BAB 15

8.8K 336 5
                                    

Zio memandangi uang yang diberikan papanya yang semakin menipis hingga membuat Zio bingung harus melakukan apa.

"Papa sama bunda tega banget akh..."pekik Zio bahkan teman temanya belum mengetahui masalah yang sedang ia hadapi.

"Ia kak nanti soal bad logo buat topi kita letakan di depan saja" Zio mendengar suara yang tak asing baginya.

"Bener belajar dari pengalaman kemarin , masa logonya di samping" Zio mengepalkan tanganya saat melihat Lyra berjalan sesekali tertawa bersama Vero.

"Haha...mungkin yang nyetak kurang fokus" Lyra tertawa kecil.

"Kamu naik angkot Ly pulangnya atau perlu aku antar sampai rumah kamu"tawar Vero.

"Mungkin naik angkot aja kak soalnya mau ke pemotretan"jawab Lyra santai

"Masih gue liatin lo deket deket sama cewek gue , tapi jangan harap lo bisa dapetin Lyra gue gak akan biarkan itu terjadi" geram Zio merasa kesal saat melihat Lyra bisa tertawa dengan ringanya.

"Lho Zi kamu kok gak pulang" heran Lyra melihat Zio yang masih depan gerbang.

"Nungguin kamu" jawab cuek Zio melirik tak suka Vero.

"Lha...akukan naik angkot Zi" bingung Lyra.

"No problem...ayo" Zio memberhentikan angkot yang lewat dan menarik tangan Lyra untuk segera masuk ke dalam angkot.

"Aku mau ke tempatnya mbak Anne soalnya aku ada pemotretan dan kata mbak Anne ada hal penting yang akan dibicarakan" ucap Lyra.

"Aku temanin" Zio menggengam tangan Lyra erat karena sesekali angkotnya mengerem mendadak.

"Terserah...." dengus Lyra membuka ponselnya.

"Ini pak berdua" Zio menyerahkan uang ke supir angkot membuat Lyra mendengus.

"Aku bisa membayar sendiri Zio" kesal Lyra segera memasuki bangunan rumah yang besar mewah itu adalah rumah Anne , karena pemotretan akan di lakukan di rumahnya Anne.

" Assalamualaikum Mbak...Anne" sopan Lyra dan melihat Anne sepertinya sedang memilih baju.

"Waalaikumsalam , kamu udah datang Ly bagus tadi Anggera chat mbak kalau dia gak bisa nemenin kamu" Lyra hanya mengangguk karena benar Anggera tidak bisa menemaninya.

"Sekarang kamu ganti baju gih agar pemotretanya tidak mengulur waktu banyak" Lyra segera meletakan tasnya dan mengganti baju sebelum bermake up.

Zio mendelik kesal saat Lyra keluar dari ruang ganti , menggunakan pakaian terbuka.

"Sudah berapa kali aku bilang , jangan mau ketika diberikan baju seperti ini" bisik Zio.

Lyra hanya mengacuhkanya dan duduk di meja rias penuh lampu itu.

"Ya...protes aja sama stylistnya Zio , aku kalau bisa milih gak akan aku pilih baju seperti ini" sewot Lyra memejamkan matanya ketika perias memoles wajahnya.

Zio cuma duduk diam  tak mau berkomentar lagi dan lebih memilih menunggu Lyra selesai.

"Udah...ayo Ly..." suara mbak Anne.

Zio semakin tak suka melihat Lyra dengan make up lumayan tebal di wajah cantiknya.

"Kenapa dia harus mempunyai wajah cantik itu" gerutu Zio.

"Siap...1...2...3.." ucap photografer siap mengambil gambar Lyra.

" ucap photografer siap mengambil gambar Lyra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah beberapa kali melakukan take photo akhirnya Lyra boleh istirahat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah beberapa kali melakukan take photo akhirnya Lyra boleh istirahat.

"Nih..." Zio menyodorkan air mineral ke Lyra dan diterimanya dengan baik.

"Makasih kamu gak pulang soalnya aku masih ada beberapa pemotretan lagi dan ada yang aku bicarakan sama mbak Anne" Zio tersenyum meski bukan perhatian tapi Zio bahagia melihat Lyra yang menayakan kondisinya.

"Aku bakal nunggu kamu" Zio mengelus rambut Lyra dengan sayang.

"Beneran kamu gak keberatan...kalau kamu mau kamu bisa pulang , lagian aku gak nunggu kamu buat nunggu aku" Lyra merasa tidak enak hati dengan Zio , yang sepertinya bosan menunggunya.

"Udah kamu selsaian aja dulu pemotretan" Lyra mengangguk dan mengganti bajunya sebelum melakukan pemotratan lagi.

Lyra mulai melakukan pose depan kamera dengan sangat sexy apalagi tatapan tajam matanya , yang tidak pernah ia lakukan dalam keseharian dengan tatapan tajam , angkuhnya.

"Thank ya...Ly" Anne mengajak Lyra duduk disofa yang di tempati Zio.

"Oh...ia mbak mau ngomongin apa" tanya Lyra melepas seluruh pernak pernik di rambutnya.

"Gini actually aku udah nyiapin persiapan ini dari sebulan lalu di yogyakarta buat dua belas tahun Annelin berkarya , dan aku harap kamu bisa ikut dalam acara yang sangat aku nantikan selama ini" Lyra bingung harus menjawab seperti apa.

"Itu berapa lama mbak" kali ini bukan Lyra yang bersuara melainkan Zio , karena Zio merasa ada yang janggal ketika Lyra akan pergi.

"Kalau aku akan pergi nanti malam , tapi Lyra bisa datang kok saat sehari sebelum acara jadi Lyra tidak ada masalah buat izin sekolah cuma sehari dan tidak membutuhkan waktu yang lama" jelas Annel.

"Nanti aku tanyain ayah dulu mbak kalau ayahku ngizinin , insyallah aku akan mengikuti acaranya" Lyra tidak bisa mengambil keputusan sekarang karena kepergianya adalah izin dari ayahnya.

"Itu juga paling penting Ly apalagi ayah kamu adalah orang tua tunggalmu sekarang" seru Anne.

"Yaudah mbak aku mau ganti baju dulu terus mau pamit" Lyra berdiri dari duduknya dan memasuki ruang ganti.

"Kamu suka sama Lyra" tanya Anne seketika Zio berusaha tenang dengan ekspresi datarnya.

"Gak usah ditanyakan soal itu mbak" Zio mulai membuka ponselnya mengacuhkan pertanyaan Anne.

"Dasar bocah sekarang" gumam Anne tersenyum.

"Mbak aku pamit dulu assalamualaikum" pamit Lyra selesai mengganti bajunya.

"Waalaikumsalam"sahut Anne melihat kepergian Lyra di susul Zio.

"Kamu kenapa Zi tumben hari ini gak bawa mobil kamu" itulah yang di pikirkan Lyra sedari tadi , dengan sikap Zio yang aneh pikirnya.

"Kamu punya masalah...." Zio kali ini tak bisa mengelak dari pertanyaan Lyra.

"Hem....semua fasilitas dari orang tuaku di cabut dari mobil , kartu apa saja diblokir oleh papaku , katanya biar aku bisa menghargai cara hidup" Lyra tersenyum dia jujur juga suka jika Zio mau menyadari betapa sulitnya hidup ini ketika mandiri tanpa campur tangan orang lain.

"Kamu sekarang pulang gih...dan besok aku bakal bantuin kamu cari kerja" seru Lyra.

"Ker...kerja" kikuk Zio.

"Ia kerja dan kamu bisa tau maksud orang tua kamu melakukan ini semua tuh apa , Semangat!!" Lyra mengacungkan kedua jempolnya ke Zio membuat Zio gemas denganya.

"Yaudah ayo pulang" Zio menarik Lyra dan memberhentikan bus yang lewat.

VOTE & COMEENT

aku katakan sekali lagi KESADARAN DIRI JANGAN MISQUEEN KEYBOARD BUAT SATU VOTE DAN JANGAN PERNAH LELAH OLAHRAGA JARI BUAT COMEENT....

AKU HANYA MINTA ITU GAK LEBIH DAN AKU JUGA GAK MAKSA CUMA AKU HANYA MAU KESADARAN DIRI , UDAH ITU DOANG....

PENYESALAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang