Twenty

1.7K 248 9
                                    


Kamu sudah pasti adalah kamunya aku

Dan aku sudah pasti adalah akunya kamu – Mau Gimana Cinta Kita? Melly Goeslaw-

Suho berjalan cepat sambil menggendong Irene, beruntunglah kalau saat itu masih jam pelajaran sehingga ia tak perlu repot menghindari para murid di koridor. Dengan keras suho menendang paksa pintu kelas sehingga terbuka lebar, ia menduudkan Irene lebih dulu diatas mejanya sebelum membuka ransel, mengeluarkan sebuah kotak yang yang berisi bandages dan kasa lalu membuka beberapanya dengan terburu-buru.

Ia sedikit bernafas lega karna tak lupa membawa kantong plastik, diberikannya kantong plastik tersebut kepada Irene.

"Rene buang di sini ya," kata Suho memerintah, dengan nurut Irene membuka mulutnya di atas plastik, dan darah segar pun keluar dari mulutnya ketika ia meludahkannya. Suho kemudian memberinya kain kasa yang sduah dibuka tadi.

"Ini bagian yang luka disumpal dulu , aku ke kantin bentar"

Segeralah Suho melesat pergi ke kantin dan langsung membuka pintu lemari pendingin dan mengeluarkan botol hitam yang selama ini disimpannya lalu pergi dari sana. Youngshin-shin hanya memandang cowok itu dengan heran, karna terlihat begitu terburu-buru sampai tak menyadari beberapa minuman jatuh dari tempatnya.

Begitu tepat sampai di samping Irene, Suho membuka botol hitam itu lalu mengeluarkan sebuah alat suntik dengan dua botol kecil yang berisi carian bening. Dengan cepat ia mencampu kedua isi dari botol itu menggunakan alat penguhubung, lalu menyedotkan isi itu ke dalam alat suntik, selepas itu ia mencabut jarum di mulut suntikan dan menggantinya dengan tudung sembur yang bentuknya kerucut di bagian ujungnya.

Hati-hati Suho mengeluarkan kassa yang ada di mulut Irene, kasa itu telah penuh dengan darah segar. Dengan mata Yang menyipit Suho berusaha melihat luka di dalam mulut Irene yang ternyata berada d pipi bagian dalam sebelah kanan masih terus mengeluarkan darah.

Jujur saja Suho merasa begitu sangat panik, namun dia berusaha untuk tetap tenang terutama ketika membidik suntikan itu ke arah lukanya, Tapi tangannya begitu bergetar karena Suho sudah cukup lama tidak melakukannya. Suho memjamkan matanya sambil menarik nafas dalam-dalam, meyakinkan dirinya sendiri jika dia sudah memiliki kemampuan dan terlatih untuk itu melakukan itu.

"Rene tahan dulu sebentar ya," Lirih Suho menekan ujung suntikan itu, ia menyemprotkan dengan pelan obat itu tepat pada lukanya. Sementara rene masih setia membuka mulutnya lebar-lebar. Untuk beberapa saat Suho mengamati luka itu sampai akhrnya darahnya berhenti mengalir, Ia pun jadi benapas dengan lega.

Kembali lagi Suho menyodorkan kantung plastik yang tadi untuk Irene, Irenepun langsung membuang sisa darah di mulutnya , sementara Suhio membereskan semua alat-alat kesehatan beserta kasa ke dalam tempatnya dan memasukannya kembali ke dalam tas.

"Rene" panggil Suho dengan keras membuat Irene sedikit terlonjat.

Cowok itu menatap tepat pada mata Irene , wajahnya juga tampak mengeras " Jangan pernah kamu lakukan itu lagi, ngerti." Katanya dengan penuh penekanan, Suho terlihat begitu frustasi saat itu.

Kedua alis Irene menyatu sedih, dia menatap suho dengan penuh menyesal. " Mianhae Suho-ah"

Raut wajah Suho yang menegang sudah hilang, iapun menggelengkan kedua kepalanya kuat-kuat lalu menyugar rambutnya dengan jari, ia sudah begitu lega ketika apa yang di takutinya tidak pernah terjadi, namun hari ini ia mendapatkannya, semuanya terjadi karna kesalahannya, ia merasa begitu lengah dan lalai dalam menjalankan tugas, dan itu lah dia menilai dirinya tidak bisa tegas dan bertanggung jawab, ia sungguh kecewa dan begitu bersalah terhadap Ayah Irene juga.

Like a Star [KJSxBJH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang