-Menjaga Perasaan yang semakin lama semakin lemah-
"Itu karna kamu masih di sini."
kembalilah Jisoo tertegun ketika kalimat itu yang malah keluar dari bibir gadis angkuh yang mendadak berubah jadi manis seperti itu.
Jisoo membuang muka sebab tidak tahu bagaimana menanggapi gadis dsampingnya itu, tapi sialnya dia malah melihat dua siswa kelas 10 dihadapnya sedang takjub akibat kalimat yang Irene lontarkan.
"Rupanya di sini enak juga" kata Irene berkomentar, semua orang yang di sekitarnya langsung menoleh pada Irene, gadis itu kembali menatap pada Jisoo ." jadi selama istirahat kamu selalu kesini?"
Jisoo memaksakan diri untuk melihat ke arah lain , tapi tidak bisa karna rupanya sraf motorik matanya lebih tertarik untuk membalas tatapan gadis didepanya itu.
"mm ya"
Irene kembali tersenyum " Kalau begitu aku juga mulai sekarang ke sini" katanya dengan sorot mata yang berbinar mengabaikan perubahan ekspresi Jisoo juga dua siswa di depanya, ia hanya merasa senang dan nyaman di ruang perpustakaan itu , dan pada akhirnya bukan hanya bermain ipad di dalam kelas tapi dia bisa menikmati hal lain.
Jisoo melirik ke samping kiri, tempat irene duduk, gadis disampingnya itu telah tenggelam pada kegiatan menggambar di buku sketsa yang dibawanya. Rambut Irene yang berwarna hitam sedikit kecoklatan halus tergerai menutupi sebagian samping wajahnya, sehingga membuat Jisoo berkeinginan unutk menyelipkan rambut itu ke belakang telinga.
Irene sungguh menepati janjinya untuk menghabiskan jam istirahat di perpustakaan. Jisoo selalu tak nyaman bila gadis itu setiap kali memperhatikannya, tapi ketika keadaan terbalik dimana Irene sendiri sedang sibuk dalam dunianya sendiri, teerlihat sangat menyenangkan di dalam pandangan Jisoo, sehingga Jisoo jadi bisa berganti mempehatikannya.
Dan juga selama itu tak ketinggalan dua anak kelas 10 yang juga sering satu meja dengan mereka berdua saat ini tengah peri entah kemana, Jisoo yakin dua bocah itu pindah ke dekat jendela di samping pintu supaya bisa mengintip Suho yang ada di luar.
Sejak Irene ada disana, Jisoo tak bisa lagi dengan mudah untuk berkonsentrasi pada bukunya, saat baru mulai bisa mencerna satu paragraf, gerakan dari Irene entah itu hanya sekedar menopang dagu atau menyibakkan rambut yang menghalangi matanya itu membuat fokus Jisoo jadi buyar.
dan saat ini Jisoo tengah memikirkan cara baru untuk dapat berkonsentrasi yaitu dengan berusaha meyakinkan diri dan membuat mindset bahwa dia berada di atas batang pohon besar di tengah hutan yang tidak ada siapapun, hanya dia, buku dan juga dedaunan pohon. Menghirup nnapas panjang , berharap aroma hutan yang ia bayagkan tapi kenyataanya dia malah mencium aroma Irene.
Sungguh gila!!!!, Jisoo bangkit dari duduk, dia sudah tidak mampu untuk menahannya, dia harus mencari tempat lain yang tidak Irene tahu, kalau tidak dia sungguh akan berakhir dengan sangat gila.
"Kamu mau ke mana? tanya Irene bingung sewaktu mendaoti Jisoo yng tiba-tiba berdiri seperti itu
"Mau ganti buku," bohong Jisoo, dia melakukannya supaya Irene tidak terus mingkuti kemana dia pergi.
Irene hanya percaya saja dengan ucapan Jisoo, dia mengangguk kecil kemudian meneruskan vas bunga yang digambarnya, dia harus menyelesaikan itu secepat mungkin sebelum tiba hari ulangtahu mendiang ibunya.
Sementara itu Jisoo terburu-buru melangkah menuju rak pojok paling belakang, dia sengaja menjauhi keramaian dalam hal ini benar-benar tidak ada segelintir orang disana, karna bagian rak itu hanya diisi koran-koran lama juga buku mengenai hukum perpolitikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Like a Star [KJSxBJH]
FanfictionJoohyun tidak pernah tau kalau apa yang dia ucapkan dapat menyakiti hati orang lain, dia hanya tau bahwa dia spesial, selama ini dia menilai orang berdasarkan apa yang dia lihat dari film hingga akhirnya dia bertemu dan berurusan dengan jisoo , gadi...