BAB 16

7.3K 264 2
                                    

Lyra terpaksa izin ditengah tengah pelajaran karena hari ini, hari keberangkatanya untuk mengikuti jalanya acara Anne.

"Ly...izinin aku nganter kamu please..." Zio berlari dan menarik tangan Lyra hingga Lyra jatuh kepelukanya.

"Zio ini masih jam sekolah kamu gak boleh bolos hanya nganter aku" tegas Lyra memperingati.

"Biarin apapun bakal aku lakuin asal aku bisa nganter kamu ke bandara dengan selamat" Lyra kaget ternyata Zio sekeras kepalanya kebangetan.

"Zio, pkalau kamu bolos terus mau hukuman kamu dari orang tuamu diperpanjang" ancam Lyra mengingatkan.

"Aku gak peduli Lyra yang aku mau, aku bisa nganter kamu sampai bandara dengan selamat" kekeuh Zio membuat Lyra kehabisan akal.

"Ok...fine terserah kamu, tapi aku mau pulang dulu ganti baju yang di pinjemin dari Anggera sekalian mau pamit sama ayah" Lyra berjalan mendahului Zio yang tersenyum kemenangan.

Lyra memberhentikan angkot yang lewat dan langsung menaikinya diikuti Zio.

"Asallamualaikum yah..." salam Lyra saat berada diambang pintu.

"Waalaikumsalam...jadi Ly berangkat sekarang" tanya Ilham ayah Lyra.

"Jadi kok yah, mangkanya Lyra pulang dulu buat pamit sama ayah nanti sampein salam Lyra buat Derend pas udah pulang sekolah dan ini juga Lyra mau ganti baju dulu" Lyra mencium tangan ayahnya dan memasuki rumahnya.

"Lha...Zio ini mau ikut sama Lyra" tunjuk Ilham ke Zio yang berdiri dibelakang Lyra tadinya.

"Ndak kok om saya cuma mau nganterin Lyra sampai bandara" Zio ikut menyalimi tangan Ilham.

"Oh...syukurlha om kira Lyra bakal sendiri ke bandara ternyata ada pangeranya toh" goda ayah Lyra membuat Zio tersenyum malu.

"Ayah apa apan sih...yaudah yah Lyra berangkat dulu asallamualaikum" pamit Lyra sudah siap dengan pakaianya.

"Waalaikumsalam, jaga kesehatan ndok makan dengan teratur jangan lupa" Lyra mengangguk mendengar penuturan ayahnya.

"Dapat dari mana baju seperti ini" sinis Zio memberhentikan taxi yang lewat.

"Dipinjemin sama Anggera" Lyra membenarkan letak tasnya.

"Jangan lama lama yang buat aku rindu sama kamu" Zio menyandarkan kepalanya dipundak Lyra.

"Ikh...Zio jangan gini alay tau nggak" kesal Lyra.

"Aku akan merindukanmu beberapa hari kedepan" bisik Zio.

"Zio aku cuma sehari disana terus aku langsung pulang ketika acaranya selesai" ketus Lyra mendorong kepala Zio dari pundaknya.

"Tapi itu seperti setahun Alyra buatku" kekeuh Zio.

"Zio sekarang aku tanya sama kamu, dulu pernahkah kamu bersikap seperti ini mengucapkan kata manis depanku tidak kan jadi terbiasalah seperti dulu, seperti kamu membiarkan aku pergi kemanapun kamu perdulikah tidak kan sekarang bersikap lha seperti itu" Lyra menatap lekat Zio.

Sungguh ucapan Lyra sangat menyakiti hatinya tapi ia tak pernah menyalahkan perkataan dan perbuatan Lyra karena Zio merasa ia pantas mendapat cacian makian dari Lyra, tapi sekarang tidak pernah Lyra katakan denganya.

Zio lebih memilih diam dan memperhatikan wajah cantik Lyra yang terlihat kelelahan.

"Nona kita udah sampai di bandara" ucap supir taxi itu.

"Oh makasih ya pak.." Zio menyerahkan uang ongkos ke supir tapi di halangi oleh Lyra.

"Kamu masih butuh uang itu jadi hematlah" tegas Lyra memberikan uang ke supir.

"Makasih, sekarang kamu hati hati disana makan, tidur dengan teratur" sungguh Zio merasa kehilangan Lyra walau ditinggal cuma beberapa hari.

"Inget jangan putus asa buat apapun, aku mencintaimu" Lyra hanya diam saat Zio memeluknya dan mengelus punggungnya.

"Ly kamu ganti baju biasa gih, kamu terlalu cantik untuk menjadi pandangan orang lain selain aku" ketus Zio banyak yang memandangi Lyra.

"Ly kamu ganti baju biasa gih, kamu terlalu cantik untuk menjadi pandangan orang lain selain aku" ketus Zio banyak yang memandangi Lyra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lah kamu gak nyadar kamu juga di pandangi orang banyak" Lyra menatap sekelilingnya.

"Maklum aku kan ganteng" Lyra memutar bola matanya malas ketika mendengar ucapan Zio dengan percaya dirinya.

"Yaudah aku dulu habis ini penerbanganku"

"Hati hati...aku akan merindukanmu" Lyra hanya tersenyum dan melanjutkan jalanya.

Lyra sudah memasuki pesawat jujur ini pertama kalinya ia menaiki pesawat dalam hidupnya.

"Semoga selamat sampai tujuan amin, paling satu jam lebih mungkin perjalanan sampai sana" gumam Lyra memejamkan matanya.

Setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam lima belas menit Lyra sampai dan keluar dari bandara mencari jemputanya.

"Dengan nona Lyra" tanya seseorang berhenti depan Lyra dengan mobilnya.

"Ia saya Lyra anda siapa" bingung Lyera.

"Saya Ardi non, suruhan nyonya Anne buat njemput nona Lyra" sopan orang itu.

"Panggil saja saya Lyra paman gak usah pakai embel embel nona segala, yaudah kita langsung ke lokasi aja paman" seru Lyra tertawa kecil.

"Baik non ekh...maaf non maksudnya Lyra...ayo" Lyra mengelengkan kepalanya melihat kelakuan supir yang menjemputnya.

"Paman udah lama kerja sama mbak Anne" tanya Lyra agar tidak sepi didalam mobil.

"Lumayan udah dua tahun setengah saya kerja sama mbak Anne" Lyra mengangguk mengerti.

"Ini masih jauh pak sampai tempatnya" tanya Lyra merasakan tubuhnya sangat lelah.

"Ndak kok Ly sebentar lagi nyampai" Lyra melihat sekeliling pinggir jalan dari kaca mobil.

Setelah beberapa menit mereka sampai tempat acara Anne akan diselengarakan banyak orang sepertinya gladi bersih.

"Non masuk aja soalnya mbak Anne ada di dalam" Lyra mengangguk dan memasuki gedung atau lebih tepatnya hotel yang sangat mewah.

"Mbak...Anne" seru Lyra memanggil Anne.

"Alyra...hey kamu udah datang syukurlah, bagaimana pendapat kamu tentang dekorasi ini semua ada yang kurang kah" tanya antusias Anne.

"Nothing ini udah perfect mbak...modelnya cantik cantik banget" Lyra melihat banyak model berjalan diatas catwalk dengan anggun cantiknya.

"Terimakasih dan ya nanti kamu bakal jadi tamu spesial mbak dan disana kamu akan duduk" Anne menunjuk kursi utama.

"Mbak gak usah berlebihan deh" Lyra merasa tidak enak hati ketika diperlakukan seperti ini.

"Udah nurut aja sekarang kamu ke hotel gih pasti kamu lelah" Lyra mengangguk dan merasakan kalau dirinya butuh istirahat.

"Ok...makasih mbak buat semuanya" ucap Lyra berpelukan dengan Anne layaknya perempuan pada umumnya.

VOTE & COMEENT

PENYESALAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang