Twenty nine

1.5K 229 19
                                    


Aku tidak akan berpaling dari perpisahan ini, Itu tak terelakan meskipun mengejarnya. Aku akan terus menyimpan kenangan ke tempat itu sekarang 

Aku ragu untuk melampauinya, Tapi semua orang telah berdiam diri, Namun kita telah merangkul satu sama lain, dan kita telah menjadi lebih kuat - Sayonara no Imi - Nogizaka46

....

Hari ini setelah beberapa hari izin, Irene akhirnya kembali pergi ke sekolah, Sebelumnya Tuan Bae sudah melarangnya, namun Irene bersikeras untuk tetap masuk. Ada sesuatu yang ingin irene lakukan sebelum merasa menyesal. 

Dia tak peduli harus berdebat dan hampir bertengkar dengan Appanya, yang terpenting adalah dia kembali ke sekolah sbeelum benar-benar tidak akan kembali

Irene terdiam menatap gerbang sekolahnya . Sebelumnya dia tak pernah menyadari bahwa gerbang itu berkarat dan  cat hitam yang melekat beberapanya sudah terkelupas, rupanya tak sekokoh apa yang ia kira.

Kemudian di tatapnya lantai di koridor terlihat bersih dan berkilau, tentu saja karna ada yang membersihkannya, Suho pernah menceritakan padanya bahwa sekolahnya ini sebenarnya pernah memiliki cleaning service otusourcing namun dihentikan karena penjaga sekolah rupanya sudah lebih cukup, dan terbukti betapa rajinnya sang penjaga di  pagi hari , sudah bersih-bersih sebelum siswa datang.

Ketika ia melangkah menuju lapangan basket , Irene menatap salah satu bangku taman tempat dia biasa menghabiskan waktunya sebelum bertemu dengan Jisoo. Bangku itu terlihat begitu nyaman dan hangat .

Irene sampai di depan lorong kelasnya, ia mendongak melihat pada papan nama kelas itu. Teringat pertama kali dia masuk ke kelas itu, Irene begitu membencinya karena harus mendapat bangku di tengah nomor tiga, dan Irene sama sekali tidak pernah berpikir ataupun menyangka bila posisi bangku itu akan mengubah segalanya.

Irene melangkah masuk setelah Suho membuka pintu, Perubahan jelas Irene rasakan, suasananya tak lagi seperti ketika pertama kali menginjakan kaki di kelas itu. Teman-temannya tak peduli lagi dnegan kehadiran Irene maupun Suho, bahkan suara pujian berganti dengan sindiran serta ejekan.

Saat Irene mencoba mengabaikan itu sembari melangkahkan kaki ke arah bangkunya, seperti biasa, ia mendapati Jisoo sudah duduk tenang di bangkunya, tak lupa sebuah buku tebal yang tampak lama berada dalam genggamannya.

Meski bila dilihat Jisoo begitu tenggelam dalam bukunya, namun Irene masih dapat merasakan bahwa Jisoo mengawasi dirinya melalui sudut mata, tapi Irene memilih untuk tak menyapa Jisoo seperti biasa, sebab Irene sudah berjanji dan menyanggupi apa yang Jisoo inginkan.

Tak lama kemudian, Sandara muncul dengan ekspresi tak secerah biasanya, Para muridpun segera duduk tenang di bangku masing-masing sementara Sandara meletakan buku-buku di meja guru.

Seperti biasa kegiatan pembuka mengawali kelas yaitu dengan berdoa , setelahnya Sandara memberitahukan bahwa hari itu para murid diminta untuk melakukan observasi, ia cukup merasa gugup karna terus kepikiran akan pemberitahuan dalam rapat nanti.

Suara riuh semangat dari para murid mulai terdengar, hanya Irene, Suho dan Jisoo yang terlihat tak bereaksi apa-apa

Setelah diberikan instruksi untuk kumpul di kebun belakang sambil membawa buku dan pena, satu per satu para siswa melangkah keluar kelas. Sedangkan Irene hanya menunggu mereka semua keluar, lalu bangkit. Sandara menatap gadis itu bersimpati, dan membiarkannya keluar lebih dulu bersama Suho.

Sesampainya di kebun , Sandara menyuruh para murid untuk mengelilingi sebuah ember yang berisikan kompos, kemudian dia dengan perlahan menjelaskan tujuan pembelajaran sampai dengan menjelaskan cara pembuatan kompos itu.

Like a Star [KJSxBJH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang