Two

3.1K 386 9
                                    

- Tuan Putri dan segala sifatnya-

Kediaman keluarga Bae.

Tuan besar Bae, ayah Irene menuruni tangga, pria yang berusia pertengahan empat puluh itu nampak masih gagah seperti biasanya meski uban sudah bermunculan dari rambut cepak nya. Tuan besar bae terkenal dengan kepandaian dan keuletannya sehingga membuatnya jadi tampak lebih tua dari umurnya, tapi Suho begitu mengagumi dan menghormati sosok ayah Irene itu.

"Joonmyeon,kamu sudah sarapan?" Tanya tuan besar Bae sambil tersenyum. Hanya dia yang biasa memanggil nama lengkap Suho tanpa terdengar canggung.

"Belum ajusshi" Suho tersenyum malu membalasnya. Kedua orang tua Suho sedang melakukan perjalanan bisnis ke Austria, dan dia tidak suka sarapan sendirian di meja yang ukuranya lebih panjang dari meja tenis .

Kembali lagi tuan besar Bae tersenyum " ayo kita sarapan sama-sama" ajaknya.

Suho mengangguk,lalu mengambil tempat duduk di samping tuan besar Bae. Suho selalu suka berada di tengah keluarga Bae sebab keluarnya sendiri jarang berkumpul, dan memang sudah sedari kecil dia dititipkan di keluarga Bae, bagi Suho tuan besar Bae sudah ia anggap sebagai ayahnya sendiri. Begitupun sebaliknya.

"Oh ya, bagaimana dengan tahun ajaran baru hm?, Tuan Bae memulai pembicaraan ketika para pelayan rumah menyiapkan roti isi. " Tidak ada yang terjadi dengan joohyun di kelas baru kan?"

"Tidak ada ajusshi, semuanya aman terkendali ." Suho menggeser gelas dan seorang pelayan dengan tanggapnya mengisi gelas itu dengan susu hangat. Suho mendadak teringat sesuatu . "Tapi ajusshi..."

Tuan Bae mengurungkan niat melahap roti isinya, ditatap nya Suho lekat-lekat " tapi ada apa?"

Suho menggeleng kecil, " tidak ada apa-apa sih , cuman di kelas kami ada satu anak namannya Kim Jisoo, dia dari keluarga ... Tidak mampu.

Tuan Bae mengangguk-angguk kecil mendengar laporan Suho. Suho memang sudah biasa melaporkan segala hal yang berkaitan dengan Irene. Bahkan, hal sepele seperti itu sudah biasa dilakukannya selama tujuh belas tahun.

"Ah ya, apa kalian sekelas?"

Suho mengangguk, " Ne dan jisoo duduk di bangku belakang joohyun , tapi ya seperti itu joohyun tidak terlalu suka dengannya."

Tuan besar Bae tidak berkomentar apa-apa, dia terlihat berpikir, garpu dan pisaunya diletakan di atas meja , ia bukan berarti tak tahu, ia sangat ingat bila sekolah itu memang memiliki beberapa anak kurang mampu . " Soman gak bilang apa -apa" gumam tuan Bae

Soman adalah kepala sekolah SMA unmyeong sekaligus sahabat tuan Bae, ketika Irene mer ngek meminta untuk masuk sekolah formal, tuan Bae setengah mati menolaknya dengan keras, hingga akhirnya dengan usaha Irene sendiri tuan Bae menyanggupi dengan syarat bahwa Irene dan Suho harus masuk ke SMA unmyeong, selain dia bisa menitipkan Irene, sekolah itu juga tidak jauh dari rumah.

" Good morning" suara lembut Irene menyentakkan tuan Bae dan Suho, gadis itu menghampiri mereka dengan wajah cerah, tasnya di pegang oleh salah satu pelayan.

Irene menghambur mencium pipi kanan tuan Bae dengan sayang, lalu dia segera duduk di depan Suho . "Pagi, Suho."

"Pagi,Rene" balas Suho, tersenyum senang melihat Irene yang memulai hari dengan ceria. Rupanya film pitch perfect Yang mereka tonton semalam ternyata berpengaruh baik untuk mood Irene.

"Lagi ngobrolin apa?" Tanya Irene kepo, seorang pelayan menyendokan bubur kacang merah ke mangkuk irene. Karena tak kunjung menjawab, mata Irene memicing menatap ayahnya dan juga Suho. "Ngomongin aku ya? Hm?"

Bibir tuan Bae tertarik ke atas " pasti dong, anak Appa yang cantik begini sayang banget kalo tidak diomongin"

Bibir Irene mengerucut langsung " Appa ini hobi banget nimbun dosa" cibirnya membuat Suho dan juga tuan Bae tertawa kecil. Irene menyendok buburnya penuh semangat.

Like a Star [KJSxBJH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang