BAB 23

5.4K 219 2
                                    

Lyra mengerenyitkan bingung melihat mobil mewah terus mengikutinya dari  samping ketika Lyra berjalan menuju halte.

"Maaf mbak atau masnya kalau mau jalan silahkan jalan saja gak perlu berjalan disamping saya karena jalan untuk mobil masih lenggang" kesal Lyra mengetuk kaca mobil itu.

Lyra mempercepat jalanya tapi mobil itu terus mengikutinya.

"Beneran nyuruh aku pergi" Lyra segera melihat sumber suara itu yang berasal dari dalam mobil itu.

"Zi....zio kamu" kaget Lyra, Zio pun mengangguk dan turun dari mobilnya.

"Ia ini aku emang siapa lagi hm..." tanya Zio mencubit pipi Lyra.

"Kamu udah..." Zio mengangguk tau maksud Lyra.

"Ia aku udah di bebasin sama papaku soal hukuman itu, dan sekarang aku bisa bawa kemanapun tuan putriku ini kemanapun" Lyra mendengus saat merasakan sifat sombong Zio kembali lagi.

"Jangan sombong dan boros harusnya kamu bersyukur kalau papa kamu masih mau memberikan fasilitas kamu lagi" Zio hanya menunjukan senyumnya dan menatap Lyra sendu.

"Aku suka kamu perhatian sama aku dan tandanya kalau kamu masih menyimpan cinta buat aku" Lyra malu dan menatap sekitar lalu dengan berani tanganya ia kalungkan di leher Zio.

"Serius kamu suka perhatian dari aku, tapi ingat perhatian aku gak bisa sepenuhnya buat kamu karena ada masanya saat aku tidak akan ada lagi buat kamu dan itu hanya tuhan yang tahu" rahang Zio seketika mengeras dan tidak suka dengan ucapan Lyra.

Zio tersenyum evil dan menarik pinggang Lyra sehingga berada di dekapanya.

"Nggak akan terjadi karena diri kamu hanya buat aku dan itu akan selamanya sampai nafas terakhirku itu hanya kamu" Lyra mengangguk dan melepaskan tangan Zio dari pinggangnya.

"Kenzio kamu harus tau kalau beberapa waktu kedepan akan ada tiga kemungkinan yang pertama kamu dan aku akan melangkah ke jenjang yang baru , kedua  kamu dan aku akan lebih sabar menunggu waktu dan yang ketiga...kamu dan aku akan menjadi orang asing yang akan berusaha menggosok masa lalu" ucap Lyra dengan senyum manisnya.

"Dan yang paling aku takuti adalah yang ketiga karena aku pernah menjadi orang yang menjadi saksi perubahanmu , aku senang bisa menemani jalanmu bahkan meski kelak bukan aku Zio dan ketika yang ketiga itu terjadi aku takut kalau nantinya aku susah melupakan itu dan malah buat aku tersiksa Zio" ucap Lyra dengan segera Zio memeluk Lyra.

"Stop jangan pernah berbicara apapun soal itu" Lyra mengangguk dia bisa menangkap dari sorot mata Zio yang tak ingin kehilanganya.

"Nanti malam aku harap kamu bisa tampil cantik" ucap Zio membuat Lyra bingung dengan maksudnya.

"Maksudnya..." beo Lyra.

"Nanti ada pesta aniversarry pernikahan papa sama bundaku yang ke delapan belas tahun" Lyra tersenyum bahagia.

"Wow...selamat ya, nanti aku pasti datang kok" senang Lyra karena dia juga ingin mempunyai rumah tangga kelak seperti orang tua Zio.

"Harus, yaudah berangkat sekolah yuk" Zio membuka kan pintu mobil untuk Lyra.

"Makasih" ucap Lyra kepada Zio.

"Aku salut sama orang tua kamu bisa mengarungi bathra rumah tangga sampai sejauh ini, dan itu bakal jadi inspirasi aku kelak saat sudah berumah tangga" Zio mengangguk membenarkan dia sendiri juga salut sama kedua orang tuanya, yang sibuk tapi masih memperdulikanya dan memberikan kasih sayangnya.

"Ia apalagi jelas watak dan sifat keduanya beda tapi papa dan bundaku tau cara melengkapi satu sama lain" Lyra berharap rumah tangganya akan seperti itu nantinya.

"Nanti ada dress code khusus gak" tanya Lyra yang berfikir nanti bisa meminta bantuan Anne.

"Nggak sih, awalnya bunda mau konsep tionghoa karena bundakan berdarah tionghoa gitu tapi papa gak setuju dia maunya gaya belanda tapi gitu sebaliknya bunda yang gak setuju dan keduanya memutuskan untuk gaya elegan itu jalan tengahnya" jelas Zio menbuat Lyra tertawa dan suka cara orang tua Zio dalam menyikapi hal kecil.

Tanpa mereka sadari mereka sudah sampsi di sekolah dengan tatapan tak suka apalagi melihat Lyra turun dari mobil Zio.

"Aku kelas dulu, nanti kalau pulang kamu langsung aja ke parkiran" ucap Zio membuat Lyra memutar bola matanya malas.

"Aku nanti bisa pulang sendiri Zi karena mbak Anne nyuruh aku ke butiknya dan sekalian tanya gaun mana yang cocok, terus kalau gak jadi aku nanti telphone kamu kok" jelas Lyra diangguki Zio.

"Biar aku anter aja Lyra" keukeh Zio.

"Zio kamu pasti sibuk juga kan, mending kamu bantuin papa sama bunda kamu buat persiapan" tutur Lyra membuat Zio berpikir.

"Yaudah kalau gitu aku bakal jemput nanti malam dan bersiaplah jadi calon nyonya Melvino" Lyra tersenyum malu dan mengangguki ucapan Zio.

"Yaudah aku kelas dulu...bye" Lyra melambaikan tanganya ke Zio dan berlari menuju kelasnya.

"Cantik" gumam Zio saat melihat senyum manis Lyra.

VOTE & COMEENT

sorry kalau aku updatenya lama tapi sumpah kondisi kesehatan tubuhku sangat lemah terus mengakibatkan aku telat up...
dan untuk yang udah mau VOTE & COMEENT aku makasih bangettt....

PENYESALAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang