FLASHBACK ON
Zio mengantarkan Erika ke rumahnya karena Erika sendiri yang meminta untuk pulang dan tidak ke rumah sakit.
"Orang tua lo mana" tanya Zio datar.
"Bonyok lagi ke luar negri urusan bisnis" ucap Erika sambil memijat kecil kakinya.
"Kaki lo masih sakit sini gue urut bentar" Zio menatap kasihan Erika dan memegang kakinya untuk segera diurut.
"Ash...sakit Zi..."rintih Erika.
"Gimana udah mendingan" ucap Zio diangguki Erika.
"Lo mau minum sebentar gue ambilin" Zio mencegah Erika ketika akan turun dari ranjang.
"Nggak usah lagian kaki lo masih belum sembuh" cegah Zio.
"Kalau gue duduk terus sembuhnya bakal lama udah lo disini aja dulu, gue bisa kok" Zio membiarkan Erika pergi.
Erika tersenyum evil saat memegang gelas berisi jus yang kemudian ia campur dengan obat perangsang.
"Maafin gue Zi demi dapetin lo gue harus lakuin ini" monolog Erika.
Erika melihat Zio memainkan ponselnya dan tersenyum evil.
"Zio nih...jus buat lo" ucap Erika duduk di sebelah Zio.
"Btw thank" Zio menerima minuman dari Erika.
Zio meminum jus dari Erika, melihat itu Erika tersenyum kemenangan.
"Kok panas ya...Er coba lo kencengin Acnya" keluh Zio hingga membuka dua kancing seragamnya.
"Udah kok ini yang paling kenceng" Erika juga membuka kancing bajunya, membuat Zio yang masih setengah sadar kaget melihatnya.
"Mau apa lo, Er jangan gila" Zio merasakan tubuhnya semakin tak terkontrol saat Erika duduk di pangkuanya.
Erika membuka seluruh bajunya hingga menyisahkan bagian dalamnya, Zio langsung melumat bibir Erika dengan ganas.
"Bagus... setelah ini tinggal kirim ke Lyra dan hancur semua" batin Erika melihat kamera yang sudah ia rencanakan sebelumnya.
FLASHBACK OFF
Zio teringat kejadian kemarin dan kini Zio menatap Erika penuh kemarahan.
Plak..
Zio menampar Erika dengan kerasnya membuat Erika kaget."GARA GARA LO GUE HARUS KEHILANGAN LYRA PUAS LO, LIHAT LYRA SEKARANG TINGGALIN GUE DAN YA SEKARANG LO PERGI DARI HIDUP GUE PERGI" bentak Zio.
"HAHA...IA GUE SUKA BAHAGIA LIAT LO SAMA LYRA HANCUR, dan lo nyuruh gue pergi jangan ngaco Zio inget lo orang pertama yang renggut mahkota gue jadi jangan kaget kalau ada janin yang tumbuh di rahim gue dan itu anak lo" Erika pergi begitu saja.
"Akh...gak gak mungkin Lyra...ly" Zio segera berlari mencari Lyra seperti kesetanan.
"Dimana Lyra..." tanya Zio kepada Anggera yang sedang duduk di gazebo bersama teman lainya.
"Kalian duluan ya" ucap Anggera kepada teman temanya.
"Pergi jangan pernah lo cariin Lyra, cukup lo sakitin Lyra kedua kalinya dan biarkan Lyra ngejalanin hidupnya sendiri" Anggera langsung pergi meninggalkan Zio.
Sementara Lyra sudah bulat untuk mengambil kontrak itu sekarang Lyra memutuskan ke kantor Anne.
"Kapan mbak aku harus ke Amrik" tanya Lyra.
"Kamu serius udah siap ini bukan brand main main Lyra" tanya Anne memastikan lagi.
"Aku serius mbak...kalau aku akan mengambil kontrak ini" ucap Lyra penuh keyakinan.
"Ok nanti malam kamu bisa melakukan penerbangan ke Amrik sama mbak, biar mbak bimbing kamu dulu untuk beberapa waktu" Lyra mengangguk.
"Lyra mbak boleh tanya sama kamu" Anne mengajak Lyra duduk di sofanya.
"Tanya apa mbak" Anne dapat menangkap kalau Lyra habis nangis dan marah besar.
"Kamu kenapa nangis siapa yang bikin kamu nangis" tanya Anne membawa Lyra ke pelukanya.
"Jangan pernah ada yang di sembunyiin dari mbak Lyra, mbak takut kalau kamu gak cerita sama mbak terus jadi beban pikiran kamu apalagi kamu juga kerja yang ada kamu mikirin masalah pribadi sama pekerjaan jadi satu bisa buat kamu depresi" Anne menghapus sisa air mata Lyra.
"Huft...Zio...mbak..." Lyra menceritakan semuanya yang bikin Lyra kembali menitihkan air matanya.
"Cowok brengsek" geram Anne yang mendengar cerita dari Lyra.
"Udah sekarang secara perlahan kamu belajar buat lupain Zio, percaya sama mbak di luar sana kamu pasti menemukan seseorang yang lebih baik dari Zio" tutur Anne.
"Makasih mbak..." lirih Lyra dan memikirkan apa yang dikatakan Anne sangat benar.
"Sekarang kamu siap siap gih nanti malam buat langsung berangkat, pakai pesawat pribadi mbak aja ok dan jangan lupa hubungin orang tua kamu" Lyra mengangguk karena ayah dan adiknya adalah keluarga yang ia miliki sekarang.
"Atau gini mbak suruh supir buat jemput ayah sama Derend, karena mbak takutnya tiba tiba Zio datang kerumah kamu" Lyra termenung dengan ucapan Anne.
"Ia mbak makasih kalau gitu" Lyra setuju untuk saat ini Lyra masih belum siap hanya untuk bertemu Zio. Anne mulai menghubungi supirnya agar menjemput adik serta ayah Lyra.
"Kamu jaga diri baik baik disana, ingat disana itu negara orang nak...kamu harus jaga kesehatan terutama itu pesan ayah" kini mereka sudah berada di bandara.
"Ia ayah...Lyra akan selalu merindukan ayah dan Lyra bakal ingat pesan dari ayah" Lyra dan ayahnya saling berpelukan.
"Mbak Lyra..., nanti kalau aku kangen sama mbak gimana" Lyra tersenyum melihat Derend menangis dihadapanya, karena selama ini Derend anak yang kuat dan mandiri.
"Nantikan bisa video call, dan ya mbak mau kamu lukus SMP dengan nilai terbaik itu pesan mbak, bikin mbak mu ini bangga sama kamu" Derend langsung memeluk saudara satu satunya yang adalah Lyra.
"Aku pasti bakal penuhin pesan mbak" ucap Derend diangguki Lyra.
"Yaudah ayo Ly...kita permisi dulu pak" ucap Anne diangguki Ilham ayah Lyra.
"Hati hati...buat kalian" Lyra mengangguk dan mencium tangan ayahnya.
"Assalamualaukum yah" ucap Lyra.
"Waalaikumsalam" ucap Derend dan ayahnya.
VOTE & COMEENT.
WEHEEE GAK NYANGKA UDAH MAU ENDING DAN YA BUAT YANG UDAH IKUTIN CERITA INI DARI AWAL AKU TERIMAKASIH BANGETTT APALAGI YANG UDAH VOTE & COMEENT AKU LUVVV DEH SAMA KALIAN.
SENENG BISA DOUBLE UP....
OH...YA Gini ada spoiler dikit nanti di part selanjutnya ada ketambahan satu tokoh lagi...hehe...
KAMU SEDANG MEMBACA
PENYESALAN
Romance( sequel CRAZY GIRL ) BTW INI PERTAMA KALI AKU BIKIN SUATU SEQUEL DARI CERITAKU SEBELUMNYA AND AKU BIKIN BEDA GENRE DARI SEBELUMNYA. JIKA KAMU MEMANG NIAT BACA TERIMAKASIH DAN JIKA INGIN MENGHUJAT TOLONG PERGI. ...