Twenty Seven

1.4K 215 17
                                    

Jisoo menutup ruang Kyuhyun dengan sangat pelan-pelan, selain menjabat sebagai guru mata pelajaran, Kyuhyun juga memegang jabatan sebagai kepala bidang kesiswaan.

"Duduklah" Kyuhyun mempersilahkan Jisoo untuk duduk di kursi yang ada di depannya itu sebelum memaikai kaca mata bacanya.

"Jadi begini, Jisoo"

Jisoo sendiri sudah dalam mode memperhatikan, memasang telinga baik-baik ketika Kyuhyun mmebuka percakapan. Tidak ada siapa-siapa disana, kecuali dia dan Kyuhyun, sekertaris Kyuhyung mungkin sedang membeli makanan di luar, dan Jisoo agak lega mengetahui itu.

"Akhir-akhir ini, semua nilaimu turun, masalahnya turunya gak cuman satu angka, tapi bisa 3 bahkan setengah dari nilai biasa." Kyuhyun menyodorkan sebuah kertas kepada Jisoo" lihat? Gak cuman Mtematika, tapi kimia, fisika biologi bahkan bahasa sekalipun!,.. "

"Apa yang terjadi denganmu??"

Jisoo meneguk ludah ketika membaca satu persatu nilai yang tertera di kertas itu, Bagi murid lain itu niali yang biasa, atau di biliang standar, tapi, Jisoo bukanlah dalam golongan itu, dia bukan murid-murid itu, dia tidak memiliki orang tua tau kerabat yang bisa membiayai kuliahnya nanti, dan bila dia tidak bisa mengembalikan nilainya maka, berakhir sudah impian yang dia rancang.

"Emm Saya... " Tiba-tiba Jisoo merasakan tenggorokannya kering, " Saya baik-baik saja songsaenim."

Mata Kyuhyun menyipit sebentar, pria itu lalu mencongdongkan tubuhnya sedikit lebih maju " Apa semua ini Karena... Bae Joohyun?"

Mata Jisoo melebar, pertanyaan kyuhyun begitu tepat sasaran, Jisoo bahkan hanya mampu membuka kecil mulutnya, dia begitu tak menyangka.

" Saya tahu kamu memiliki hubungan khusus dengan Joohyun dan lebih dari sekedar sahabat bukan" Kyuhyun tersenyum tipis, sangat tipis , dan pria itu sangat puas karna Jisoo sama sekali tidak mengelak , juga sempat sedikit menegang dan mengalihkan pandangannya dengan gelisah.

"Tenanglah aku tidak akan menghakimimu, itu terserah kamu dan Joohyun dan kalian bukan yang satu-satunya disini" jelas Kyuhyun membuat Jisoo menatap tak percaya dengan guru killer di depannya itu.

"Hanya saja yang sangat saya sayangkan adalah... kamu gak bisa mempertahankan nilaimu, semenjak kamu pacaran nilaimu jadi seperti ini "

Tatapan tak percaya itu seperkian detik berubah menjadi nanar, memikirkan kata-kata Kyuhyun, Jisoo merasa apa yang dikatakan ada benarnya. Nilai –nilai Jisoo memang turun sejak dia mengenal Irene lebih dekat, tapi di sisi lain , Jisoo masih belum percaya.

"Songsaenim ... saya sudah tidak lagi pacaran dengan Irene" kata Jisoo yang sudah tak lagi kehilangan kata-kata.

"Mulai sekarang, saya akan berusaha untuk belajar lebih keras lagi. Saya akan perbaiki nilai saya."

Untuk beberapa saat, Kyuhyun diam menatap Jisoo dengan simpati. Dia menghela napas sebelum membuka suara kembali.

"Jisoo, ada yang ingin saya sampaikan kepadamu, emm Harusnya ini wewenang wakil kepala sekolah, tapi beliau menyerahkan semuanya dengan saya selaku bidang kesiswaan dan pembinamu di sini."

Mata Jisoo segera kembali membulat. " Ada apa ya songsaenim?"

Kyuhyun menghela napas, dia membetulkan letak kacamata dan mulai menatap lekat Jisoo. " Ini soal beasiswa yang donatur berikan . Mereka sudah memutus beasiswa untuk kamu."

Seperti di sambar petir, jantung Jisoo terasa berhenti berdetak. "A-apa?"

"Sesuai dengan perjanjian di awal dulu, bahwa beasiswamu akan di stop begitu nilai kamu mengalami penurunan, Masih ingat?"

Like a Star [KJSxBJH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang