamu do'ain aja" Zio memaksakan senyumnya saat mendengar itu.

"Nggak pingin balik ke Indo ly" tanya Zio sekali lagi sungguh dia sangat ingin memeluk gadis cantik yang sekarang sudah dewasa di depanya ini.

"Lihat nanti setelah nikah lagian aku masih banyak urusan disini dan calon suamiku bertempat tinggal juga disini" tutur Lyra tersenyum ramah.

"Apa nggak ada kesempatan lagi ly" celetuk Zio membuat Lyra kaget.

"Nggak ada Zi, kita sekarang nikmatin aja hidup masing masing dengan aku sama hidupku sendiri begitu juga dengan kamu fokus sama kehidupan Revan karena sekarang kamu nggak sendiri ada Revan membutuhkanmu" Zio mengangguk menyadari itu.

"Apa karena ada Revan sebagai anak ku dari Erika kamu tidak mau kembali Ly" Lyra menggeleng dan tertawa.

"Haha...bukan Zio ngapain sampai situ, karena emang kita udah gak sejalan Zi dan aku bahagia sama hidup aku sekarang satu lagi aku gak pernah menyalahkan kehadiran Revan yang salah tapi aku menyayangkan cara hadirnya yang salah" Zio ikut tertawa melihat tawa manis Lyra.

"Sweety..." Zio kaget saat melihat seorang laki laki yang mencium pipi Lyra.

"Ini di umum Lion" dengus Lyra membuat Lion mengerenyit bingung melihat anak kecil dan seorang pria di depanya.

"Ini siapa" bisik Lion ke Lyra.

"Dia masa lalu aku dan ini anaknya sama seperti yang aku ceritain" bisik balik Lyra membuat Lion mengangguk mengerti.

"Jangan jahil deh" Lyra menyadari raut wajah jahil Lion.

"Dia siapa" tanya Zio menunjuk Lion yang merangkul mesra Lyra.

"Dia..." ucapan Lyra terpotong oleh suara Lion.

"Saya Lional Qivaro Amerta, calon suami dari nona Alyra septian Amerta bukan begitu nona" Lyra tertawa geli saat Lion ngewink denganya.

Dapat Zio tangkap kalau Lyra sangat bahagia bersama Lion.

"Reynand Kenzio Melvino" Lion hanya mengangguk dan sempat mendengar nama Melvino.

"Kalian kapan nikah" sebisa mungkin Zio terlihat biasa.

"Bulan depan dan ya saya berharap anda bisa datang. Karena anda pernah jadi bagian penting di hidup calon istri saya" Lyra sudah menduga apa yang dikatakan Lion pasti akan di lakukanya.

"Yaudah aku duluan ya...Zi, bye Revan" Lyra mengusap pipi Revan.

Zio meneteskan air matanya sakit dan sesak itu yang dirsakanya sekarang. Gadis yang pernah hinggap di hidupnya menolak untuk kembali dan memberi kesempatan.

"Sepertinya dia belum move on dari kamu" Lyra tertawa kecil merasa kasihan dan prihatin melihat keadaan Zio, yang sekarang jauh lebih kurus, bulu halus di wajahnya, kantung mata yang terlihat seperti tak terawat.

"Itu sudah jadi urusan dia sayang, yang terpenting sekarang hidup aku itu kamu" Lion mengacak acak rambut Lyra yang tertata rapi.

VOTE & COMEENT

PENYESALAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang