Fourty

3.6K 298 79
                                    

"I think that's enough until here is the material I explained, thank you" Jisoo menutup pemaparan materi dan mengembalikan acaranya kepada moderator. Setelah para pemateri menyampaikan paparannya kemudian dilanjutkan sesi diskusi singkat bersama mahasiswa kedokteran universitas salzburg dan diskusi tersebut berlangsung kurang lebih 60 menit. Jisoo menjadi pemateri terfavorit bagi audience karna kepiawaiannya dalam menjawab dan menyampaikan materi , dia mudah sekali membawa audience benar-benar menikmati jalannya seminar. Selain itu dia adalah pemateri termuda diantara dua pemateri lainnya.

Para mahasiswa segera bangkit dan keluar dari auditorium ketika sang moderator menutup acara seminar tesebut. Jisoo terlebih dahulu membereskan buku dan bersalaman dengan dua pemateri lainnya yang tak kalah hebat.

"Ms. Jisoo Thank you for your cooperation. You are truly extraordinary" Ucap Dr. James, salah satu kenalan dosennya di Seoul yang mengajaknya untuk mengisi acara seminar internaisoanl kesehatan di Salzburg, pria itu sangat menyukai Jisoo karna Jisoo adalah mahasiswa yang cerdas dan penuh tanggung jawab, Jisoo menyelesaikan sekolah kedokterannya dalam waktu 3 tahun, kini dia sedang mengambil spesialis satu.

"Ah thank you sir" jawab Jisoo tersenyum dengan sopan, tapi di dlama dirinya dia tak merasa sehebat itu.

"I have written a recommendation for you to get a scholarship in Paris Lord, and Gangsun will help you with that" Dr. James menepuk bahu Jisoo, sudut bibirnya tertarik keatas , dan binar wajahnya terlihat bangga "You deserve it"

Mata Jisoo segera terbuka lebar, ia menatap Dr.james dengan tak percaya " Re-really? Oh my god Thank you sir, I really do "

Dr. James melambai dan kembali melangkah keluar ruangan diikuti dengan dosen dan dokter yang lain. Jisoo menatap punggung itu sampai menghilang dari pandangannya. Ia menghea napas lega, saking leganya, dia bisa saja terjatuh merasa tak kuat lama-lama berdiri di atas tanah, namun hal itu tidak ia lakukan karena ia tak ingin dianggap aneh oleh pantia atau buruknya terkunci di ruang auditorium itu.

Jisoopun segera keluar dari auditorium, kini ia menyusuri koridor kampus yang begitu ramai dengan para mahasiswa.Ia tak pernah menyangka akan menjadi pemateri di seminar internasional yang diselenggarakan di luar korea, benar-benar tak pernah jIsoo membayangkannya, hanya saja ia bermimpi ingin mengambil spesialis di luar korea dan rupanya semua itu terjadi.

Jisoo sangat bersyukur, atas kerja kerasnya semuanya bisa dia capai. Sejak irene pergi tanpa pamit dengannya, jisoo benar-benar serius belajar agar lolos ujian perguruan tinggi, namun beberapa hari kemudian kyuhyun menghampirinya dan memberitahukan bahwa salah satu donatur di sekolah tertarik membiayai Jisoo untuk berkuliah di kedokteran. Jisoo tak menyianyiakan kesempatan itu, ia tak jadi melanjutkan proses masuk ke prosi kurikulum dan teknologi pendidikan.

Kalau setelah orang tuanya meninggal ia tak berani lagi bermimpi menjadi dokter sungguhan, maka saat detik dimana kyuhyun menghampiri dengan membawa kabar baik , semangat meraih cita-cita yang diimpikannya pun menguat.

Belajar tekun dan berusaha semaksimal mungkin membuahkan hasil yang memuaskan, Jisoo lulus cepat dan menajadi kebanggaan professor , Suho dan Gyuri. Tepat di hari kelulusannya itu ia baru tahu bahwa donatur yang membantunya tak lain adalah Appa Irene.

Jisoo mengetahui itu dari Suho, suho bercerita, hari dimana Jisoo bertemu dengan Appa Irene untuk pertama kalinya, Saat itu tuan Bae melihat kesungguhan dan ketulusan dari Jisoo, karna itulah akhirnya ia memutuskan untuk membiayai Jisoo sampai Jisoo dapat menjadi seorang dokter spesialis.

Dan kali ini Jisoo sudah memiliki rencana untuk masa depannya, impiannya meneruskan di salzburg terwujud, dia mengincar universitas di negara tersebut karena seseorang.

Like a Star [KJSxBJH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang