fiveten

2.2K 289 33
                                    

"Jika aku dapat mengungkapkan perasaan sebenarnya

Apakah kegelisahan di hatiku akan menghilang?" Kim Jisoo

Apartmen Jisoo

"oh ya kalian ingin minum apa?"

Gyuri bertanya kepada Irene dan Suho, sementara Jisoo menatap tak suka Gyuri yang menawarkan minum kepada keduanya, setelah semau selesai, Jisoo berniat akan berbicara serius dengan Gyuri, Jisoo harus tahu seperti apa sebenarnya pesaan Gyuri terhadap Suho, dan bertekad mencegahnya sebelum terlambat.

" sembarang ri" jawab Irene riang

"Air putih saja ." kata Suho mengoreksi Irene." tapi jangan panas dan jangan dingin ya."

"bilang aja hangat" cibir irene kepada Suho.

Jisoo hanya diam menatap Suho dan Irene bergantian, dia tidak habis pikir kepada dua anak itu, bagaiaman bisa Irene dengan mudahnya menyatakan cinta kepadanya, sedangkan gadis itu saja sudah memiliki suho?

Jisoo memutuskan pergi menuju kamar mandi, terlalu pusing untuk memikirkan hal itu. Ia ingin mengganti baju dan tak mungkin ia mengganti baju di sana, karna apartmen sederhana ini tidak memiliki kamar. Mungkin saat ini yang ia butuhkan adalah kesunyian untuk beberapa saat, membenahi pikiran dan hatinya yang dirasa kacau. Jisoo melewatinya sambil membawa dua gelas air putih hangat, kemudian meletakkannya di meja.

"Gyuri-ya jisoo mau kemana?" tanya Irene setelah menegak tandas airnnya.

"Mungkin mau ganti baju" jawab Gyuri, meski jelas melihat ekspresi tidak suka kakaknya saat tadi berpapassan tadi. Dia sudah tahu Jisoo pasti terlalu malas untuk mengobrol bersama dan memilih untuk mencari tempat sunyi dan belajar dsana. Kadang Gyuri merasa Jisoo terlalu mengekang dirinya sendiri dengan belajar, dia melupakan sesuatu yang membuat hatinya menjadi senang.

"Apa dia memang selalu seperti itu,?" tanya Suho . " jangan bilang dulu pas mbrojol udah langsung bisa baca!"

Gyuri dan Irene langsung tertawa mendengar ucapan suho. " tidak lah, Justru dulu waktu sd dan smp Jisoo eonni tuh siswa terbodoh di sekolah, dia selalu ranking bawah, pokoknya dulu males banget kalo disuruh belajar."

"Haa jinja???" seru Irene dan Suho secara bersamaan, mereka begitu kaget dengan dan tak menyangka dengan pernyataan Gyuri barusan, jadi jisoo pernah bodoh? , sementara gyuri semakin tersenyum geli

"Jinjayo, dia berubah drastis setelah orang tua kami meninggal,"kata gyuri, yang kemudian menyembunyikan senyun di wajahnya. " itu karna dulu dia menjanjikan sesuatu yang tidak pernah dia tepati."

"janji itu belajar kah?" tebak Irene, membuat mata Gyuri melebar.

"Ne, Jisoo unnie dulu berjanji akan belajar, tapi.... kedua orang tua kami lebih dulu tidak ada, jadi sekarang hanya belajar yang ada di dalam otaknya."

Suho dan Irene terdiam, keduanya masih menyimak serius cerita Gyuri.

"Lagi pula, kami tidak bisa terus bergantung dengan tabungan peninggalan orang tua kami, jadi kami harus pandai-pandai berhemat," Gyuri menjeda sejenak ucapanya lalu menatap kedua orang didepannya itu bergantian." Jisoo unnie bertekad mengejar beasiswa untuk kuliah nanti, jadi karna itulah dia belajar begitu keras.

"whoah" Suho mendadak bersimpati pada Jisoo dan Gyuri " aku tidak tahu kalau sebegitu ambisinya Jisoo"

Irene sendiri sudah lebih dulu tenggelam dalamm pikirannya, dia teringat kata-kata Jisoo sewaktu diperpustakaan siang tadi. Jadi, ini kah ujian yang sedang Jisoo hadapi, jisoo harus kehilangan orangtuanya di usia muda dan sekarang harus belajar dengan sangat keras demi mngubah nasib, berbeda jauh dengan dirinya dan Suho, Jisoo dan gyuri sungguh gadis yang mandiri dan pekerja keras.

Like a Star [KJSxBJH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang