twelve

2.1K 331 19
                                    

Pada jam istirahat, Irene mendorong Pintu perpustakaan secara perlahan, lalu mengintip ke dalam, awalnya Suho melarangnya untuk pergi ke perpus karna memang cowok itu tidak suka Irene pergi kesana, tapi setelah melakukan berbagai cara memohon-moho...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pada jam istirahat, Irene mendorong Pintu perpustakaan secara perlahan, lalu mengintip ke dalam, awalnya Suho melarangnya untuk pergi ke perpus karna memang cowok itu tidak suka Irene pergi kesana, tapi setelah melakukan berbagai cara memohon-mohon kepada Suho, akhirnya dia bisa kembali mengunjungi perpus. Irene memang selalu bsa meluluhkan hati Suho dengan berjanji akan langsung mnghubunginya bila terjadi hal yang tidak dinginkan.

Sembari memperhatikan kahanan, Irene melangkah kaki masuk ke dalam perpus, tapi sepertinya indra penglihatanya tak menemukan keberadaan Jisoo disana, Jisoo tidak tampak di manapun, sejak Irene rajin datang ke sana, gadis itu sering menghilang lebih tepatnya tidak kelihatan. Pernah suatu kali Irene menghabiskan jam istirahatnya hanya untuk mencari Jisoo di antara rak perpus.

Hari ini perpus terasa lebih lenggang, hanya ada dua orang anak sedang duduk di meja , khusuk dengan bukunya masing-masing. Tidak ada satupun yang menyadari kehadiran Irene yang sibuk mengedarkan pandangan sambil sesekali menoleh ke kanan dan ke kiri, mencari sosok Kim Jisoo.

Irene memilih melangkah ke rak buku fiksi dalam mode diam, ia mengintip lorong kanan dan kirinya yang sepi. Pepustakaan sekolahnya itu bagian dalamnya terlihat seperti labirin, Jisoo pernah menjelaskan kepadannya, kalau koleksi perpustakaan sekolah sebagian besar berasal dari donatur.

Lagi asyiknya mengamati, tanpa sengaja Irene menemukan sosok Jisoo tengah berjalan dari balik rak buku sejarah. Sambil mengendap-endap, Irene mengikutinya dari belakang. Jisoo berbelok di rak buku bagian astronomi, dia sibuk mengamati buku-buku, menarik salah satu buku yangs udah dipilih kemudian dia dengan tenang duduk di lantai.

Irene menyunggingkan senyum tipis, dia mengamati Jisoo yang tenggelam dengan bacaanya. Cahaya matahari yang masuk menerobos dedaunan dan kaca jendela, menjadikan pemandangan di depannya itu semakin terasa indah.

Jisoo yang serius membaca buku selalu menarik di dalam pandangannya, sikapnya yang tak peduli jika sudah di hadapkan dengan buku seolah memikatnya, menjadikan dirinya untuk selalu tak ingin lepas memperhatikan. Irene selalu merasa dilidungi , dijaga dari hal-hal yang terlihat berbahaya meski sepele, tapi jika bersama Jisoo terasa berbeda, bagaimana gadis itu menjaganya pun terasa berbeda, Jisoo bisa membuatnya merasa menjadi... normal?!.

Jisoo menelengkan lehernya ke samping kanan dan kiri sewaktu merasa pegal, kemudian tiba-tiba dia menyadari kehadiran sesosok gadis berambut panjang berkulit pucat kayak setan sedang berdiri di balik rak terdiam sambil menerawang , Jisoopun memicingkan matanya, berusaha untuk lebih fokus, kemudian dia merasa lega sewaktu mengetahui kalau ternyata yang berdiri disana adalah Irene

Tadinya dengan deg-degan sebab takut Jisoo berniat hendak lari, tapi sewaktu tahu kalau itu Irene, ia merubah ekspresi datar.

"Ngapain sih berdiri di situ, bikin kaget " gurutu Jisoo yang tengah menetralkan debaran jantungnya.

Irene, melangkah keluar dari tempat persembunyiannya, kemudian menghampiri Jisoo.

"Kamu lagi baca apa?"

Like a Star [KJSxBJH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang