Prolog

31.3K 903 42
                                    

Play to mulmed 🔝
🎶 Bumkey, When I Saw You 🎶


🌼🌼🌼


Dalam tradisi pagi di keluarga kecil David, sebelum berangkat sekolah ataupun pergi ke kantor mereka semua wajib sarapan bersama di ruang makan. Rachel yang mengharuskan ini sejak ia dan David menikah. Dan semenjak mereka di karunia dua orang anak yang tampan dan cantik, tentu saja rutinitas paginya yaitu membuatkan sarapan untuk suami dan anak-anak tercinta.

Seperti pagi ini misalnya. Setelah selesai menunaikan sholat subuh, ia langsung ke dapur menyiapkan segala sesuatunya. Hari ini ia akan memasak nasi goreng kecap kesukaan sang suami dan kedua anaknya.

Beberapa menit kemudian, semua hidangan yang sudah ia masak telah tersaji di atas meja makan. Masih menggunakan celemek bermotif bunga sakura, Rachel menghapus peluh yang menempel di dahinya. Ia tersenyum senang melihat hasil karyanya hari ini.

Nasi goreng kecap dengan tambahan irisan bakso yang diiris beberapa bagian dan taburan daun bawang juga beberapa potong timun, tomat dan jeruk nipis sebagai hiasan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nasi goreng kecap dengan tambahan irisan bakso yang diiris beberapa bagian dan taburan daun bawang juga beberapa potong timun, tomat dan jeruk nipis sebagai hiasan. Jangan lupakan telur mata sapi yang di goreng setengah matang.

Dan segelas susu putih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan segelas susu putih.

Melihat jam yang menempel di dinding, ia menghela napas. Sudah pukul 6 tapi kedua anaknya belum bangun juga. Menghela napas pelan, ia akhirnya menuju ke lantai atas, dimana kamar anak-anaknya berada.

"Bang! Abang udah bangun?" Teriak Rachel sembari mengetuk pintu bercat putih bersih.

Tak lama daun pintu bercat putih itu terbuka dan menampilkan seorang pemuda tampan yang sudah lengkap dengan seragam putih abu-abunya.

"Morning, Bun." ucapnya sembari tersenyum manis.

"Morning, Sayang. Kamu udah siap? Nesya gimana? Udah kamu bangunin?" Rachel mengelus lengan putra pertamanya yang sudah besar. Bahkan tingginya sudah hampir sama dengan David.

"Udah. Tapi tetep nggak mau bangun."

"Kalau gitu sekarang kamu turun ke bawah sarapan. Pasti Ayah udah nunggu di bawah." pinta Rachel pada putra sulungnya itu.

ElvanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang