BAB 27

5.1K 187 2
                                    

Lyra duduk di taman sekolah menikmati angin semilir yang menerpa rambut kecoklatanya, sambil menunggu Zio yang ingin bertemu denganya.

"Jangan biarkan rambut indah ini menutupi wajah cantikmu" Lyra mengenali sungguh suara ini yang adalah suara Zio, yang langsung duduk disebelahnya dengan menyelipkan rambut Lyra di telinganya.

"Receh tau nggak..." dengus Lyra tersipu malu.

"Ngapain aku ngomong hal yang gak masuk akal tapi kenyataan yang aku ucapkan itu memang benar" seru Zio memetik bunga dan menambahkan di selipan telinga Lyra.

"Dari...sekian banyak cewek di sekolah ini kamu hanya ngucapin kata kata receh gitu sama aku" Lyra tertawa kecil dan menatap lekat manik mata Zio yang ikut tersenyum kearahnya.

"Haha because are you really special for me" Zio mengacak rambut Lyra karena gemas melihat ekspresinya yang terus tersenyum manis.

"That's impossible Zio and i believe you will say that to your woman someday" Lyra menarik nafas dan membuangnya sungguh ia ingin waktu dimasa depanya dihabiskan bersama Zio, tapi Lyra tidak tahu rencana tuhan kedepanya apa.

"not someday or next time but now, you are that's my woman" Zio membawa Lyra kepelukanya, tempat ternyaman bagi Lyra karena berada di dekat Zio ia merasa terlindungi tanpa ke khawatiran.

"Itu mau kamu tapi kita tidak tahu mau tuhan itu seperti apa, dan jika tuhan sudah mentakdirkan kita untuk bersatu maka kita akan bersatu tapi jika tuhan ingin kita pisah maka kita juga akan terpisah" Lyra mendongakan kepalanya menatap wajah tampan lelaki yang memeluknya saat ini.

"Tapi aku selalu berdo'a sama tuhan agar kelak aku bisa menghabiskan waktu bersama gadis dihadapanku ini" Lyra mengangguk dan berdo'a apa yang di inginkan Zio sama dengan nya agar menjadi kenyataan.

"Tuhan pasti mendengarkan do'a kamu. Btw tadi kamu nyuruh aku kesini ngapain" tanya Lyra bingung dan melepaskan dirinya dari pelukan Zio.

"Maaf..." gumam Zio membuat Lyra mengerenyit bingung.

"Maaf kenapa lagi sih Kenzio" kesal Lyra masih dibuat bingung.

"Tadi gak jemput kamu dan bikin kamu hampir terlambat" celetuk Zio membuat Lyra tertawa.

"Haha....dari tadi soal itu toh, ngapain minta maaf sih lagian aku gak marah" Zio bingung melihat Lyra yang hanya santai tidak cemburu buta seperti gadis lainya.

"Kamu gak cemburu kalau aku tadi sama..." ucapan Zio menggantung yang malah dijawab gelengan Lyra.

"Aku nggak bakal marah atau cemburu, biarkan tuhan yang mengatur semua jika kamu memang tergoda maka kamu memang bukan orang yang ditakdirkan tuhan buat aku" seru Lyra.

"Bunda aku tadi...di telphone nyokapnya Erika kalau aku diminta jemput dia, karena ban mobilnya bocor" jelas Zio diangguki Lyra.

"Udah nggak papa lagian nolongin orang juga dapat pahala kok" Lyra mengelus rambut Zio yang acak acakan itu.

"Kamu terlalu baik untuk jadi manusia di dunia yang sungguh mengerikan ini" ucap Zio membuat Lyra bingung tapi seketika Lyra kembali menerbitkan senyumnya.

"Dunia ini tidak mengerikan Zi, tapi dunia ini akan menjadi indah sebagai mana kita bisa menjalani dan mensyukuri apa yang tuhan berikan" tutur Lyra menatap langit yang mendung.

"Tapi kata orang hidup akan lebih indah ketika kita berjalan menikmati bersama orang yang kita cintai" Lyra mengangguk dan ada benarnya juga ucapan Zio.

"Bener, kamu nanti ada pemotretan" tanya Zio diangguki Lyra.

"Kamu kalau ada basket nanti kalau pulang jangan nunda nunda nanti sakit, soalnya awan lagi mendung mungkin sebentar lagi hujan" ucap Lyra memberikan pengetian.

"Siap, pokoknya nanti kamu kalau selesai pemotretan aku jemput" tutur Zio membuat Lyra menggeleng keras.

"Nggak usah Zio kamu juga lelah habis latihan basket, mending pulang aja terus istirahat kalau nggak gitu belajar dan jangan sampai aku denger kalau kamu sakit" Zio akhirnya mengangguk pasrah.

"Yaudah kalau gitu dan kamu juga jangan maksain yang sekiranya udah gak bisa kamu lakukan" Lyra juga mengangguk.

"Balik kelas sebentar lagi bel masuk bunyi" Zio menahan tangan Lyra ketika akan berdiri.

Cup...
Secepat kilat Zio mencium pipi Lyra membuat Lyra malu dan memukul pelan lengan Zio.

"Apaan sih kamu tuh" dengus Lyra beranjak dari duduknya.

Zio memandangi Lyra yang berjalan meninggalkanya dengan muka yang kesal membuat Zio gemas dengan sosok Lyra.

Kringgg....
Bel pulang tanda sekolah berbunyi semua murid berhambur keluar dari kelas.

"Zio..." kaget Lyra melihat Zio berdiri depan kelasnya.

"Kamu beneran nggak mau aku anter" tanya Zio menatap lekat Lyra.

Lyra tersenyum melihat Erika yang disamping Zio dengan menatapnya penuh kebencian.

"Nggak papa Zio, lagian kamu kan ada latihan basket terus harus nganter Erika malah jadi bolak balik" Zio memandang Erika kesal.

"Biar Lyra sama gue lo anter aja lonte satu ini" sahut Anggera baru keluar dari kelas.

"Mulut lo kagak pernah disekolahin apa" bentak Erika ke Anggera.

"Ang udah, Zio sekarang kamu anterin Erika aja gih inget kalau udah selesai latihan langsung pulang sebentar lagi hujan soalnya" Lyra tau Zio mudah sakit saat lama lama dengan air hujan.

"Ia...yaudah kamu juga hati hati" Zio mengacak rambut Lyra dan pergi duluan.

"Gue nggak nyangka kalau masih ada uler yang berusaha hancurin lo sama Zio" kesal Anggera mendapat kekehan kecil dari Lyra.

VOTE & COMEENT

PENYESALAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang