BAB 4

11.8K 512 5
                                    

Zio berjalan di koridoor kelas dengan wajah datarnya tapi pandanganya tak sengaja melihat Lyra dengan cowok yang di ketahui adalah ketua MPK di sekolahnya.

"Ok...nanti biar aku aja kak , yang ngomong sama pak bima tentang perundingan variasi baru" ucap Lyra berbicara dengan Vero ketua MPK sekaligus ketua paskibraka di sekolahnya.

"Makasih ya Ly , soalnya nanti gue ada rapat sama anak osis" siapapun pasti akan menyukai Lyra gadis cantik itu termasuk Vero yang mengagumi gadis di depanya.

Zio yang melihatnya mengepalkan tanganya dari tadi , entah kenapa ia selalu tidak suka jika ada lelaki yang berdekatan dengan Lyra.

"Gak papa kak , lagian nanti ada latihan paskib" Lyra tertawa kecil.

Lyra adalah salah satu anggota inti paskibraka di sekolahnya , yang ikut membantu melatih juniornya dengan sabar bukan sebagai pelatih keras selalu mengorbankan fisik dengan sangat keras.

"Haha...pak Bima gak salah masukin lo ke paskib inti sekolah kita" Vero tertawa kecil di angguki Lyra.

"Ayo" Lyra kaget ketika tiba tiba Zio datang dan menarik tanganya.

"Zio sakit zi" rintih Lyra saat Zio mencengkram tanganya.

"Gue gak peduli , siapa suruh lo ngobrol ama tuh cowok" Zio menatap tajam Lyra membuat Lyra takut.

"Aku sama kak Vero cuma ngomongin paskib Zi gak lebih kok" jelas Lyra dengan ketakutan.

"Semua orang tuh tau kalau lo pacar gue , jadi lo harus hati hati saat dekat sama cowok lain selain gue" rasanya Lyra ingin menangis sekarang juga saat Zio mengatakan di hadapan orang , emang dia pacarnya tapi Lyra merasa jika hati Zio bukan miliknya.

"Zi aku boleh nanya gak , tolong kamu jawab jujur meski buat hati aku sakit ujungnya" Lyra menatap Zio pekat.

Zio yang di tatap intens oleh Lyra merasa tidak enak di hatinya.

"Kamu cinta gak sama aku dan ya itu pertanyaan yang ingin aku tanyakan sama kamu" Zio bungkam di hatinya dia merasa belum merasakan cinta terhadap Lyra , tapi setiap saat dia melihat atau mendengar Lyra bersama cowok lain dia merasa tidak suka.

"Lupain mending sekarang lo balik kelas" Lyra menghembuskan nafasnya pasrah karena jawaban ini yang selalu ia dapat dari
Zio.

"Ok...aku duluan kamu jangan bolos" Lyra melambaikan tanganya mencoba membuat Zio agar tidak terpikirkan pertanyaanya tadi.

Lyra memasuki kelasnya dengan senyum yang mengembang di bibirnya , seperti tidak ada sesuatu.

"Lyra nih tugas dari bu Fani katanya dia nyuruh lo buat jadi tutor di bab ini" panggil silvi yang adalah ketua kelasnya.

Lyra juga murid kesayangan guru guru jadi tak heran jika semua menyukai Lyra , bahkan saat ada beritanya dengan Zio pacaran semua murid di sekolahnya hampir setuju semua.

"Ok makasih ya sil , maaf guys sebelumnya seperti biasanya aku akan mengajak kalian belajar bareng" Lyra mengeraskan suaranya membuat seluruh perhatian anak kelas tertuju padanya.

Lyra tidak akan bersikap seolah menjadi guru melainkan tetap sebagai teman yang akan mengajak belajar bersama dan membantu dengan yang tidak paham , sehingga tidak menimbulkan ketakutan saat bertanya.

Sementara Zio setelah mendengar pertanyaan Lyra tadi sungguh menggangu pikiranya sampai sekarang.

"Gue kok gak denger kabar princess gue ya" ucap Teddy menyindir Zio.

"Princess pala lo botak , dia itu bidadari gue calon pendamping gue eak" seru Aden.

"Ngipi mulu perasaan deh lo pada" celetuk Shenal.

"Siapa tau ngipi bisa jadi kenyataan" telinga Zio terasa panas saat teman temanya selalu membicarakan Lyra.

Zio keluar dari kelasnya merasakan lelah dengan suasana di kelasnya.

"Udah jelas semua , jika ada yang belum kita bisa pelajari lagi" kembali lagi dengan Lyra yang selesai menerangkan dan kembali duduk di bangkunya.

Lyra membuka ponselnya membuka room chatnya dengan Zio yang sangat jarang jika bukan dia yang mengirim pesan.

"inget jangan bolos" hanya pesan singkat yang membuat Lyra bahagia karena dia masih bisa mengingatkan Zio , meski seperti yang ia duga Zio hanya membaca pesanya.

"Ly nanti pulang sekolah lo mau kemana" tanya anggera selesai mencatat apa yang di jelaskan Lyra.

"Mau latihan paskib , soalnya ada formasi baru yang akan di bicarakan sama pak Bima" ucap Lyra.

"Lo nggak lelah" Lyra bingung dengan pertanyaan anggera yang menggantung.

"Lelah kenapa paskib" Anggera di buat gemas dengan Lyra yang tidak ngerti sama sekali dengan pertanyaanya.

"Lelah diacuhin Zio , lo tanya gak sih dasar Zio jadiin lo pacarnya tuh apa" Anggera berfikir kembali ke awal ketika Zio menjadikan Lyra pacarnya di tengah tengah setelah upacara di hadapan semuanya.

"Aku nggak tanya , soal itu" Lyra membuka bukunya dan mulai mengerjakan beberapa soal.

kring...
setelah berjam jam pelajaran akhirnya bel tanda pulang berdering membuat seluruh murid semangat kembali.

"Aku duluan ra" pamit Lyra karena ia harus mengganti bajunya.

Lyra berjalan ke kamar mandi untuk mengganti seragam sekolahnya dengan seragam olahraga paskib sekolahnya.

Lyra tersenyum melihat Zio yang juga lagi bermain basket dengan teman temanya.

"PRINCESS..." teriak Teddy membuat Lyra tertawa kecil.

"Duluan semua" Lyra memasang topi di kepalanya dengan logo paskib di topinya.

"Sekarang kita bisa memulai latihan dengan Variasi baru" tegas pak Bima dengan segera Lyra memasuki barisanya dan memulai latihanya

"Sepertinya latihan sampai disini karena sudah mau hujan yang mengakibatkan kalian bisa sakit" suruh pak Bima diangguki semua yang langsung membubarkan barisan.

"Astaga ini udah gerimis" Lyra panik akan berteduh dimana.

"Zio...Zio.." teriak Lyra saat Zio melajukan motornya tepat di hadapanya tapi Zio hanya melengos pergi begitu saja.

"Zio..." lirih Lyra pasrah saat Zio sudah jauh dari pandangan Lyra.

Lyra berniat akan bareng dengan Zio meski tidak sampai di depan rumahnya setidaknya masih di daerah rumahnya yang membuatnya mudah untuk pulang.

"Aduh..." Lyra segera berteduh di halte sendirian menunggu bis atau kendaraan umum.

"Dingin..." gumam Lyra merengkuh tubuhnya sendiri yang telah mengigil.

"Ayah Lyra kedinginan , takut" Lyra mengesekan telapak tanganya agar memberikan sedikit kehangatan.

"Zio...aku takut"gumam Lyra menutup kedua telinganya karena kilatan petir yang melintas layaknya listrik , yang tiba tiba takutnya bunyi suara bledek.

VOTE & COMEENT

PENYESALAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang