Thirty Four

1.5K 220 36
                                    


Eunbi menatap pintu yang bertuliskan VIP nomor 5, tangannya meremas keras pada seikat bunga , sementara tangannya yang lain menggenggam gagang pintu, ia ragu ingin masuk ke sana. bayangan beberapa minggu lalu terputar begitu saja dalam otaknya.

Flashback

Malam itu seteah meras cukup menunggu dan memperhatikan dalam kejauhan, dengan lemas eunbi kembali menuju ruangan ayahnya, pikiran dan hatinya penuh dengan orang yang baru saja di operasi oleh ayahnya.

Membuang nafas dengan berat, eunbi memilih tak masuk dulu, dia malah mengambil duduk di depan ruangan ayahnya. ia merasa miris sekali, mencitai tanpa bisa memiliki, berusaha membuat orang yang ia cintai bahagia namun harus menahan rasa sakit. Dan kini ia justru memilih menunggui Irene yang operasi dari jarak yang jauh.

"Eunbi" suara berat seorang laki-laki menyadarkannya dalam lamunannya singkat.

"Kenapa kamu duduk di luar?" tanya laki-laki itu yang tak lain adalah dokter kwon ayahnya sendiri.

Eunbi menggeleng kecil, lalu tersneyum tipis pada ayahnya "lagi pengen duduk di sini aja yah" jawabnya singkat

"Operasinya Irene gimana?"tanyanya pelan

"Berjalann dengan baik, tadi sempet kritis tapi ayah berusaha sepenuhnya dan bisa stabil kembali, kamu gak papa?" tanya dokter kwon yang menyadari sang anak terlihat tak seperti biasanya.

"Aku.. gak papa" jawabnya berusaha tenang. Dokter kwon mengambil duduk di sebelah eunbi

"Doakan yang terbaik untuk Irene semoga cepat sadar, kamu pasti tahu dia itu anak yang kuat yang gak nyerah gitu aja,"

air mata eunbi menetes tiba-tiba, melihat itu dokter kwon membawanya ke dalam pelukan 

"Ini memang terasa berat, tapi kamu sudah berusaha untuk mencitai dan menyayangi Irene dengan caramu, jadi jangan berhenti." 

Eunbi melepas pelukan itu lalu beralih menatap kepada ayahnya dengan dahi yang berkerut.

"berharap yang terbaik, dan lakukan apa yang ingin kamu lakukan untuk Irene" 

Flashback off

Didorongnya pintu itu, akhirnya Eunbi memilih masuk, namun dilihatnya Irene masih saja tertidur. terhitung sudah 2 minggu Irene tak kunjung sadar dari komanya, meski lukanya kian lama sudah menutup serta pendarahnnya sudah berhenti, namun kesadarannya belum kembali. ,

Eunbi melihat arlojinya yang menunjukan pukul 6 pagi, ruangan itu tampak sepi , sepertinya kali ini ia beruntung karena tak mendapati ada suho atau siapapun di sana, ini adalah kali keduanya ia membawakan bunga untuk Irene. dengan pelan Eunbi menaruh bunganya di vas menggantikan bunga yang sedikit layu.

'Cepat sadar, ada yang selalu menunggu dan mengaharapkanmu kembali' tulisan dalam seutas kertas itu dilipat lalu diletakan di atas nakas dekat vas oleh Eunbi. Lalu pergi keluar tanpa meninggalkan suara sedikitpun.

Sementara itu di sekolah...

Para siswa bahkan guru sudah mendengar tentang kabar Irene , dan kini banyak yang merasa bersalah sebab pernah menyangka yang tidak-tidak tentang Irene.

Semua orang pun mulai memahami. bila penyakit Irene lah yang selama ini membuat gadis itu tampat terlihat sangat manja. Keberadaan Suho di sampingnya pun jug masuk akal. Sebab salin memili golongan darah yang sama, Suho juga menjaga Irene dari halphal yang bisa membahayaknnya. Karena jika mengalami pendarahan. akan repot karena lukannya susah menutup. irenepun tak boleh terlalu kecapkekan karna darahnya bisa saja menggumpal .

Like a Star [KJSxBJH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang